Search This Blog

Monday, September 28, 2015

Pengujian Hipotesis



KATA PENGANTAR



Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan anugerahNya. Sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik. Makalah ini merupakan hasil pengumpulan data mengenai “PENGUJIAN HIPOTESIS” sebagaimana yang akan menjadi acuan pembelajaran dalam bidang studi mata kuliah metode statistika 2.
            Statistik merupakan metode ilmiah yang digunakan untuk mengumpulkan data, mengorganisasikan, meringkas, menyajikan dan menganalisis data.
            Demikian pengantar yang bisa kami sampaikan, kami mohon maaf apabila ada banyak kesalahan yang ada dalam penyusunan makalah ini. Kami menerima segala bentuk kritik dan saran yang membangun demi kebaikan dan kemudahan kita bersama dalam menuntut ilmu lebih banyak lagi.




                                                                                    Medan, 22 September 2014,
                                                                                    Penulis,


                                                                                   



DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................       1
DAFTAR ISI.......................................................................................................       2
BAB I  : Pendahuluan
1.1  Latar Belakang..................................................................................       3
1.2  Rumusan Masalah.............................................................................       3
1.3  Maksud dan Tujuan Penulisan..........................................................       3
BAB II : Pembahasan
              2.1 Asal Kata Hipotesis.........................................................................       4
              2.2 Pengertian Secara Umum.................................................................       4
              2.3 Pengertian Menurut Para Ahli.........................................................       4
              2.4 Jenis-Jenis Pengujian Hipotesis........................................................       5
              2.5 Istilah-Istilah  Pengujian Hipotesis..................................................       6
              2.6 Tahap-Tahap Pengujian Hipotesis....................................................       6
BAB III: Penutup
             3.1 Kesimpulan.......................................................................................       8
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................       9
                       











                         

BAB I
PENDAHULUAN


      1.1        LATAR BELAKANG UJI HIPOTESIS
            Hipotesis Statistik adalah suatu pernyataan yang mungkin benar atau tidak, tentang satu populasi atau lebih.
            Suatu hipotesis statistik, dapat di ketahui secara pasti apakah benar ataukah tidak benar jika dan hanya jika peneliti melakukan observasi terhadap seluruh anggota populasi. Ketidak efektifan hal ini dapat di atasi dengan cara mengambil sampel untuk mencari kenyataan guna mendukung hipotesis tersebut. Hasil analisis dari data sampel yang selaras dengan hipotesis yang telah di formulasikan akan membawa pada suatu keputusan untuk menerima pernyataan tersebut, dan demikian sebaliknya.
            Formulasi suatu hipotesis statistik, biasanya di pengaruhi oleh bentuk kesimpulan yang terbalik. Artinya : jika seorang peneliti ingin mencari dukungan yang kuat terhadap suatu dugaan dari suatu keadaan , maka peneliti tersebut menempatkannya dugaanya dalam bentuk penolakan hipotesis.
             1.2              RUMUSAN MASALAH
1. Apakah pengertian pengujian hipotesis?
2. Apakah jenis-jenis dari pengujian hipotesis?
3. Apa sajakah istilah yang disgunakan dalam pengujian hipotesis?
4. Apakah tahap-tahap  pengujian hipotesis? 
       1.3                      TUJUAN
            Dalam pembelajaran tentang pengujian hipotesis kali ini kita diharapkan mengerti dan paham tentang pengujian hipotesis, tapi pada makalah ini kita diharapkan mampu memahami:
                  1. Pengertian dari pengujian hipotesis
                  2. Jenis-jenis dari pengujian hipotesis
                  3. Istilah-istilah umum yang digunakan dalam pengujian hipotesis
                  4. Tahap-tahap  dalam pengujian hipotesis


BAB II
2.1               ASAL KATA HIPOTESIS
Hipotesis berasal dari bahasa Yunani: hypo = di bawah; thesis = pendirian, pendapat yang ditegakkan, kepastian.
Artinya, hipotesa merupakan sebuah istilah ilmiah yang digunakan dalam rangka kegiatan ilmiah yang mengikuti kaidah-kaidah berfikir biasa, secara sadar, teliti, dan terarah. Dalam penggunaannya sehari-hari hipotesa ini sering juga disebut dengan hipotesis, tidak ada perbedaan makna di dalamnya.
Ketika berfikir untuk sehari-hari, orang sering menyebut hipotesis sebagai sebuah anggapan, perkiraan, dugaan, dan sebagainya. Hipotesis juga berarti sebuah pernyataan atau proposisi yang mengatakan bahwa di antara sejumlah fakta ada hubungan tertentu. Proposisi inilah yang akan membentuk proses terbentuknya sebuah hipotesis di dalam penelitian, salah satu di antaranya, yaitu penelitian sosial.
Proses pembentukan hipotesis merupakan sebuah proses penalaran, yang melalui tahap-tahap tertentu. Hal demikian juga terjadi dalam pembuatan hipotesis ilmiah, yang dilakukan dengan sadar, teliti, dan terarah. Sehingga, dapat dikatakan bahwa sebuah Hipotesis merupakan satu tipe proposisi yang langsung dapat diuji.
2.2               PENGERTIAN SECARA UMUM
Hipotesis adalah dugaan/ pernyataan sementara yang diungkapkan secara deklaratif/ yang menjadi jawaban dari sebuah permasalahan.  Pernyataan tersebut diformulasikan dalam bentuk variabel agar bisa di uji secara empiris. Hipotesis merupakan identik dari perkiraan atau prediksi. Dari sebuah hipotesis maka akan menimbulkan suatu prediksi, karena prediksi adalah hasil yang diharapkan diperoleh dari hipotesis. Hipotesis dapat diketahui jika telah melakukan suatu percobaan sehingga mengetahui hasilnya. Salah satu langkah dalam penelitian menggunakan metodo ilmiah adalah hipotesis. Seorang ilmuan/ peneliti haruslah mempunyai kemampuan untuk memprediksi suatu permasalahan. Mungkin anda sering mendengar mengenai perkiraan cuaca, perkiraan iklim yang sering disiarkan di televise ataupun di radio, di internet dan lain-lain. Itu dilakukan oleh para ahli meteorology, mereka dapat memprediksi/ memperkirakan cuaca yang akan terjadi di suatu daerah pada suatu hari dengan cara melakukan observasi menggunakan pengetahuan yang mereka miliki. Maka kemampuan memprediksi merupakan ketrampilan yang harus dimiliki oleh seorang ilmuan.

2.3               PENGERTIAN MENURUT PARA AHLI
1.      Prof. Dr. S. Nasution
Hipotesis : pernyataan tentatif yg merupakan dugaan atau terkaan tentang apa yang diamati dalam usaha untuk memahaminya.

2.      W. Gulo :
Hipotesis : suatu pernyataan yang pada waktu diungkapkan belum diketahui kebenarannya. Hipotesis memungkinkan kita menghubungkan teori dan pengamatan. Hipotesis mengemukan pernyataan tentang harapan peneliti mengenai hubungan-hubungan antara variabel-variabel di dalam persoalan.
3.       Drs. Cholid Narbuko, dkk
Hipotesis : merupakan dugaan sementara yg masih dibuktikan kebenarannya melalui suatu penelitian.  Hipotesis terbentuk sebagai hubungan antara dua variabel atau lebih.
4.      Dr. Husaini Usman, M.Pd., dkk.
Hipotesis : pernyataan atau jawaban sementara terhadap rumusan masalah  penelitian yang dikemukakan.
5.      Prof. Dr. Suharsimi Arikunto
Hipotesis : sebagai suatu jawaban yg bersifat sementara terhadap permasalah-an penelitian, sampai terbukti melalui data terkumpul.
2.4               JENIS-JENIS HIPOTESIS
Secara garis besar ada dua jenis hipotesis didasarkan pada tingkat abstraksi dan bentuknya.
1.      Menurut tingkat Abstraksinya Hipotesis, dibagi menjadi:
a)      Hipotesis yang menyatakan adanya kesamaan-kesamaan dalam dunia empiris: Hipotesis jenis ini berkaitan dengan pernyataan-pernyataan yang bersifat umum yang kebenarannya diakui oleh orang banyak pada umumnya, misalnya “orang jawa halus budinya dan sikapnya lemah lembut”, “jika ada bunyi hewan tenggeret maka musim kemarau mulai tiba, “ jika hujan kota Palembang Banjir”. Kebenaran-kebenaran umum seperti di atas yang  sudah diketahui oleh orang banyak pada umumnya, jika diuji secara ilmiah belum tentu benar.
b)      Hipotesis yang berkenaan dengan model ideal: pada kenyataannya dunia ini sangat kompleks, maka untuk mempelajari kekomplesitasan dunia tersebut kita memerlukan bantuan filsafat, metode, tipe-tipe yang ada. Pengetahuan mengenai otoriterisme akan membantu kita memahami, misalnya dalam dunia kepemimpinan, hubungan ayah dalam mendidik anaknya. Pengetah mengenai ide nativisme akan membantu kita memahami munculnya seorang pemimpin.
c)      Hipotesis yang digunakan untuk mencari hubungan antar variable: hipotesis ini merumuskan hubungan antar dua atau lebih variable-variabel yang diteliti. Dalam menyusun hipotesisnya, peneliti harus dapat mengetahui variabel mana yang mempengaruhi variable lainnya sehingga variable tersebut berubah.
2.      Menurut bentuknya, Hipotesis dibagi menjadi tiga:
a)      Hipotesis penelitian / kerja: Hipotesis penelitian merupakan anggapan dasar peneliti terhadap suatu masalah yang  sedang dikaji. Dalam Hipotesis ini peneliti mengaggap benar Hipotesisnya yang kemudian akan dibuktikan secara empiris melalui pengujian Hipotesis dengan mempergunakan data yang diperolehnya selama melakukan penelitian.
            Misalnya: Ada hubungan antara krisis ekonomi dengan jumlah orang stress
b)      Hipotesis operasional: Hipotesis operasional merupakan Hipotesis yang bersifat obyektif. Artinya peneliti merumuskan Hipotesis tidak semata-mata berdasarkan anggapan dasarnya tetapi juga berdasarkan obyektifitas-nya, bahwa Hipotesis penelitian yang dibuat belum tentu benar setelah diuji dengan menggunakan data yang ada.
Untuk itu peneliti memerlukan Hipotesis pembanding yang bersifat obyektif dan netral atau secara teknis disebut Hipotesis nol (H0). H0 digunakan untuk memberikan keseimbangan
            pada Hipotesis penelitian karena peneliti meyakini dalam pengujian nanti benar atau salahnya Hipotesis penelitian tergantung dari bukti-bukti yang diperolehnya selama melakukan kan penelitian.
            Contoh: H0: Tidak ada hubungan antara krisis ekonomi dengan jumlah orang stress.
c)      Hipotesis statistik: Hipotesis statistik merupakan jenis hipotesis yang dirumuskan dalam bentuk notasi             statistik. Hipotesis ini dirumuskan berdasarkan pengamatan peneliti  terhadap populasi dalam bentuk angka-angka (kuantitatif). Misalnya: H0: r = 0; atau H0: p = 0
2.5       ISTILAH-ISTILAH PENGUJIAN HIPOTESIS
Istilah dalam pengujian hipotesis merupakan harga maximal probabilitas kesalahan type pertama yang diambil/ditetapkan oleh peneliti untuk menolak H0 pada pengambilan kesimpulan dalam pengujian hipotesis. Statistik Uji adalah besaran/formula statistic yang dipakai sebagai indicator untuk menerima atau menolak H0. Kriteria pengambilan keputusan adalah batas-batas kondisi yang harus dipenuhi oleh statistic uji berdasarkan yang ditetapkan untuk menolak atau menerima. Kesimpulan dalam pengujian hipotesis adalah suatu keputusan untuk menolak atau tidak menolak berdasarkan ukuran sample data yang digunakan.  
2.6       TAHAP-TAHAP PENGUJIAN HIPOTESIS
1.      Penentuan Masalah.
Dasar penalaran ilmiah ialah kekayaan pengetahuan ilmiah yang biasanya timbul karena sesuatu keadaan atau peristiwa yang terlihat tidak atau tidak dapat diterangkan berdasarkan hukum atau teori atau dalil-dalil ilmu yang sudah diketahui.[3] Dasar penalaran pun sebaiknya dikerjakan dengan sadar dengan perumusan yang tepat.[3] Dalam proses penalaran ilmiah tersebut, penentuan masalah mendapat bentuk perumusan masalah.
2.      Hipotesis Pendahuluan atau Hipotesis Preliminer (preliminary hypothesis).
Dugaan atau anggapan sementara yang menjadi pangkal bertolak dari semua kegiatan. Ini digunakan juga dalam penalaran ilmiah. Tanpa hipotesa preliminer, pengamatan tidak akan terarah.Fakta yang terkumpul mungkin tidak akan dapat digunakan untuk menyimpulkan suatu konklusi, karena tidak relevan dengan masalah yang dihadapi.
Karena tidak dirumuskan secara eksplisit, dalam penelitian, hipotesis priliminer dianggap bukan hipotesis keseluruhan penelitian, namun merupakan sebuah hipotesis yang hanya digunakan untuk melakukan uji coba sebelum penelitian sebenarnya dilaksanakan.
3.      Pengumpulan Fakta.
Dalam penalaran ilmiah, di antara jumlah fakta yang besarnya tak terbatas itu hanya dipilih fakta-fakta yang relevan dengan hipotesa preliminer yang perumusannya didasarkan pada ketelitian dan ketepatan memilih fakta.
4.      Formulasi Hipotesa.
Pembentukan hipotesa dapat melalui ilham atau intuisi, dimana logika tidak dapat berkata apa-apa tentang hal ini. Hipotesa diciptakan saat terdapat hubungan tertentu di antara sejumlah fakta.
5.      Pengujian Hipotesa
Artinya, mencocokkan hipotesa dengan keadaan yang dapat diamati dalam istilah ilmiah hal ini disebut verifikasi(pembenaran). Apabila hipotesa terbukti cocok dengan fakta maka disebut konfirmasi. Falsifikasi(penyalahan) terjadi jika usaha menemukan fakta dalam pengujian hipotesa tidak sesuai dengan hipotesa.
Bilamana usaha itu tidak berhasil, maka hipotesa tidak terbantah oleh fakta yang dinamakan koroborasi (corroboration). Hipotesa yang sering mendapat konfirmasi atau koroborasi dapat disebut teori.
6.      Aplikasi Penerapan.
Apabila hipotesa itu benar dan dapat diadakan menjadi ramalan (dalam istilah ilmiah disebut prediksi), dan ramalan itu harus terbukti cocok dengan fakta. Kemudian harus dapat diverifikasikan/koroborasikan dengan fakta.





BAB III
PENUTUP


3.1        KESIMPULAN
            Dalam penyusunan makalah ini dapat di simpulkan secara keseluruhan bahwa uji hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang akan di teliti . Hipotesis menjadi terujji apabila semua gejala yang akan timbul tidak bertentangan dengan hipotesis tersebut. Atau dengan kata lain uji hipotesis berarti sebuah pernyataan atau proposi yang mengatakan bahwa di antara sejumlah fakta ada hubungan tertentu , proposi inilah yang akan membentuk proses terbentuknya sebuah hipotesis didalam penelitian.
Uji Hipotesis adalah metode pengambilan keputusan yang didasarkan dari analisa data, baik dari percobaan yang terkontrol, maupun dari observasi (tidak terkontrol). Dalam statistik sebuah hasil bias dikatakan signifikan secara statistik jika kejadian tersebut hampir tidak mungkin disebapkan oleh factor yang kebetulan, sesuai dengan batas probabilitas yang sudah ditentukan sebelumnya.
Hipotesis yakni dugaan yang mungkin benar, atau mungkin juga salah. Dia akan ditolak jika salah atau palsu, dan akan diterima jika faktor-faktor membenarkannya. Penolakan dan penerimaan hipotesis, dengan begitu sangat tergantung kepada hasil-hasil penyelidikan terhadap faktor-faktor yang lain.




DAFTAR PUSTAKA
Hadi, Sutrisno 1981. Statistic . yayasan penerbitan falkutas spikologi UGM  Yogyakarta.
http:staff.ui.ac.id/internal/0600500045/material/statistikpengujianhipotesis/
Sudjana. 2002. Metode Statistika. Tarsito: Bandung.
Wirodikromo, Sartono. 2006. Matematika SMAJilid 2. Erlangga. Jakarta.                










1 comment: