KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena rahmat dan petunjuknyalah saya dapat menyusun makalah ini dengan
baik.Makalah ini merupakan salah satu tugas yang kami kerjakan sebaik mungkin.
Kami
mengucapkan terimakasih kepada para pembimbing kami.Terutama pada dosen yang
memberi pengarahan demi penyempurnaan makalah yang kami buat. Tak lupa kami
mengucapkan terimakasih kepada orang tua kami yang membimbing kami dalam proses
pengerjaan makalah.
Kami
berharap makalah ini dapat berguna bagi siapapun yang membacanya.Kami merasa
bahwa makalah yang kami buat jauh dari sempurna, oleh karena itu kami memohon
kritik dan saran dari pembaca untuk acuan makalah yang kami buat
berikutnya.Akhir kata kami ucapkan terima kasih atas perhatiannya.
Medan,
26 September 2014
Hormat
Kami
Tim
Penyusun
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar ………………………………………………………. 1
Daftar Isi ………………………………………………………. 2
Bab I
Pendahuluan ………………………………………………………. 3
Bab II
II.
1 Penjelasan Tentang Hipotesis ……………………………… 4
II. 2 Arah Pengujian Hipotesis ……………………………… 5
II.
3 Pengujian Hipotesis ……………………………………… 10
Bab III
Kesimpulan ……………………………………………………… 17
Saran …………………………………………………….... 17
Daftar Pustaka ……………………………………………………… 18
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam
kehidupan nyata sering sekali kita menduga- duga suatu kejadian atau hasil apa
yang kita dapatkan atas apa yang sudah kita lakukan. Setiap manusia pasti akan
menerka-nerka suatu kegiatan karena sebelum melakukan kegiatan seseorang pasti
telah melakukan berbagai persiapan.
Dugaan yang dilakukan seseorang biasanya
disertai dengan suatu alasan yang logis karena biasanya orang yang mempunyai
dugaan atas suatu kegiatan pasti disertai dengan suatu alasan dan bukti yang akurat.
Tetapi tidak semua dugaan kita itu sesuai
dengan pendapat orang lain. Terkadang dugaan kita sependapat atau bertentangan
dengan orang lain ataupun diterima dan ditolak oleh orang lain. Oleh
sebab itu agar dugaan ita daapat diterima orang lain maka kita haru memiliki
bukti yang akurat misalnya melalui suatu pengujian.
Hipotesis adalah peryataan sementara atau dugaan sementara
yang harus diuji lagi kebenarannya.
Pengujian Hipotesis Adalah suatu
prosedur yang dilakukan dengan tujuan memutuskan apakah menerima atau menolak
hipotesis mengenai paramater populasi.
BAB II
PEMBAHASAN
II.
1 Penjelasan Tentang Hipotesis
Landasan
penerimaan dan penolakan hipotesis seperti ini, yang menyebabkan para
statistikawan atau peneliti mengawali pekerjaan dengan terlebih dahulu membuat hipotesis
yang diharapkan ditolak, tetapi dapat membuktikan bahwa pendapatnya dapat
diterima.
Contoh :
1. Sebelum
tahun 1993, pendaftaran mahasiswa Universtas GD
dilakukan dengan pengisian formulir secara manual. Pada tahun 1993, PSA Universitas GD
memperkenalkan sistem pendaftaran "ON-LINE".
Seorang Staf PSA ingin membuktikan pendapatnya “bahwa rata-rata
waktu pendaftaran dengan sistem ON-LINE akan lebih cepat dibanding dengan
sistem yang lama” Untuk membuktikan pendapatnya, ia akan membuat hipotesis
awal, sebagai berikut :
Hipotesis
Awal
: rata-rata waktu pendaftaran
SISTEM "ON-LINE" sama saja dengan
SISTEM
LAMA.
Staf PSA tersebut akan
mengambil sampel dan berharap hipotesis awal ini ditolak, sehingga pendapatnya
dapat diterima.
2. Manajemen
PERUMKA mulai tahun 1992, melakukan pemeriksaan karcis KRL lebih intensif
dibanding tahun-tahun sebelumnya, pemeriksaan karcis yang intensif berpengaruh
positif terhadap penerimaan PERUMKA.
Untuk membuktikan pendapat ini, hipotesis awal yang diajukan adalah :
Hipotesis
Awal
: TIDAK ADA PERBEDAAN penerimaan SESUDAH maupun SEBELUM dilakukan perubahan sistem
pemeriksaan karcis.
Manajemen berharap
hipotesis ini ditolak, sehingga membuktikan bahwa pendapat mereka benar!
PENJELASAN
·
Hipotesis Awal
yang diharap akan ditolak disebut : Hipotesis
Nol (
)

Hipotesis
Nol juga sering menyatakan kondisi yang menjadi dasar pembandingan.
·
Penolakan
membawa kita
pada penerimaan Hipotesis Alternatif
(
) (beberapa buku menulisnya sebagai
)



·
Nilai Hipotesis
Nol (
) harus menyatakan dengan pasti nilai parameter.


·
Sedangkan Nilai
Hipotesis Alternatif (
) dapat memiliki beberapa kemungkinan.


3.
Pada sistem
lama, rata-rata waktu pendaftaran
adalah 50 menit
Kita akan menguji
pendapat Staf PSA tersebut, maka
Hipotesis awal dan
Alternatif yang dapat kita buat :


atau


4.
Penerimaan
PERUMKA per tahun sebelum intensifikasi pemeriksaan karcis dilakukan = Rp. 3 juta.
Maka Hipotesis Awal dan Hipotesis Alternatif dapat disusun sebagai
berikut


atau


II. 2 Arah Pengujian
Hipotesis
Pengujian
Hipotesis dapat dilakukan secara :
1. Uji Satu Arah
2. Uji Dua Arah
II.
2.1 Uji Satu Arah
Pengajuan
dan
dalam uji satu
arah adalah sebagai berikut:




Contoh Uji Satu Arah
a.
: = 50 menit b.
: = 3 juta




Nilai tidak dibagi dua, karena seluruh diletakkan
hanya di salah satu sisi selang, misalkan :




Wilayah Kritis **) :
atau 


*)
adalah suatu
rata-rata yang diajukan dalam 


**) Penggunaan z atau t tergantung ukuran
sampel
sampel besar menggunakan z; sampel kecil menggunakan t.

misalkan :




Wilayah Kritis **) :
atau 



daerah terarsir daerah penolakan hipotesis
daerah tak
terarsir daerah penerimaan hipotesi
II.2.2 Uji Dua Arah
Pengajuan
dan
dalam uji dua
arah adalah sebagai berikut :




Contoh Uji Dua Arah
a.
: = 50 menit a.
: = 3 juta
: 50 menit
: 3 juta




Nilai dibagi dua, karena diletakkan di
kedua sisi selang
misalkan :




Wilayah Kritis **) :
dan


atau


*)
adalah suatu
rata-rata yang diajukan dalam 


**) Penggunaan z atau t tergantung ukuran
sampel
sampel besar menggunakan z; sampel kecil menggunakan t.

daerah terarsir daerah penolakan hipotesis
daerah tak
terarsir daerah penerimaan hipotesis
Tabel Rumus
Pengujian Hipotesis
![]() |
Nilai
Uji Statistik
|
![]() |
Wilayah
Kritis
|
1.
![]()
sampel
besar
n
![]() |
![]()
s dapat diganti
dengan s
|
![]() ![]() ![]() |
![]() ![]() ![]() ![]() |
2.
![]()
sampel kecil
n<30
|
![]() |
![]() ![]() ![]() |
![]() ![]() ![]() ![]()
db =
n-1
|
3.
![]()
sampel-sampel besar
![]() ![]() ![]() ![]() |
![]()
Jika
![]() ![]() ![]() ![]() |
![]() ![]() ![]() |
![]() ![]() ![]() ![]() |
4.
![]()
sampel
-sampel kecil
![]() ![]() |
![]() |
![]() ![]() ![]() |
![]() ![]() ![]() ![]()
db =
![]() |
II. 3 Pengujian Hipotesis
II.3.1 Pengujian Hipotesis Rata-Rata
1. Sampel besar
(n > 30)
Untuk
pengujian hipotesis satu rata-rata dengan sampel besar ( n > 30),
uji statistikanya menggunakan distribusi Z. Prosedur pengujian hipotesisnya
ialah sebagai berikut.
1)
Formulasi hipotesis
a)
H0 : μ1 = μ2
H1 :
μ1> μ2
b)
H0 :
μ1= μ2
H1 :
μ1< μ2
c)
H0 :
μ1= μ2
H1 :
μ1 ≠ μ2
2)
Penentuan nilai α (taraf nyata) dan nilai
Z tabel (Zα)
Menentukan nilai α sesuai soal
(kebijakan), kemudian menentukan nilai Zα dan
Zα/2
ditentukan dari tabel.
3)
Kriteria pengujian
a)
Untuk H0 : μ1 = μ2 dan H1
: μ1 > μ2
1)
H0diterima jika Z0 ≤ Zα
2) H0 ditolak jika Z0 ˃ Zα
b) Untuk H0 :μ1 = μ2 dan H1 :
μ1<μ2
1) H0 diterima jika Z0 ≥
-Zα
2) H0 ditolak jika Z0 ˂ -
Zα
c) Untuk H0 :μ1 = μ2 danH1 :
μ1 ≠ μ2
1) H0 diterima jika -Zα/2 ≤
Z0 ≤ Zα/2
2) H0 ditolak jika
> Zα/2 atau
< -Zα/2


4)
Uji statistic

5)
Kesimpulan
Kesimpulan
pengujian merupakan penerimaan atau penolakan H0
a)
Jika H0 diterima maka H1 ditolak
b)
Jika H0 ditolak maka H1 diterima
Contoh
:
Pimpinan bagian pengendali mutu
barang pabrik susu merek AKU SEHAT ingin mengetahui apakah rata-rata berat
bersih satu kaleng susu bubuk yang diproduksi dan dipasarkan masih tetep 400
gram atau sudah lebih kecil dari itu. Dari data sebelumnya diketahui bahwa
simpangan baku bersih per kaleng sama dengan 125 gram. Dari sampel 50 kaleng
yang diteliti, diperoleh rata-rata berat bersih 357 gram.
Dapatkah diterimah bahwa berat
bersih rata-rata yang dipasarkan tetap 400 gram?Ujilah dengan taraf nyata 5 %?
Penyelesaian:
n = 50,
x = 357,
= 125, μ0 =
400



a. Formulasi
hipotesisnya:
H0 : μ = 400
H1 : μ <400
b. Taraf nyata dan
nilai Z table
α = 5% = 0,05
Z0,05= - 1,64( pengujian
sisi kiri)
c. Kriteria
pengujian
H0 diterima jika Z0 ≥
- 1,64
H0 ditolak jika Z0 ˂ -
1,64
d. Uji statistik:



Z0 = -0,04
e.
Kesimpulan:
Karena maka Z0 = -0,04 ≥ - Z0,05 =
- 1,64diterima. Jadi, berat bersih rata-rata susu bubuk merek AKU SEHAT per
kaleng yang dipasarkan sama dengan 400 gram.
2. Sampel kecil (n < 30)
Untuk
pengujian hipotesis satu rata-rata dengan sampel kecil (n ≤ 30), uji
statistiknya menggunakan distribusi t. Pada distribusi t, pengambilan sampel yang
jumlahnya kecil menyebabkan distribusinya (kurvanya) agak landai dan melebar,
akan tetapi bentuknya serupa dengan kurva normal.
Prosedur
pengujian hipotesisnya adalah sebagai berikut.
Langkah-langkah uji hipotesis :
1. Tentukan Ho dan Ha
2.
Tentukan arah uji hipotesa
3.
tentukan tingkat signifikan (
)

4.
Tentukan nilai derajat bebas (Db)
5.
Tentukan wilayah kritisnya atau nilai table ttabel
= (
, Db)

6.
Tentukan nilai hitung (t hitung = to)
7.
Tentukan keputusan dan gambar
8. Kesimpulan dan analisis
Menentukaan kesimpulan dengan cara
membandingkan nilai kritis ( nilai table)
Dengan nilai hitungnya untuk
kemudian menerima/ menolak hipotesa awal (Ho)
Contoh :
Sebuah
perusahaan minuman meramalkan bahwa minuman hasil produksinya mempunyai
kandungan alcohol sebesar 1,85% per botol. Untuk menguji apakah hipotesa
tersebut benar, maka perusahaan melakukan pengujian terhadap 10 kaleng minuman
dan diketahui rata-rata sampel (rata-rata kandungan alcohol) 1,95% dengan simpangan baku 0,25%. Apakah hasil
penelitian tersebut sesuai dengan hipotesa awal perusahaan? (selang kepercayaan
95%)
Jawab
Dik :
= 1,85


n = 10
s = 0,25
x = 1,95
Pengujian
Hipotesis :
1.
Ho :
1=1,85

Ha :
2
1,85


2.
1 rata-rata, uji dua arah
3.
/2= 5%/2=0,025

4.
Db = n-1= 10-1=9
5. t table (
, Db)= ( 0,025, 9) =
2,262


6. to =
=
= 1,265


7. Keputusan
: karena t hitung = 1,265 berada dalam selang -2,262 < t < 2,262 maka
terima Ho, tolak Ha
8. 

II.3.2
Pengujian Hipotesis Harga Persentase/Proporsi
Proporsi adalah suatu pecahan, rasio atau persentase
yang menunjukkan suatu bagian populasi atau sampel yang mempunyai sifat luas.Dalam hal ini, kita akan membahas
masalah pengujian hipotesis bahwa proporsi keberhasilan dalam suatu percobaan
binom sama dengan suatu nilai tertentu. Artinya, kita akan menguji hipotesis
bahwa p=
, sedangkan p adalah
parameter sebaran binom. Hipotesis alternatifnya dapat berupa lternatif yang
bersifat satu-arah atau dua-arah:p<
, p>
,
atau
p ≠
.





Pengujian hipotesis proporsi populasi menggunakan distribusi Z.
Distribusi Z mmpunyai nilai positif di sisi kanan dan negative sisi kiri nilai
tengahnya .Dengan demikian kit atidak perlu memperhatikan degree of freedom
(df).
Langkah-langkah:
1.
Menentukanformulasihipotesis:
a. Hipotesis
nol yaitu (Ho) dirumuskan sebagai pernyataan yang akan diuji. Rumusan pengujian
hipotesis, hendaknya Ho dibuat pernyataan untuk ditolak.
Ho:
p=po
b. Hipotesis
Alternatif / Tandingan (Ha / H1) dirumuskan sebagai lawan /tandingan hipotesis
nol.
H1:
alternatifnya adalah p<
, p>
,
atau
p ≠
.



2.
Menentukantarafnyata (significant level):
Taraf nyata ( α )
adalah besarnya toleransi dalam menerima kesalahan hasil hipotesis terhadap
nilai parameter populasinya. Taraf nyata dalam bentuk % umumnya sebesar 1%, 5%
dan 10% ditulis α0,01; α0,05 ; α0,1.
3. Menentukan
nilai kritis
Nilai kritis ditentukan
dengan menggunakan table distribusi Z. Dimana 

4. Menetukan
uji statistiknya. Uji statistiknya adalah:

Jika
maka Ho ditolak, jika
maka Ho diterima.


5.
Membuat kesimpulan
Pembuatan kesimpulan merupakan penetapan keputusan dalam hal penerimaan
atau penolakan hipotesis nol yang sesuai dengan kriteria pengujiaanya.
Contoh Soal
Seorang mahasiswa mengatakan bahwa paling banyak 60%
anggota masyarakat termasuk golongan A. sebuah sampel acak tela diambil yang
terdiri atas 8500 orang. Dan ternyata 5426 orang termasuk golongan A. apabila
= 0,01 benarkah
penyataan tersebut?

1. Menentukan
Ho dan Ha
Ho :
= 0,6

Ha :
> 0,6

2. Taraf
significant (
) = 0,01

3. Nilai
Kritis
Dengan taraf nyata 0,01 maka nilai kritisnya Jika
=2,33

4. 


Z = 2,79
Karena Z>
maka Ho ditolak. Ini menyatakan bahwa
persentase anggota masyarakat golongan A sudah melampaui 60%.

II.3.3
Pengujian Hipotesis Varians
Ketika menguji rata-rata
untuk populasi normal, didapat hal dimana
simpangan baku
diketahui. Harga yang diketahui ini umumnya
didapat dari pengalaman dan untuk menentukan besarnya perlu diadakan
pengujian.Untuk ini kita misalkan populasi berdistribusi normal dengan varians
2
dan daripadanya diambil sebuah sampel acak berukuran n.



a. Uji
dua pihak
Untuk ini pasangan Ho dan Ha adalah
Ho :
2 =
o2


Ha :
2
o2


b. Uji
Satu Pihak
Untuk ini pasangan Ho dan Ha adalah
Ho :
2 =
o2


Ha :
2>
o2


Langkah-langkah Uji Varians :
1.
Menentukan formulasi hipotesis:
2. Menetukan
uji statistiknya. Uji statistiknya adalah:

3.
Membuat kesimpulan
Jika dalam pengujian dipakai taraf nyata
, maka criteria pengujian adalah: terima Ho jika
dimana
dan
didapat dari daftar distribusi
chi-kuadrat dengan dk=(n-1) dan masing-masing dengan peluang
dan (1-
).






Pembuatan kesimpulan merupakan penetapan keputusan dalam hal penerimaan
atau penolakan hipotesis nol yang sesuai dengan kriteria pengujiaanya.
Contoh Soal :
Pengusaha lampu pijar A mengatakan
bahwa bisa tahan pakai sekitar 800 jam. Akhir-akhir ini timbul dugaan bahwa
masa pakai lampu itu telah berubah.Untuk menentukan hal ini, dilakukan penelitian
dengan jalan menguji 50 lampu. Dari pengalaman diketahui bahwa simpangan baku
masa hidup lampu 60 jam. Dengan sampel berukuran n = 50 didapat s = 55 jam.
Jika masa hidup lampu berdistribusi normal, benarkah
= 60 jam dalam taraf
= 0,05?


Jawab:
Untuk menyelediki benar atau tidaknya
tentang
, maka kita berhadapan dengan pengujian

1.
Menentukan formulasi hipotesis:
Ho:
jam

H1:
jam

2. Menetukan
uji statistiknya. Uji statistiknya adalah:


3. Menarik kesimpulan
Dengan
dk=49 dan peluang 0,025 dan 0,975 dari daftar distribusi chi-kuadrat
berturut-turut didapat
dan
.


Karena
diantara 32,4 dan 71,4 maka Ho diterima

BAB
III
KESIMPULAN
DAN SARAN
III.
1 Kesimpulan
Pada kenyataannya hipotesis adalah peryataan sementara
atau dugaan sementara yang harus diuji lagi kebenarannya.Pengujian Hipotesis
adalah suatu prosedur yang dilakukan dengan tujuan memutuskan apakah menerima
atau menolak hipotesis mengenai paramater populasi.
Tetapi tidak semua dugaan kita itu sesuai dengan pendapat orang lain. Terkadang
dugaan kita sependapat atau bertentangan dengan orang lain ataupun diterima dan
ditolak oleh orang lain. Oleh sebab itu agar dugaan ita daapat
diterima orang lain maka kita haru memiliki bukti yang akurat misalnya melalui
suatu pengujian. Pengujian tersebutlah yang dibahas pada makalah ini agar
penarikan kesimpulan tersebut akurat.
III. 2 Saran
Karena
pengujian hipotesis atau dugaan berguna untuk menguji apakah taraf dugaan
tersebut dapat diterima atau tidak maka bagi penguji haruslah teliti dalam
menguji hipotesis tersebut.Table yang dibandingkan haruslah sesuai dengan
hipotesis yang bersangkutan dan jumlah data juga perlu diperhatikan guna meminimalisir
kesalahan dalam penarikan kesimpulan.
DAFTAR
PUSTAKA
No comments:
Post a Comment