DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR i
DAFTAR
ISI ii
BAB
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan 2
1.4 Manfaat 2
BAB
II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Statistik Inferensial 3
2.2 Fungsi Statistik
Inferensial 4
2.3 Penaksiran
Parameter 4
2.4 Pengujian Hipotesis 6
BAB
III PENUTUP
3.1
Kesimpulan 10
3.2 Kritik dan Saran 10
DAFTAR PUSTAKA 11
BAB I
PENDAHULUAN
3.2 Latar Belakang
Statistika berasal dari bahasa latin
yaitu status yang berarti tatis dan digunakan untuk urusan tatis. Hal
ini dikarenakan pada mulanya, tatistic hanya digunakan untuk menggambar keadaan
dan menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan kenegaraan saja seperti :
perhitungan banyaknya penduduk, peembayaran pajak, gaji pegawai, dan lain
sebagainya.
Statistika adalah ilmu yang merupakan cabang dari matematika
terapan yang membahas metode-metode ilmiah untuk pengumpulan, pengorganisasian,
penyimpulan, penyajian, analisis data, serta penarikan kesimpulan yang sahih
sehingga keputusan yang diperoleh dapat diterima.
Statistika inferensial mencakup
semua metode yang berhubungan dengan analisis sebagian data (contoh ) atau
juga sering disebut dengan sampel untuk kemudian sampai pada peramalan atau
penarikan kesimpulan mengenai keseluruhan data induknya (populasi). Dalam
statistika inferensial diadakan pendugaan parameter, membuat hipotesis, serta
melakukan pengujian hipotesis tersebut sehingga sampai pada kesimpulan yang
berlaku umum. Metode ini disebut juga statistika induktif, karena kesimpulan
yang ditarik didasarkan pada informasi dari sebagian data saja. Pengambilan
kesimpulan dari statistika inferensial yang hanya didasarkan pada sebagian data
saja sebagian data saja menyebabkan sifat tak pasti, memungkinkan terjadi
kesalahan dalam pengambilan keputusan, sehingga pengetahuan mengenai teori peluang mutlak
diperlukan dalam melakukan metode-metode statistika inferensial.
Statistik inferensial digunakan
dalam proses mengambil keputusan dalam menghadapi ketidakpastian dan perubahan.
Contoh ketidakpastian adalah kuat tekan beton dalam suatu pengujian tidak sama,
walaupun dibuat dengan material yang sama. Dengan adanya kenyataan
tersebut, maka metode statitsik digunakan untuk menganalisis data dari
suatu proses pembuatan beton tersebut sehingga diperoleh kualitas yang
lebih baik. Statistik inferensial telah menghasilkan banyak metode analitis
yang digunakan untuk menganalisis data. Dengan perkataan lain tatistic
inferensial tidak hanya mengumpulan data, tetapi juga mengambil kesimpulan dari
suatu tatis saintifik.
Untuk
mengetahui lebih jelas mengenai Statistika Inferensial, akan diuraikan mengenai
pengertian Statistika Inferensial dan ruang lingkup Statistika
Inferensial.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang
diatas, maka dalam makalah ini ada 2 (dua) rumusan masalah yang terkaji yakni :
3.
Apa yang dimaksud dengan Statistik
Inferensial ?
2.
Apa fungsi
dari Statistika Inferensial ?
3.
Apa
saja yang termasuk ruang lingkup Statistik Inferensial ?
1.3 Tujuan
Berdasarkan
rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah
ini adalah sebagai berikut:
3.
Mengetaui pengertian dari Statistik
Inferensial
2.
Mengetahui
fungsi dari Statistika Inferensial
3.
Mengetahui
ruang lingkup Statistik Inferensial
1.4 Manfaat
Adapun
manfaat yang diharapkan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
3.
Bagi penulis
Pembuatan makalah ini telah
memberikan berbagai pengalaman bagi penulis seperti pengalaman untuk
mengumpulkan bahan. Disamping itu, penulis juga mendapat ilmu untuk memahami
dan menganalisis materi yang ditulis dalam makalah ini. Penulis juga
mendapatkan berbagai pengalaman mengenai teknik penulisan makalah, teknik
pengutipan, dan teknik penggabungan materi dari berbagai sumber.
2.
Bagi pembaca
Pembaca akan
lebih mengetahui pengertian, fungsi dan ruang lingkup Statistika Inferensial.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Statistik Inferensial
Statistika Inferensial adalah
serangkaian teknik yang digunakan untuk mengkaji, menaksir dan mengambil
kesimpulan berdasarkan data yang diperoleh dari sempel untuk menggambarkan
karakteristik atau tati dari suatu populasi. Oleh karena itu, statistika
inferensial disebut juga tatistic induktif atau tatistic penarikan
kesimpulan. Dalam statistika inferensial, kesimpulan dapat diambil setelah
melakukan pengolahan serta penyajian data dari suatu sampel yang diambil dari
suatu populasi, sehingga agar dapat memberikan cerminan yang mendekati
sebenarnya dari suatu populasi, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam statistika inferensial, diantaranya:
1.
Banyaknya
subyek penelitian, maksudnya jika populasi ada 1000, maka sampel yang diambil
jangan hanya 5, namun diusahakan lebih banyak, seperti 10 atau 50.
2.
Keadaan
penyebaran data. Dalam hal ini perlu diperhatikan bahwa pengambilan sampel
harus merata pada bagian populasi. Diharapkan dalam pengambilan sampel
dilakukan secara acak, sehingga kemerataan dapat dimaksimalkan dan apapun
kesimpulan yang didapat dapat mencerminkan keadaan populasi yang sebenarnya.
Statistik inferensial ada dua macam yaitu:
1.
Statistik parametrik
2.
Statistik nonparametric
1.Statistik parametrik yaitu : bagian dari statistik inferensial yang
mempertimbangkan nilai dari satu atau lebih parameter populasi dan digunakan
untuk menguji hipotesis yang variabelnya terukur
.Contoh:
“Berapa menit rata-rata tayangan iklan di TV?“
Variabel waktu tayangan iklan dapat terukur dalam menit (adastandar)
2.Statistik Nonparametrik adalah bagian statistik inferensial yang digunakan untuk
menguji hipotesis yang variabelnya
tidak memiliki kepastian (standar)
Contoh:
“Berapa besar kepuasan pasien terhadap pelayanan RS.X?”
Variabel kepuasan tidak memiliki standar pasti
Jadi dari uraian di atas tentang
statistika inferensial menyajikan data untuk mendapat kesimpulan terhadap obyek
yang lebih luas, sehingga karena inferensi tidak dapat secara mutlak pasti,
perkataan probabilitas (kemungkinan) sering dinyatakan dalam menyatakan
kesimpulan.
2.2 Fungsi
Statistika Inferensial
Statistika
Inferensial atau induktif adalah tatistic bertujuan menaksir secara umum suatu
populasi dengan menggunakan hasil sampel, termasuk didalamnya teori penaksiran
dan pengujian teori. Statistika Inferensial digunakan untuk melakukan :
a.
Generalisasi
dari sampel ke populasi.
b.
Uji hipotesis
(membandingkan atau uji perbedaan/kesamaan dan menghubungkan, yaitu uji keterkaitan, kontribusi).
2.3.
Penaksiran Parameter
2.3.1
Pengertian Penaksiran Parameter
Parameter populasi
seringkali tidak dapat ditentukan mengingat data yang digunakan dalam sebuah
penelitian sering kali adalah data sampel. Oleh karena itu parameter populasi
perlu untuk ditaksir/di-estimasi. Cara pengambilan kesimpulan tentang parameter
sehubungan dengan cara-cara menaksir harga parameter. Harga parameter yang
sebenarnya tetapi tidak diketahui nilainya tersebut akan ditaksir berdasarkan tatistic
sampel yang diambil dari populasi yang bersangkutan. Secara umum parameter
populasi akan diberi symbol θ (baca: theta). Jadi θ tat merupakan
rata-rata µ, simpangan baku σ, proporsi π dan sebagainya. Jika θ tidak
diketahui harganya, ditaksir oleh harga θˆ (baca: theta topi), maka
θˆ dinamakan penaksir. Sangat diharapkan θ θ =ˆ, yaitu
penaksir dapat mengatakan harga parameter θ yang sebenarnya.
Namun, keinginan ini dapat dikatakan terlalu ideal. Kenyataan yang sering
terjadi adalah:
a. menaksir
θ oleh θˆ terlalu tinggi, atau
b. menaksir
θ oleh θ ˆ terlalu rendah.
Kriteria untuk
memperoleh penaksir yang baik yaitu: takbias, memiliki varians minimum dan
konsisten.
1. Penaksir
dikatakan
penaksir takbias jika rata-rata semua harga
yang mungkin akan sama dengan θ , ditulis
E(
) = θ. Penaksir
yang tidak takbias disebut penaksir bias.



2. Penaksir bervarians minimum ialah penaksir dengan varians terkecil
diantara semua penaksir untuk parameter yang sama. Jika
dan
dua penaksir untuk θ , jika
varians
< varians
, maka
merupakan penaksir
bervarians minimum.





3. Misalkan
penaksir
untuk θ yang dihitung berdasarkan sebuah sampelacak berukuran n. Jika
ukuran sampel n makin besar mendekati ukuran populasi menyebabkan
mendekati θ , maka
disebut penaksir
konsisten.



4. Penaksir
yang tak bias dan bervariansi minimum dinamakan penaksir terbaik.
2.3.2
Cara – Cara Menaksir
Jika harga parameter
θ ditaksir oleh
tertentu, maka
dinamakan
penaksir atau tepatnya titik taksiran
(estimasi titik).


Misalkan
akan ditaksir rata-rata tinggi mahasiswa jurusan matematika Unnes. Maka diambil
sebuah sampel acak, kemudian data sampel dikumpulkan laludihitung rata-ratanya.
Misalkan diperoleh
= 160 cm. Jika 160 cm inidigunakan untuk
menaksir rata-rata tinggi mahasiswa jurusan matematikaUnnes, maka 160 adalah
titik taksiran untuk rata-rata tinggi mahasiswa matematika Unnes.

Secara umum x adalah penaksir atau titik
taksiran untuk µ
Titik taksiran untuk
suatu parameter µ, harganya akan berlainan
tergantung pada harga x yang diperoleh dari sampel yang
diambil, sehingga hasilnyakurang meyakinkan atau kurang dapat dipercaya. Untuk
itu digunakan interval taksiran atau selang taksiran, yaitu menaksir harga
parameter di antara batas dua harga. Dalam prakteknya harus dicari interval
taksiran yang sempit dengan derajat kepercayaan yang memuaskan. Derajat
kepercayaan menaksir, disebutkoefisien kepercayaan, merupakan pernyataan dalam
bentuk peluang.Jika koefisien kepercayaan dinyatakan dengan γ (baca:
gamma), maka10 << γ. Harga γ yang digunakan tergantung pada
persoalan yang dihadapi dan seberapa besar peneliti ingin yakin dalam membuat
kesimpulan. Yang biasa digunakan adalah95,0 = γ atau 99,0
= γ .Untuk menentukan interval taksiran parameter θ dengan koefisien
kepercayaan γ, diambil sebuah sampel acak lalu hitung nilai tatistic yang
diperlukan.
Perumusn
dalam bentuk peluang untuk parameter θ antara A dan B adalah:
(I.1) P
(A < θ < B ) = γ
dengan
A dan B fungsi daripada tatistic, merupakan tatisti acak, tetapi tidak
tergantung pada θ . Bentuk (I.1) dapat diartikan: peluangnya sama dengan
γ bahwa θ terletak antara A dan B. Jika A dan B dihitung harganya
berdasarkan data sampel,maka A dan B akan merupakan bilangan tetap, sehingga
pernyataan di atasmenjadi: kita merasa
100γ % percaya bahwa parameter θ tatisti di dalam
interval (A, B).
2.3.3
Tipe penaksiran
Ada dua macam penaksiran:
a. Penaksiran
titik
Bila nilai parameter θ
dari populasi hanya ditaksir dengan memakai satu nilai statistic darI sampel yang diambil dari populasi
tersebut.
Contoh: misalkan
kita ingin mengetahui rata-rata
tinggi orang Indonesia. Diambil
sampel acak sebanyak 1000 orang dan diperoleh tinggi rata-ratanya adalah= 164 cm. Nilai
ini dipakai untuk menduga rata-rata tinggi orang Indonesia. Karena hanya satu nilai
saja sebagai penaksir, maka disebut penaksir titik.

b. Penaksiran
selang (interval)
Bila nilai parameter θ
dari populasi hanya ditaksir dengan memakai beberapa nilai statistic
yang berada dalam suatu interval, maka statistic disebut penaksir
selang.
Contoh: rata-rata
tinggi orang Indonesia dapat ditaksir
,nilai ini terdapat rata-rata sesungguhnya.
Nilai ujung selang 160 dan 166 tergantung pada rataan sampel. Bila
ukuran sampel membesar, maka
mengecil, sehingga
kemungkinan besar taksiran bertambah dekat


2.4 Pengujian
Hipotesis
Istilah hipotesa
sebenarnya adalah kata majemuk, terdiri dari kata – kata hipo dan tat. Hipo berasal dari kata Junani hupo, yang berarti dibawah, kurang atau
lemah. Tesa berasal dari kata junani thesis,
yang berarti teori atau proporsi yang disajikan sebagai bukti.
Hipotesis
tatistic merupakan dugaan atau pernyataan mengenai satu atau lebih populasi
yang perlu diuji kebenarannya. Benar atau tidaknya suatu hipotesis statistic
belum dapat diketahui dengan pasti, kecuali kita melakukan pengujian dengan
menggunakan keseluruhan populasi. Hal ini seringkali tidak mungkin dilakukan
karena perlu waktu lama dan biaya yang besar untuk meneliti seluruh populasi
apabila populasinya berukuran besar. Oleh karena itu, perlu dilakukan
pengambilan sampel yang dapat mewakili populasi.
Berdasarkan informasi
yang diperoleh dari sampel, kemudian dapat ditentukan apakah dugaan mengenai
populasi didukung oleh informasi yang diperoleh dari data sampel atau
tidak.Karena pernyataan dalam hipotesis tat benar atau salah, ada dua hipotesis
yang komplementer, yaitu : hipotesis nol
dan hipotesis tatistice
. Hipotesis nol adalah hipotesis yang akan diuji, yang
berkaitan dengan parameter populasi dan
berupa pernyataan tentang nilai eksak dari parameter tersebut.


Cara menguji hipotesis

Kalau, σ tidak diketahui

Berdasarkan informasi dari sampel, pengambilan keputusan
dilakukan dengan memilih satu dari dua keputusan , yaitu :






Proses untuk sampai pada suatu pilihan diantara dua
keputusan itu dinamakan : pengujian hipotesis stastistik.
Dalam pengambilan
keputusan kita dapat melakukan dua kesalahan, yaitu:
1.Kesalahan jenis I : menolak
yang benar.

2.Kesalahan jenis II : tidak menolak
yang salah.

Probabilitas
membuat kesalahan jenis I dilambangkan
dengan
dan disebut :

tingkat signifikasi
Probabilitas
membuat kesalahan jenis II dilambangkan
dengan
.

Tabel 1.
|
Ho benar
|
Ho salah
|
Tidak menolak Ho
|
Keputusan benar
|
Kesalahan tipe II
|
Menolak Ho
|
Kesalahan tipe I
|
Keputusan benar
|
Uji hipotesis dengan Alternatif
Satu Arah dan Dua Arah.
Misalkan kita
melakukan pengujian terhadap parameter
dengan menggunakan distribusi normal.

Penyusunan tatistic
:
A.
B.
C.






A disebut
uji dua arah , B dan C disebut uji satu
arah
Hipotesis nol selalu
dituliskan dengan tanda sama dengan, sehinnga menspesifikasi suatu nilai
tunggal untuk parameter populasi. Dengan demikian, probabilitas melakukan
kesalahan jenis I dapat dikendalikan. Penggunaan uji satu arah atau dua arah
bergantung pada kesimpulan yang akan ditarik apabila Ho ditolak. Wilayah
kritik/wilayah penolakan Ho dapat ditentukan sesudah H1 ditentukan.
Ciri-Ciri
Hipotesis yang Baik
Sebuah hipotesis atau dugaan sementara
yang baik hendaknya mengandung beberapa hal.
Hal–hal tersebut diantaranya :
1)
Hipotesis harus mempunyai daya penjelas
2)
Hipotesis harus menyatakan hubungan yang diharapkan ada di antara
variabel-variabel-variabel.
3)
Hipotesis harus dapat diuji
4)
Hipotesis hendaknya konsistesis dengan pengetahuan yang sudah ada.
5)
Hipotesis hendaknya dinyatakan sesederhana dan seringkas mungkin.
Berikut ini beberapa penjelasan mengenai Hipotesis yang baik :
-
Hipotesis harus menduga Hubungan
diantara beberapa variabel
Hipotesis harus dapat menduga hubungan antara dua variabel atau lebih,
disini harus dianalisis variabel-variabel yang dianggap turut mempengaruhi
gejala-gejala tertentu dan kemudian diselidiki sampai dimana perubahan dalam
variabel yang satu membawa perubahan pada variabel yang lain.
-
Hipotesis harus Dapat Diuji
Hipotesis harus dapat di uji untuk dapat menerima atau menolaknya, hal ini
dapat dilakukan dengan mengumpulkan data-data empiris.
-
Hipotesis harus konsisten dengan
keberadaan ilmu pengetahuan
Hipotesis tidak bertentangan dengan pengetahuan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Dalam beberapa masalah, dan terkhusus pada permulaan penelitian,
ini harus berhati-hati untuk mengusulkan hipotesis yang sependapat dengan ilmu
pengetahuan yang sudah siap ditetapkan sebagai dasar. Serta poin ini harus
sesuai dengan yang dibutuhkan untuk memeriksa literatur dengan tepat oleh
karena itu suatu hipotesis harus dirumuskan bedasar dari laporan penelitian sebelumnya.
-
Hipotesis Dinyatakan Secara
Sederhana
Suatu hipotesis akan dipresentasikan kedalam rumusan yang berbentuk kalimat
deklaratif, hipotesis dinyatakan secara singkat dan sempurna dalam
menyelesaikan apa yang dibutuhkan peneliti untuk membuktikan hipotesis
tersebut.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
- Statistika adalah ilmu yang
merupakan cabang dari matematika terapan yang membahas metode-metode ilmiah
untuk pengumpulan, pengorganisasian, penyimpulan, penyajian, analisis data,
serta penarikan kesimpulan yang sahih sehingga keputusan yang diperoleh dapat
diterima.
- Statistika
Inferensial adalah serangkaian teknik yang digunakan untuk
mengkaji, menaksir dan mengambil kesimpulan berdasarkan data yang diperoleh
dari sempel untuk menggambarkan karakteristik atau tati dari suatu populasi.
Oleh karena itu, statistika inferensial disebut juga tatistic induktif
atau tatistic penarikan kesimpulan.
- Statistik
inferensial digunakan dalam proses mengambil keputusan dalam menghadapi
ketidakpastian dan perubahan.
- Statistika Inferensial atau induktif
adalah tatistic bertujuan menaksir secara umum suatu populasi dengan
menggunakan hasil sampel, termasuk didalamnya teori penaksiran dan pengujian
teori.
- Statistika Inferensial digunakan
untuk melakukan :
a.
Generalisasi
dari sampel ke populasi.
b.
Uji
hipotesis (membandingkan atau uji perbedaan/kesamaan dan menghubungkan, yaitu
uji keterkaitan,
kontribusi).
- Statistika
inferensial mencakup semua metode yang berhubungan dengan analisis
sebagian data (contoh ) atau
juga sering disebut dengan sampel untuk kemudian sampai pada peramalan atau
penarikan kesimpulan mengenai keseluruhan data induknya (populasi).
3.2 Kritik dan
Saran
Demikian makalah yang kami buat semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Kami
mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan makalah kami ini.
DAFTAR PUSTAKA
Dajan, Anto.1974.Pengantar Metode
Statistika.LP3ES:Jakarta
Sudjana.2000.Metode Statistik.Tarsito:Bandung
id.wikipedia.org/wiki/Statistika_inferensi
ml.scribd.com/doc/230986543/STATISTIKA-INFERENSIAL-1
www.academia.edu/5077810/Pengujian_Hipotesis
No comments:
Post a Comment