KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala rahmat dan anugerahNya. Sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan
baik. Makalah ini merupakan hasil pengumpulan data mengenai “PENGUJIAN
HIPOTESIS” sebagaimana yang akan menjadi acuan pembelajaran dalam bidang
studi mata kuliah metode statistika 2.
Statistik merupakan metode ilmiah yang
digunakan untuk mengumpulkan data, mengorganisasikan, meringkas, menyajikan dan
menganalisis data.
Demikian
pengantar yang bisa kami sampaikan, kami mohon maaf apabila ada banyak
kesalahan yang ada dalam penyusunan makalah ini. Kami menerima segala bentuk
kritik dan saran yang membangun demi kebaikan dan kemudahan kita bersama dalam
menuntut ilmu lebih banyak lagi.
Medan,
22 September 2014,
Penulis,
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR........................................................................................ 1
DAFTAR
ISI....................................................................................................... 2
BAB
I : Pendahuluan
1.1 Latar
Belakang.................................................................................. 3
1.2 Rumusan
Masalah............................................................................. 3
1.3 Maksud
dan Tujuan Penulisan.......................................................... 3
BAB
II : Pembahasan
2.1 Asal Kata Hipotesis......................................................................... 4
2.2 Pengertian Secara Umum................................................................. 4
2.3 Pengertian Menurut Para Ahli......................................................... 4
2.4 Jenis-Jenis Pengujian
Hipotesis........................................................ 5
2.5 Istilah-Istilah Pengujian Hipotesis.................................................. 6
2.6 Tahap-Tahap Pengujian
Hipotesis.................................................... 6
BAB
III: Penutup
3.1 Kesimpulan....................................................................................... 8
DAFTAR
PUSTAKA......................................................................................... 9
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG UJI
HIPOTESIS
Hipotesis Statistik adalah suatu pernyataan yang mungkin
benar atau tidak, tentang satu populasi atau lebih.
Suatu hipotesis statistik, dapat di ketahui secara pasti
apakah benar ataukah tidak benar jika dan hanya jika peneliti melakukan
observasi terhadap seluruh anggota populasi. Ketidak efektifan hal ini dapat di
atasi dengan cara mengambil sampel untuk mencari kenyataan guna mendukung
hipotesis tersebut. Hasil analisis dari data sampel yang selaras dengan hipotesis
yang telah di formulasikan akan membawa pada suatu keputusan untuk menerima
pernyataan tersebut, dan demikian sebaliknya.
Formulasi suatu hipotesis statistik, biasanya di
pengaruhi oleh bentuk kesimpulan yang terbalik. Artinya : jika seorang peneliti
ingin mencari dukungan yang kuat terhadap suatu dugaan dari suatu keadaan ,
maka peneliti tersebut menempatkannya dugaanya dalam bentuk penolakan
hipotesis.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.
Apakah pengertian pengujian hipotesis?
2.
Apakah jenis-jenis dari pengujian hipotesis?
3.
Apa sajakah istilah yang disgunakan dalam pengujian hipotesis?
4.
Apakah tahap-tahap pengujian hipotesis?
1.3
TUJUAN
Dalam pembelajaran tentang pengujian hipotesis kali ini
kita diharapkan mengerti dan paham tentang pengujian hipotesis, tapi pada
makalah ini kita diharapkan mampu memahami:
1.
Pengertian dari pengujian hipotesis
2.
Jenis-jenis dari pengujian hipotesis
3.
Istilah-istilah umum yang digunakan dalam pengujian hipotesis
4.
Tahap-tahap dalam pengujian hipotesis
BAB II
2.1
ASAL
KATA HIPOTESIS
Hipotesis
berasal dari bahasa Yunani: hypo = di bawah; thesis = pendirian, pendapat yang
ditegakkan, kepastian.
Artinya,
hipotesa merupakan sebuah istilah ilmiah yang digunakan dalam rangka kegiatan
ilmiah yang mengikuti kaidah-kaidah berfikir biasa, secara sadar, teliti, dan
terarah. Dalam penggunaannya sehari-hari hipotesa ini sering juga disebut
dengan hipotesis, tidak ada perbedaan makna di dalamnya.
Ketika berfikir
untuk sehari-hari, orang sering menyebut hipotesis sebagai sebuah anggapan,
perkiraan, dugaan, dan sebagainya. Hipotesis
juga berarti sebuah pernyataan atau proposisi yang mengatakan bahwa di antara
sejumlah fakta ada hubungan tertentu. Proposisi inilah yang akan membentuk proses
terbentuknya sebuah hipotesis di dalam penelitian, salah satu di antaranya,
yaitu penelitian sosial.
Proses
pembentukan hipotesis merupakan sebuah proses penalaran, yang melalui
tahap-tahap tertentu. Hal demikian juga terjadi dalam pembuatan hipotesis ilmiah,
yang dilakukan dengan sadar, teliti, dan terarah. Sehingga, dapat dikatakan
bahwa sebuah Hipotesis merupakan satu tipe proposisi yang langsung dapat diuji.
2.2
PENGERTIAN
SECARA UMUM
Hipotesis adalah dugaan/ pernyataan
sementara yang diungkapkan secara deklaratif/ yang menjadi jawaban dari sebuah
permasalahan. Pernyataan tersebut diformulasikan dalam bentuk variabel agar bisa di uji secara empiris.
Hipotesis merupakan identik dari perkiraan atau prediksi. Dari sebuah hipotesis
maka akan menimbulkan suatu prediksi, karena prediksi adalah hasil yang
diharapkan diperoleh dari hipotesis. Hipotesis dapat diketahui jika telah
melakukan suatu percobaan sehingga mengetahui hasilnya. Salah satu langkah
dalam penelitian menggunakan metodo ilmiah adalah hipotesis. Seorang ilmuan/
peneliti haruslah mempunyai kemampuan untuk memprediksi suatu permasalahan.
Mungkin anda sering mendengar mengenai perkiraan cuaca, perkiraan iklim yang
sering disiarkan di televise ataupun di radio, di internet dan lain-lain. Itu
dilakukan oleh para ahli meteorology, mereka dapat memprediksi/ memperkirakan
cuaca yang akan terjadi di suatu daerah pada suatu hari dengan cara melakukan
observasi menggunakan pengetahuan yang mereka miliki. Maka kemampuan
memprediksi merupakan ketrampilan yang harus dimiliki oleh seorang ilmuan.
2.3
PENGERTIAN
MENURUT PARA AHLI
1.
Prof.
Dr. S. Nasution
Hipotesis
: pernyataan tentatif yg merupakan dugaan atau terkaan tentang apa yang diamati dalam usaha untuk memahaminya.
2.
W.
Gulo :
Hipotesis
: suatu pernyataan yang
pada waktu diungkapkan belum diketahui kebenarannya. Hipotesis memungkinkan
kita menghubungkan teori dan pengamatan. Hipotesis mengemukan pernyataan
tentang harapan peneliti mengenai hubungan-hubungan antara variabel-variabel di
dalam persoalan.
3.
Drs. Cholid Narbuko, dkk
Hipotesis
: merupakan dugaan sementara yg masih dibuktikan kebenarannya melalui suatu
penelitian. Hipotesis terbentuk sebagai
hubungan antara dua variabel atau lebih.
4.
Dr.
Husaini Usman, M.Pd., dkk.
Hipotesis
: pernyataan atau jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian yang dikemukakan.
5.
Prof.
Dr. Suharsimi Arikunto
Hipotesis
: sebagai suatu jawaban yg bersifat sementara terhadap permasalah-an
penelitian, sampai terbukti melalui data terkumpul.
2.4
JENIS-JENIS
HIPOTESIS
Secara
garis besar ada dua jenis hipotesis
didasarkan pada tingkat abstraksi dan bentuknya.
1. Menurut tingkat Abstraksinya Hipotesis, dibagi
menjadi:
a) Hipotesis
yang menyatakan adanya kesamaan-kesamaan dalam dunia empiris: Hipotesis jenis ini berkaitan dengan pernyataan-pernyataan
yang bersifat umum yang kebenarannya diakui
oleh orang
banyak pada umumnya, misalnya “orang jawa halus
budinya dan sikapnya lemah lembut”, “jika ada bunyi
hewan tenggeret maka musim kemarau mulai tiba,
“ jika hujan kota Palembang Banjir”. Kebenaran-kebenaran umum seperti di atas yang sudah diketahui
oleh orang banyak pada umumnya, jika diuji
secara ilmiah belum tentu benar.
b) Hipotesis
yang berkenaan dengan model ideal: pada kenyataannya
dunia ini sangat kompleks, maka untuk
mempelajari kekomplesitasan
dunia tersebut kita memerlukan bantuan filsafat, metode, tipe-tipe yang ada.
Pengetahuan mengenai otoriterisme akan membantu kita memahami, misalnya dalam
dunia kepemimpinan, hubungan ayah dalam
mendidik anaknya. Pengetah mengenai
ide nativisme akan membantu kita memahami munculnya seorang pemimpin.
c) Hipotesis
yang digunakan untuk mencari
hubungan antar variable: hipotesis
ini merumuskan hubungan antar
dua atau lebih variable-variabel yang
diteliti. Dalam menyusun hipotesisnya, peneliti harus dapat mengetahui variabel
mana yang mempengaruhi variable lainnya sehingga variable tersebut berubah.
2. Menurut bentuknya, Hipotesis
dibagi menjadi tiga:
a) Hipotesis
penelitian / kerja: Hipotesis penelitian
merupakan anggapan dasar peneliti terhadap suatu masalah yang sedang dikaji. Dalam Hipotesis ini peneliti mengaggap benar
Hipotesisnya yang kemudian akan dibuktikan secara empiris melalui pengujian
Hipotesis dengan mempergunakan data yang diperolehnya selama melakukan
penelitian.
Misalnya:
Ada hubungan antara krisis ekonomi dengan jumlah orang stress
b) Hipotesis
operasional: Hipotesis operasional merupakan Hipotesis yang bersifat obyektif. Artinya
peneliti merumuskan Hipotesis tidak semata-mata berdasarkan anggapan dasarnya tetapi juga berdasarkan obyektifitas-nya, bahwa Hipotesis penelitian yang dibuat
belum tentu benar setelah diuji dengan
menggunakan data yang ada.
Untuk itu peneliti memerlukan Hipotesis
pembanding yang bersifat obyektif dan netral atau secara teknis disebut
Hipotesis nol (H0). H0 digunakan untuk memberikan
keseimbangan
pada Hipotesis penelitian karena
peneliti meyakini dalam pengujian nanti benar atau salahnya Hipotesis
penelitian tergantung dari bukti-bukti yang diperolehnya selama melakukan kan
penelitian.
Contoh:
H0: Tidak ada hubungan antara krisis ekonomi dengan jumlah orang
stress.
c) Hipotesis
statistik: Hipotesis statistik merupakan
jenis hipotesis yang dirumuskan dalam bentuk notasi statistik. Hipotesis ini dirumuskan berdasarkan pengamatan peneliti terhadap populasi dalam
bentuk angka-angka (kuantitatif). Misalnya: H0:
r = 0; atau H0: p = 0
2.5 ISTILAH-ISTILAH PENGUJIAN HIPOTESIS
Istilah
dalam pengujian hipotesis merupakan
harga maximal probabilitas kesalahan type pertama yang diambil/ditetapkan oleh
peneliti untuk menolak H0 pada pengambilan kesimpulan dalam pengujian
hipotesis. Statistik Uji adalah besaran/formula statistic yang dipakai
sebagai indicator untuk menerima atau menolak H0. Kriteria pengambilan
keputusan adalah batas-batas kondisi yang harus dipenuhi oleh statistic uji
berdasarkan yang ditetapkan untuk menolak atau menerima. Kesimpulan dalam
pengujian hipotesis adalah suatu keputusan untuk menolak atau tidak menolak
berdasarkan ukuran sample data yang digunakan.
2.6
TAHAP-TAHAP
PENGUJIAN HIPOTESIS
1.
Penentuan Masalah.
Dasar penalaran ilmiah
ialah kekayaan pengetahuan ilmiah yang biasanya timbul karena sesuatu keadaan
atau peristiwa yang terlihat tidak atau tidak dapat diterangkan berdasarkan
hukum atau teori atau dalil-dalil ilmu yang sudah diketahui.[3] Dasar penalaran
pun sebaiknya dikerjakan dengan sadar dengan perumusan yang tepat.[3] Dalam
proses penalaran ilmiah tersebut, penentuan masalah mendapat bentuk perumusan
masalah.
2.
Hipotesis Pendahuluan atau Hipotesis Preliminer (preliminary hypothesis).
Dugaan atau anggapan sementara yang menjadi pangkal bertolak dari semua kegiatan. Ini digunakan juga dalam penalaran ilmiah. Tanpa hipotesa preliminer, pengamatan tidak akan terarah.Fakta yang terkumpul mungkin tidak akan dapat digunakan untuk menyimpulkan suatu konklusi, karena tidak relevan dengan masalah yang dihadapi.
Karena tidak dirumuskan secara eksplisit, dalam penelitian, hipotesis priliminer dianggap bukan hipotesis keseluruhan penelitian, namun merupakan sebuah hipotesis yang hanya digunakan untuk melakukan uji coba sebelum penelitian sebenarnya dilaksanakan.
Dugaan atau anggapan sementara yang menjadi pangkal bertolak dari semua kegiatan. Ini digunakan juga dalam penalaran ilmiah. Tanpa hipotesa preliminer, pengamatan tidak akan terarah.Fakta yang terkumpul mungkin tidak akan dapat digunakan untuk menyimpulkan suatu konklusi, karena tidak relevan dengan masalah yang dihadapi.
Karena tidak dirumuskan secara eksplisit, dalam penelitian, hipotesis priliminer dianggap bukan hipotesis keseluruhan penelitian, namun merupakan sebuah hipotesis yang hanya digunakan untuk melakukan uji coba sebelum penelitian sebenarnya dilaksanakan.
3.
Pengumpulan Fakta.
Dalam penalaran ilmiah, di antara jumlah fakta yang besarnya tak terbatas itu hanya dipilih fakta-fakta yang relevan dengan hipotesa preliminer yang perumusannya didasarkan pada ketelitian dan ketepatan memilih fakta.
Dalam penalaran ilmiah, di antara jumlah fakta yang besarnya tak terbatas itu hanya dipilih fakta-fakta yang relevan dengan hipotesa preliminer yang perumusannya didasarkan pada ketelitian dan ketepatan memilih fakta.
4.
Formulasi Hipotesa.
Pembentukan hipotesa dapat melalui ilham atau intuisi, dimana logika tidak dapat berkata apa-apa tentang hal ini. Hipotesa diciptakan saat terdapat hubungan tertentu di antara sejumlah fakta.
Pembentukan hipotesa dapat melalui ilham atau intuisi, dimana logika tidak dapat berkata apa-apa tentang hal ini. Hipotesa diciptakan saat terdapat hubungan tertentu di antara sejumlah fakta.
5.
Pengujian Hipotesa
Artinya, mencocokkan hipotesa dengan keadaan yang dapat diamati dalam istilah ilmiah hal ini disebut verifikasi(pembenaran). Apabila hipotesa terbukti cocok dengan fakta maka disebut konfirmasi. Falsifikasi(penyalahan) terjadi jika usaha menemukan fakta dalam pengujian hipotesa tidak sesuai dengan hipotesa.
Bilamana usaha itu tidak berhasil, maka hipotesa tidak terbantah oleh fakta yang dinamakan koroborasi (corroboration). Hipotesa yang sering mendapat konfirmasi atau koroborasi dapat disebut teori.
Artinya, mencocokkan hipotesa dengan keadaan yang dapat diamati dalam istilah ilmiah hal ini disebut verifikasi(pembenaran). Apabila hipotesa terbukti cocok dengan fakta maka disebut konfirmasi. Falsifikasi(penyalahan) terjadi jika usaha menemukan fakta dalam pengujian hipotesa tidak sesuai dengan hipotesa.
Bilamana usaha itu tidak berhasil, maka hipotesa tidak terbantah oleh fakta yang dinamakan koroborasi (corroboration). Hipotesa yang sering mendapat konfirmasi atau koroborasi dapat disebut teori.
6.
Aplikasi Penerapan.
Apabila hipotesa itu benar dan dapat diadakan menjadi ramalan (dalam istilah ilmiah disebut prediksi), dan ramalan itu harus terbukti cocok dengan fakta. Kemudian harus dapat diverifikasikan/koroborasikan dengan fakta.
Apabila hipotesa itu benar dan dapat diadakan menjadi ramalan (dalam istilah ilmiah disebut prediksi), dan ramalan itu harus terbukti cocok dengan fakta. Kemudian harus dapat diverifikasikan/koroborasikan dengan fakta.
BAB III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Dalam penyusunan makalah ini dapat di simpulkan secara
keseluruhan bahwa uji hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah
yang akan di teliti . Hipotesis menjadi terujji apabila semua gejala yang akan timbul
tidak bertentangan dengan hipotesis tersebut. Atau dengan kata lain uji
hipotesis berarti sebuah pernyataan atau proposi yang mengatakan bahwa di
antara sejumlah fakta ada hubungan tertentu , proposi inilah yang akan membentuk
proses terbentuknya sebuah hipotesis didalam penelitian.
Uji Hipotesis adalah
metode pengambilan keputusan yang didasarkan dari analisa data, baik dari
percobaan yang terkontrol, maupun dari observasi (tidak terkontrol). Dalam
statistik sebuah hasil bias dikatakan signifikan secara statistik jika kejadian
tersebut hampir tidak mungkin disebapkan oleh factor yang kebetulan, sesuai
dengan batas probabilitas yang sudah ditentukan sebelumnya.
Hipotesis yakni dugaan
yang mungkin benar, atau mungkin juga salah. Dia akan ditolak jika salah atau
palsu, dan akan diterima jika faktor-faktor membenarkannya. Penolakan dan
penerimaan hipotesis, dengan begitu sangat tergantung kepada hasil-hasil
penyelidikan terhadap faktor-faktor yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Hadi, Sutrisno 1981.
Statistic . yayasan penerbitan falkutas spikologi UGM Yogyakarta.
http:staff.ui.ac.id/internal/0600500045/material/statistikpengujianhipotesis/
Sudjana. 2002. Metode Statistika. Tarsito: Bandung.
Wirodikromo, Sartono. 2006. Matematika SMAJilid 2. Erlangga. Jakarta.
ijin copas, terimakasih
ReplyDelete