Search This Blog

Sunday, April 20, 2014

IDENTIFIKASI TANAMAN OBAT DI LINGKUNGAN MASYARAKAT

Pendahuluan
Tumbuhan adalah makhluk hidup yang paling penting untuk kelangsungan hidup makhluk hidup lainnya. Tumbuhan yang mampu membuat makanannya sendiri menjadikannya produsen bagi makhluk hidup lain. Selain sebagai sumber makanan, tumbuhan juga menjadi salah satu bahan dasar obat-obatan. Baik obat-obatan tradisional maupun modern. Mengetahui itu, para peneliti berlomba membuat penelitian tentang manfaat dan khasiat suatu tumbuhan untuk kesehatan manusia dan hewan. Sehingga, sekarang ini banyak dijumpai tumbuhan yang berkhasiat luar biasa dan lebih aman untuk dikomsumsi bagi pengidap suatu penyakit. Selain menyembuhkan, tumbuhan juga tidak memiliki efek samping yang berbahaya.
            Masing-masing tumbuhan memiliki kandungan kimia yang berbeda yang membuatnya memiliki khasiat yang berbeda pula. Disini akan dijelaskan khasiat dari beberapa suku tumbuhan. Hal ini bertujuan untuk menambah sedikit informasi tentang tanaman obat yang ada di Indonesia khususnya di sekitar tempat tinggal kita.

Hasil dan Pembahasan
1.     Cabai Merah (Capsicum annum L)

a.      Gambar Cabai Merah

a.      Ciri-Ciri Cabai Merah
Cabai merah memiliki batang perdu tegak, tinggi 1-2,5m ,setahun / menahun. Batang berkayu, berbuku-buku, percabangan lebar, penampang persegi batang muda berambut halus berwarna hijau. Daun yang dimiliki oleh cabai merah ini adalah tunggal , bertangkai (panjangnya 0.5- 2.5cm), meruncing. Helaian daun bentuknya bulat telur sampai elips, ujung runcing, pangkal meruncing, tepi rata, pertulangan menyirip, panjang 1.5-12cm, lebar 1-5cm, berwarna hijau. Bunga cabai merah tunggal, berbentuk bintang, berwarna putih, keluar dari ketiak daun. Buahnya buah buni berbentuk kerucut memanjang, lurus/bengkok meruncing pada bagian ujungnya,  menggantung, permukaan licin mengkilap, diameter 1-2cm, panjang 4-17cm, bertangkai pendek, rasanya pedas, buah muda berwarna hiaju tua, setelah masak berwarna mearah cerah. Biji yang masih muda berwarna kuning, setelah tua menjadi berwarna cokelat, berbentuk pipih, berdiameter sekitar 4mm. 
b.      Taksonomi Cabai Merah

Kingdom                : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom
          : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi
           : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi                     : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas                      : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas
               : Asteridae
Ordo
                      : Solanales
Famili
                    Solanaceae (suku terung-terungan)
Genus
                    Capsicum
Spesies
                  Capsicum annum L.

c.        Nama Lain Cabai Merah
Indonesia   : cabai, cabe merah
Jawa          : lombok gede
Sunda        : cabe
Inggris       : chili pepper
Pilipina      : siling Haba
Cina           : la jiao

d.      Kandungan Kimia Cabai Merah
Cabai merah mengandung vitamin C dalam jumlah besar, juga mengandung karoten (pro vitamin A). Kandungan kedua zat ini tidak terlampau tinggi pada cabai yang berwarna kuning dan hijau.

e.      Manfaat Cabai Merah
1. Membantu Melegakan Pernapasan
Rasa pedas dan panas pada cabai bisa merangsang sekresi (cairan dalam saluran pernapasan) untuk membersihkan hidung yang tersumbat dan sinus. Konsumsi cabai merah akan membersihkan lendir dari hidung dan paru-paru.

2. Baik untuk kesehatan jantung
Cabai merah terbukti mampu menurunkan trigliserida dan kadar kolesterol jahat dalam darah. Selain itu, cabai akan meningkatkan kemampuan tubuh untuk melarutkan fibrin, yaitu zat esensial untuk pembentukan pembekuan darah. Sehingga, sistem peredaran darah dan jantung menjadi lebih sehat.
  
            3.    Menjaga berat badan
Rasa panas di tubuh saat kita makan cabai merah adalah satu bukti bahwa cabai merah memiliki efek termogenik atau memproduksi panas di dalam tubuh, sebuah efek yang sama dengan olahraga. Selain itu, cabai merah juga membantu mempercepat proses pencernaan dan metabolisme tubuh.

4.    Meningkatkan Kekebalan tubuh
Kandungan vitamin C pada cabai berfungsi untuk meningkatkan kekebalan tubuh. Selain itu, perpaduan vitamin A, vitamin B dan vitamin C pada cabai merah akan membantu melindungi tubuh dari berbagai serangan penyakit. Misalnya saja flu, batuk dan pilek. Vitamin A bisa menangkal infeksi misalnya saja pada saluran hidung, paru-paru, sayuran kandung kemih, dan saluran pencernaan.

            5.    Melawan radang
Kandungan zat kapsaisin pada cabai merah diketahui mampu menghambat neuropeptida yang bertanggung jawab pada proses peradangan. Salep atau krim yang mengandung kapsaisin juga banyak digunakan untuk mengobati nyeri rematik atau nyeri sendi.

6.    Mencegah kanker
Selain ampuh melawan radang, kapsaisin pada cabai juga bisa mencegah penyebaran sel-sel kanker prostat, demikian hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Cancer Research yang dilansir whfoods. Akan tetapi, satu hal yang harus Anda waspadai adalah bahwa terlalu banyak mengonsumsi cabai justru bisa menaikkan risiko kanker perut, jadi berhati-hatilah.

7.     Cabai Rawit (Capsium frustescens)
a.      Gambar Cabai Rawit
a.      Ciri-Ciri Umum Cabai Rawit
1.      Batang
Batang tanaman tegak lurus tingginya 50 – 90 cm berbuku-buku dan bersudut, kadang-kadang tidak cukup kuat untuk menyangga buah cabe yang banyak sehingga perlu diberi air sebagai penahan.
2.      Daun
Daun cabe tidak berbulu dan bentuk daunnya agak bulat sampai lonong dan bagian ujungnya meruncing, panjangnya 1 – 12 cm.
3.      Bunga
Posisi bunga cabe biasanya menggantung keluar dari ketiak daun memiliki 5 – 6 kelopak bunga. Tangkai bunga putik berwarna putih panjangnya sekitar 0,5 cm, warna kelopak putih kuning kehijauan.
4.      Buah
Bentuk buah cabe umumnya memanjang cabe rawit panjangnya 1 – 5 cm dan ada yang berbentuk bulat telur atau jorong berbentuk telur, tangkai buah agak besar dan melengkung.
5.      Warna Buah
Buah cabe yang berwarna muda, berwarna hijau dan setelah tua berwarna merah kecoklatan sampai warna merah menyala (jingga) biji buah berwarna kuning kecoklatan, cabe yang banyak  bijinya akan semakin pedas rasanya.
b.      Ciri-Ciri Khusus Cabai Rawit
Tanaman budidaya, kadang-kadang ditanam di pekarangan sebagai tanaman sayur atau tumbuh liar di tegalan dan tanah kosong yang terlantar. Tumbuhan ini berasal dari Amerika tropik, menyukai daerah kering, dan ditemukan pada ketinggian 0,5-1.250 m dpl. Perdu setahun, percabangan banyak, tinggi 50-100 cm. Batangnya berbuku-buku atau bagian atas bersudut. Daun tunggal, bertangkai, letak berselingan. Helaian daun bulat telur, ujung meruncing, pangkal menyempit, tepi rata, pertulangan menyirip, panjang 5-9,5 cm, lebar 1,5-5,5 cm, berwarna hijau. Bunga keluar dari ketiak daun, mahkota bentuk bintang, bunga tunggal atau 2-3 bunga letaknya berdekatan, berwarna putih, putih kehijauan, kadang-kadang ungu. Buahnya buah buni, tegak, kadang-kadang merunduk, berbentuk bulat telur, lurus atau bengkok, ujung meruncing, panjang 1-3 cm, lebar 2,5-12 mm, bertangkai panjang, dan rasanya pedas. Buah muda berwarna hijau tua, putih kehijauan, atau putih, buah yang masa.k berwarna merah terang. Bijinya banyak, bulat pipih, berdiameter 2-2,5 mm, berwarna kuning kotor. Cabai rawit terdiri dari tiga varietas, yaitu cengek leutik yang buahnya kecil, berwarna hijau, dan berdiri tegak pada tangkainya; cengek domba (cengek bodas) yang buahnya lebih besar dari cengek leutik, buah muda berwarna putih, setelah tua menjadi jingga; dan ceplik yang buahnya besar, selagi muda berwarna hijau dan setelah tua menjadi merah. Buahnya digunakan sebagai sayuran, bumbu masak, acar, dan asinan. Daun muda dapat dikukus untuk lalap.Cabal rawit dapat diperbanyak dengan biji.

c.       Taksonomi Cabai Rawit
·         Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
·         Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
·         Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
·         Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
·         Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
·         Sub Kelas: Asteridae
·         Ordo: Solanales
·         Famili : Solanaceae (suku terung-terungan)
·         Genus: Capsicum
·         Spesies: Capsicum frustescens  L.

d.       Nama Lain Cabai Rawit
Sumatera       : leudeuaarum
Simalungun   : situdu langit, lacina sipane
Nias               : lada limi
Jawa              : cabe rawit
Sulawesi        : kaluya kapal
Gorontalo      : malita diti
Manado         : rica halus, r. padi
Maluku          : Abrisan kubur

e.      Kandungan Kimia Cabai Rawit
Buahnya mengandung kapsaisin, kapsantin, karotenoid, alkaloid asiri, resin, minyak menguap, vitamin (A dan C). Kapsaisin memberikan rasa pedas pada cabai, berkhasiat untuk melancarkan aliran darah serta pematirasa kulit. Biji mengandung solanine, solamidine, solamargine, solasodine, solasomine, dan steroid saponin (kapsisidin). Kapsisidin berkhasiat sebagai antibiotik.

f.        Manfaat Cabai Rawit
1.      Cabe dapat meredakan pilek dan hidung tersumbat karena capsaicin dapat mengencerkan lendir. Sehingga lendir yang tersumbat lagi. Ini berlaku pada sinasitis dan juga batuk berdahak.
2.      Cabe dapat memperkecil resiko terserang stroke, penyumbatan pembulu darah, impotensi dan jantung koroner, karena dengan mengkonsumsi capsaicin secara rutin darah akan tetap encer dan kerak lemak pada pembuluh darah tidak akan terbentuk sehingga darah akan mengalir dengan lancar. Jadi, cabe juga berkhasiat mengurangi terjadinya penggumpalan darah.
3.        Mengobati perut kembung
4.         Meredakan migraine
5.       Cabe menghasilkan vitamin C (lebih banyak dari pada jeruk) dan provitamin A (lebih banyak daripada wortel) yang sangat diperlukan bagi tubuh
6.           Kaya akan kalsium dan fosfor yang mengungguli ikan segar
7.          Memberikan kalsium dan fosfor bagi tubuh
8.         Ekstrak buah cabe rawit mempunyai daya hambat terhadap pertumbuhan jamur candida albicans, yaitu jamur pada permukaan kulit.
9.         Cabe dapat meringankan keluhan sakit kepala dan nyeri sendi. Karena rasa pedas dan panas yang ditimbulkan capsaicin akan menghadang pengiriman sinyal rasa sakit dari pusat sistem saraf ke otak. Sehingga rasa sakit tersebut akan berkurang bahkan hilang.
10.   Cabe dapat meningkatkan nafsu makan pengkonsumsinya, karena capsaicin dapat merangsang produksi hormon endorphin, hormon yang mampu membangkitkan rasa nikmat dan kebahagiaan, sehingga nafsu makan menjadi bertambah.
11.    Kandungan anti oksidanya dapat digunakan untuk mengatasi ketidaksuburan dan memperlambat panuan.
12.   Menormalkan kembali kaki dan tangan yang lemas
13.  Daunnya bisa digiling untuk disalurkan di daerah yang sakit guna mengatasi sakit perut dan bisul
14.    Untuk gangguan rematik dan frosrbite (jari nyeri karena kedinginan)
15.  Membantu pembakaran kalori hingga 25%
16.    Cabe dapat menghilangkan rasa dingin pada tubuh dengan cara mengoleskan pada bagian yang terasa dingin.
Menurut Dr Budi Sugiarto Widjaja, TCM, dari Klinik Beijing, Jakarta, cabe rawit merah berkhasiat sebagai tonik dan stimulan kuat untuk jantung dan aliran darah, juga obat rematik. Gilingan cabai rawit dapat menghancurkan bekuan darah (antikoagulan) dan mengatasi gangguan rematik dan radang beku. Cabai rawit bisa meningkatkan nafsu makan (stomakik), perangsang kulit, peluruh kentut (karminatif), serta peluruh keringat (diaforetik), air liur, dan air kencing (diuretik).
Menurut Dr Setiawan Dalimartha, anggota Sentra Pengembangan dan Penerapan Pengobatan Tradisional (SP3T) DKI Jakarta, di dalam buah cabai rawit terkandung kapsaisin, kapsantin, karotenoid, alkaloid atsiri, resin, minyak menguap, serta vitamin A dan C. Kapsaisin memberikan rasa pedas pada cabai, berkhasiat melancarkan aliran darah serta sebagai pemati rasa kulit.
Biji tanaman bernama daerah lombok jempling (Madura), cabe rawit (Jawa), leudeu jarum (Gayo), rica halus (Manado), metrek wakfoh (Papua) ini, kata Dr Setiawan, mengandung solanine, solamidine, solamargine, solasodine, solasomine, dan steroid saponin (kapsisidin). Kandungan terakhir ini berkhasiat sebagai antibiotik.
Saat disantap, rasa pedas di lidah dapat menimbulkan rangsangan ke otak untuk mengeluarkan endorfin (opiate endogen). Hasilnya, rasa sakit hilang dan timbul perasaan lebih sehat. Pada sistem reproduksi, sifatnya yang panas dapat mengurangi rasa tegang dan sakit akibat sirkulasi darah yang buruk.
Salah satu hasil penelitian, kata Dr Setiawan, cabai rawit diketahui memiliki khasiat mengurangi terjadinya penggumpalan darah (trombosis) dan menurunkan kadar kolestrol. Satu hal lagi, banyaknya kandungan zat antioksidan (seperti vitamin C dan betakaroten), dapat digunakan untuk mengatasi ketidaksuburan (infertilitas), afrodisiak, dan memperlambat proses penuaan.
Masalahnya, tidak setiap orang boleh mengonsumsi cabai rawit secara berlebihan. Pengidap sakit tenggorokan, sakit mata, dan penderita gangguan saluran pencernaan, kata Dr Setiawan, tidak dianjurkan mengonsumsi cabai rawit.
Dr Setiawan menambahkan, cabai rawit indikasinya digunakan untuk menambah nafsu makan, menormalkan kembali kaki dan tangan yang lemas, melegakan rasa hidung tersumbat pada sinusitis, mengurangi batuk berdahak, dan meredakan migrain.
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mendapatkan khasiat cabai rawit. Bisa dengan cara merebusnya atau dibuat bubuk dan pil. Untuk pemakaian luar, cukup dengan merebusnya, lalu uapnya dipakai memanaskan bagian tubuh yang sakit.
Cara lain, kata Dr Setiawan, dengan menggiling cabai rawit hingga halus, kemudian membalurkannya di bagian yang sakit. Cara terakhir ini bisa digunakan untuk gangguan rematik dan frostbite (jari nyeri karena kedinginan). Daunnya bisa digiling untuk dibalurkan di daerah yang sakit guna mengatasi sakit perut dan bisul.

Berikut empat resep yang ditawarkan Dr Setiawan:
1. Rematik
Bahan: 15 cabai rawit, 1/2 sendok teh kapur sirih, 1 jeruk nipis
Pemakaian: Cabai rawit digiling hingga halus, jeruk nipis dibelah dua, ambil airnya. Campur gilingan cabai, kapur sirih, dan perasan jeruk nipis, aduk hingga rata. Balurkan ramuan tersebut pada bagian tubuh yang sakit. Lakukan hingga penyakit sembuh.
2. Sakit perut
Bahan: 15 gr daun muda cabai rawit, 1/2 sendok teh kapur sirih
Pemakaian: Cuci bersih daun cabai, giling hingga halus. Tambahkan kapur sirih, aduk hingga rata. Balurkan ramuan pada bagian perut yang sakit. Lakukan pengobatan 1-2 kali saja.
3. Kaki dan tangan lemas (lumpuh)
Bahan: 2 bonggol akar cabai rawit, 15 pasang cakar ayam, 60 gr kacang tanah, 6 butir hungcao
Pemakaian: Bersihkan semua bahan, lalu potong-potong seperlunya. Tambahkan air dan arak sama banyaknya hingga bahan-bahan terendam kira-kira 1 cm di atasnya. Ramuan tersebut dimasak dengan cara ditim. Setelah dingin, saring airnya, minum sehari dua kali, masing-masing setengah dari ramuan tersebut.         
4. Frostbite (jari nyeri karena kedinginan )
Bahan: 5 cabai rawit segar
Pemakaian: Buang biji cabai rawit, giling hingga halus. Balurkan ke bagian yang sakit.
Meskipun begitu, konsumsi cabe harus tetap di batasi karena berlebihan mengkosumsi cabe juga kurang baik untuk kesehatan. Konsumsilah sewajarnya saja, adapun akibatnya yaitu terhadap pencernaan.


3.     Cabai Jawa (Piper retrofractum Vahl.)
a.      Gambar Cabai Jawa
a.      Ciri-Ciri Cabai Jawa
Bentuk tanamannya seperti sirih, merambat , memanjat , membelit , dan melata. Daunnyaberbentuk bulat telur sampai lonjong, pangkal dan berbentuk jantung atau membulat, ujung daun runcing dengan bintik-bintik kelenjar. Buahnya majemuk bulir, bentuknya bulat panjang atau silindris , dan ujungnya mengecil. Buah yang belum tua berwarna kelabu, kemudian menjadi hijau, selanjutnya kuning, merah, serta lunak. Rasanya pedas dan tajam aromatis.
b.      Taksonomi Cabai Jawa
Kingdom    : Plantae
Divisi         : Magnoliophyta
Kelas          : Magnoliopsida
Ordo          : Piperales
Famili        : Piperaceae
Genus        : Piper
Spesies      : Piper retrofractum
  
c.        Nama Lain Cabai Jawa
Indonesia   : Cabai Jawa
Jawa          : Cabean, cabe alas, cabe areuy, cabe jawa, c. Sula
Madura     : Cabhi jhamo, cabe ongghu, cabe solah
Sumatera  : Lada panjang, cabai jawa, cabai panjang
Makasar    : Cabia
Inggris       : Long pepper 

d.      Kandungan Kimia Cabai Jawa
Buah cabe jawa mengandung zat pedas piperine, chavicine, palmitic acids, tetrahydropiperic acids, 1-undecylenyl-3,4-methylenedioxy benzene, piperidin, minyak asiri, isobutyideka-trans-2-trans-4-dienamide,dan sesamin. Piperine mempunyai daya antipiretik, antipiretik, analgesik, antiinflamasi, dan menekan susunan saraf pusat. Bagian akar mengandung piperine, piplartine, dan piperlonguniinine.

e.      Manfaat Cabai Jawa
Buah cabe jawa dapat digunakan untuk mengatasi:
- kejang perut, muntah-muntah, perut kembung, mulas,
- disentri, diare,
- sukar buang air besar pada penderita penyakit hati,
- sakit kepala, sakit gigi,
- batuk, demam,
- hidung berlendir,
- lemah syahwat,
- sukar melahirkan,
- neurastenia, dan
- tekanan darah rendah.

Bagian akar dapat digunakan untuk:
- kembung, pencernaan terganggu,
- tidak dapat hamil karena rahim dingin,
- membersihkan rahim setelah melahirkan,
- badan terasa lemah,
- stroke,
- rematik, gout, dan nyeri pinggang.

Daun dapat digunakan untuk mengatasi:
- kejang perut dan
- sakit gigi.

CARA PEMAKAIAN :
Buah sebanyak 2,5 - 5 g dijadikan pil atau direbus, lalu diminum. Untuk pemakaian luar, buah dijemur kering lalu digiling menjadi bubuk. Bubuk ini dihirupkan melalui hidung atau dimasukkan ke gigi yang berlubang (karies dentis). Juga digunakan untuk rematik dan parem setelah melahirkan.
Akar sebanyak 2,5 g direbus, atau dijadikan pil, bubuk. Pemakaian luar untuk obat luka dan sakit gigi. Daun untuk obat kumur pada radang mulut.

CONTOH PEMAKAIAN :
1. Neurastenia :
    Cabe jawa 6 butir, rimpang alang-alang 3 batang, rimpang lempuyang
    3/4 jari, daun sambiloto segar 1 genggam, gula enau 3 jari, dicuci
    dan dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan 4 gelas air bersih
    sampai tersisa 2 1/4 gelas. Setelah dingin disaring lalu diminum.
    Sehari 3 kali, masing-masing 3/4 gelas.

2. Masuk angin :
    Cabe jawa 3 butir, daun poko (Mentha arvensis L.) dan daun
    kesumba keling (Bixa orellana L.), masing-masing 3/4 genggam, gula
    enau 3 jari. Bahan-bahan tersebut dicuci lalu dipotong-potong
    seperlunya. Rebus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 2 1/4
    gelas. Setelah dingin saring, lalu minum 3 kali sehari @ 3/4 gelas.

3. Membersihkan rahim setelah melahirkan, obat kuat:
    Akar kering cabe jawa sebanyak 3 g digiling halus. Seduh dengan
    air panas, hangat-hangat diminum sekaligus.

4. Pencernaan terganggu, batuk, ayan, demam sehabis melahirkan, menguatkan lambung, paru dan jantung : Buah cabe jawa kering sebanyak 5 g ditumbuk halus. Tambahkan madu secukupnya sambil diaduk merata, lalu diminum sekaligus.

5. Sakit gigi :
    a. Daun cabe jawa yang segar sebanyak 3 lembar dicuci lalu
       ditumbuk. Seduh dengan 1/2 gelas air panas. Selagi hangat
       disaring, airnya dipakai untuk kumur-kumur.
    b. Akar lekat dikunyah beberapa saat, lalu dibuang.

6. Kejang perut :
    Daun cabe jawa segar sebanyak 3 lembar dicuci lalu ditumbuk.
    Seduh dengan 1 gelas air panas. Selagi hangat disaring Ialu
    diminum sekaligus
7. Urus-urus untuk penderita penyakit hati :
    Cabe Jawa 3 butir dan rimpang lempuyang seukuran ibu jari
    ditumbuk. Tambahkan 1 sendok makan air matang sambil diaduk
    rata, lalu peras dan saring. Airnya diminum sekaligus.

8. Demam :
    Buah yang kering sebanyak 3 g digiling halus, lalu diseduh dengan
    1/2 gelas air panas. Kemudian minumlah bersama ampasnya selagi
    hangat.

CATATAN : Penderita panas dalam dan perempuan hamil dilarang minum ramuan tumbuhan ini.

3.     Serai (Cymbopogon citratus)
a.      Gambar Serai
a.      Ciri-Ciri Serai
Berupa rumput-rumputan tegak, menahun, perakarannya sangat dalam dan kuat. Batang tegak atau condong, membentuk rumpun, pendek, masif, bulat (silindris), gundul seringkali di bawah bukunya berlilin, penampang lintang batang berwarna merah. Daunnya tunggal, lengkap, pelepah daun silindris, gundul, deringkali bagian permukaan dalam berwarna merah, ujung berlidah (ligula), helaian lebih dari separuh menggantung, remasan berbau aromatik.
Bung
anya susunan malai atau bulir majemuk, bertangkai atau duduk, berdaun: pelindung nyata, biasanya berwarna sama, umumnya putih.

b.      Taksonomi Serai
Kingdom    : Plantae
Divisi         : Magnoliophyta
Kelas          : Liliopsida
Ordo          : Poales
Famili        : Poaceae
Genus        : Cymbopogon
Spesies      : Cymbopogon citratus

c.        Nama Lain Serai
Indonesia   : Serai
Jawa          : sereh, sere
Sumatera  : serai, sorai, atau sange-sange
Kalimantan: belangkak, senggalau, atau salai
NTT            : see, nau sina, bu muke
Sulawesi    : tonti atau sare
Maluku      : hisa atau isa

d.      Kandungan Kimia Serai
Mengandung  minyak atsiri yang terdiri dari sitrat, sitronelol, a-pinen, kamfen, sabinen, mirsen, felandren beta, p-simen, limonen, cis-osimen, terpinol, sitronelal, borneol, terpinen -4-ol, a-terpineol, geraniol, farnesol, metilheptenon, n-desialdehida, dipenten, metil heptanenon, bornilasetat, geranilformat, terpinil astet, sitronil asetat, geranil asetat, beta-elemen, beta-kariofilen, beta-bergamoten, trans-metilsoeugenol, beta-kadinen, elemol, kariofilen oksida. Senyawa lain adalah geranial, geranil butirat, lomonen, eugenol dan metileugenol.

e.      Manfaat Cabai Serai
·      Serai dan manfaatnya pada sistem saraf. Minyak esensial yang mengandung Serai juga dapat bermanfaat untuk memperkuat dan meningkatkan fungsi sistem saraf. Hal itu disebabkan minyak Serai tersebut akan memberikan efek yang menghangatkan, melemaskan otot, dan meredakan kejang-kejang.
·      Serai mencegah penyakit kanker. Ada penelitian yang menjelaskan bahwa setiap 100 gram Serai mengandung zat antioksidan yang kita tahu bermanfaat untuk mencegah terjadinya penyakit kanker. Kemudian, penelitian yang dilakukan oleh tim dari University Gurion di Israel telah menemukan bahwa dalam Serai ada senyawa yang dapat mematikan sel kanker tanpa merusak sel sehat.
·      Memperindah kulit. Penggunaan daun Serai juga sudah terjadi dalam bidang kosmetik yang digunakan untuk memperindah kulit. Efek dari penggunaan kosmetik yang mengandung daun Serai adalah dapat menghilangkan jerawat dan berfungsi juga sebagai penyegar.
·      Serai untuk mengobati gangguan pencernaan. Serai sangat bermanfaat untuk mengatasi gangguan pencernaan, sakit perut, masuk angin, mengurangi gas dari usus, diare.
·      Detoksifikasi
Serai juga sangat baik untuk detoksifikasi tubuh dengan cara meningkatkan jumlah buang air kecil. Hal tersebut tentunya sangat bermanfaat untuk membuat seluruh organ pencernaan seperti hati, pankreas, ginjal, dan juga kandung kemih bersih dan sehat karena beragam racun akan tersingkir.
·      Serai Bisa Mengobati infeksi kulit. Kadungan zat anti-mikroba dan anti-bakteri Penelitian menunjukkan, serai memiliki kandungan zat anti-mikroba dan anti-bakteri. Kandungan tersebut berguna khususnya dalam mengobati infeksi pada lambung, usus, saluran kemih dan luka. Belakangan, Serai juga banyak dipercaya dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit seperti infeksi kulit, tipus, keracunan makanan, dapat juga meredakan bau badan.

3.     Kitolod (Isotoma longiflora)
a.      Gambar Kitolod
a.      Ciri-Ciri Umum Kitolod
Kitolod merupakan tanaman semak yang memiliki tangkai bunga yang panjang, sesuai dengan nama latinnya (longiflora). Mahkotanya berbentuk bintang dan berwarna putih bersih. Secara sekilas mirip dengan mahkota melati untuk teh (Ipteknet, 2005).
Tinggi tanaman ini sekitar 50cm, habitus semak, dan merupakan tanaman semusim. Bergetah putih yang rasanya tajam dan mengandung racun. batangnya berbentuk bulat, berkayu, dan berwarna hijau. Daun berbentuk panjang, berwarna hijau, permukaan kasar, ujung runcing, pangkal menyempit, tepi melekuk ke dalam, bergigi sampai melekuk menyirip. Daun merupakan daun tunggal dengan ukuran 2-3cm dan panjangnya 5-15cm. Bunga berbentuk lonceng dengan mahkota berbentuk bintang. Biji berbentuk bulat telur, berukuran kecil dan berwarna putih. Akar tanaman ini berupa akar tunggang (Ali, 2003; Smith, 2001).
Memiliki daun yang bagian pinggirnya tidak rata, seperti daun yang lainnya, namun dapat digambarkan seperti garis gergaji.Warna daunya hijau tua, jika telah berbunga, bunganya berwarna putih. Batangnya kurang lebih berdiameter 1 cm, menciut dari bawah ke atas menjadi berdiameter kecil dan apabila batangnya kita pegang, terasa agak keras.Dan batangnya berwarna hijau muda.
b.      Ciri-Ciri Khusus Kitolod
Kitolod cocok untuk tumbuh di daerah dataran tinggi yang dingin meskipun sebenarnya dapat tumbuh di dataran rendah. Kitolod yang ditanam pada dataran rendah memberikan hasil yang kurang sempurna, yaitu daun tidak setebal di dataran tinggi dan daunnya tumpul (Ali, 2003).
c.       Taksonomi Kitolod
·           Kingdom : Plantae
·           Subkingdom : Tracheobionta
·           Super Division : Spermatophyta
·           Division : Magnoliophyta (Angiospermae)
·           Class : Magnoliopsida         
·           Subclass : Asteridae
·           Order : Campanulales
·           Family : Campanulaceae
·           Genus : Isotoma
·           Species : Isotoma longiflora (Wild.) Presl

d.       Nama Lain Kitolod
Indonesia       : Bunga bintang, Kitolod
Malaysia        : Lidah payau
Inggris           : Star of Bethlehem

e.      Kandungan Kimia Kitolod
Kandungan kimia di dalamnya, semisal senyawa alkaloid yakni lobelin, lobelamin dan isotomin. Daunnya mengandung alkaloid, saponin, flavonoid, dan polifenol. Getah tanaman mengandung racun, tetapi bagian tanaman lain memiliki efek antiradang (antiflamasi), antikanker (antineoplasmik), menghilangkan nyeri dan menghentikan pendarahan.

f.        Manfaat Kitolod
Bagian tanaman yang digunakan: Daun, dan seluruh bagian tanaman. Hati-hati dengan getah yang beracun. Penggunaan daun tidak boleh lebih dari 3 lembar dalam 1 kali penggunaan. Sebelum digunakan, usahakan selalu dicuci bersih bagian tanaman yang akan digunakan (Ali, 2003).
Kitolod digunakan sebagai obat tetes yang dapat untuk mengobati gangguan pada mata. Terdapat 3 cara untuk membuatnya, yaitu (Ali, 2003):

1. Cara pertama:
§  Ambil 3 lembar daun kitolod yang segar lalu dicuci bersih
§  Dimasukkan dalam mangkuk berisi air bersih sebanyak 5 sendok makan, lalu tulang daun ditekan-tekan hingga keluar cairan. Daun kemudian dibuang
§  Dimasukkan air yang bercampur dengan cairan dari tulang daun kitolod pada botol kaca

2. Cara kedua:
§  Ambil 3 lembar daun kitolod yang segar lalu dicuci bersih
§  Daun tersebut dijemur di bawah sinar matahari
§  Daun kering dihancurkan lalu diseduh dengan air bersih
§  Seduhan tersebut disaring dari ampas daun kitolod
§  Air seduhan kemudian dimasukkan dalam botol kaca
  
3. Cara ketiga:
§  Ambil 3 lembar daun kitolod yang segar lalu dicuci bersih
§  Dimasukkan dalam mangkuk yang berisi air lalu dilumatkan daun kitolod tersebut
§  Air tersebut disaring dan hasil saringannya dimasukkan dalam botol kaca
Indikasi penggunaan ramuan ini adalah diteteskan pada bagian mata 2-3 tetes dalam sehari. Ramuan yang sudah dibuat dapat disimpan dalam lemari es hingga 1 minggu.
Penyakit lain yang dapat disembuhkan (Ali, 2003; Ipteknet, 2005; Smith, 2001):
1.      SAKIT GIGI : Dua lembar daun dicuci bersih lalu ditumbuk halus, taruh pada lubang gigi yang sakit.
2.      ASMA, BRONCHITIS, RADANG TENGGOROKAN : Tiga lembar daun dicuci bersih lalu direbus dengan 2 gelas air bersih sampai tersisa satu gelas. Setelah dingin di saring lalu di minum. Lakukan 2 kali sehari, pagi dan sore
3.      LUKA : Daun secukupnya dicuci bersih lalu ditumbuk sampai halus, tempelkan pada luka lalu di balut dengan kain bersih. Ganti 2 ‑ 3 kali sehari.
4.      OBAT KANKER : Daun 3 lembar berikut batangnya, di rebus dengan 5 gelas air hingga menjadi 1 – 2 gelas dengan api kecil. Air rebusan di minum beberapa kali hingga habis dalam sehari
5.      KATARAK : 1 lembar daun yang sudah bersih ditambah 5 sendok makan air bersih kemudian tulang daun ditekan tekan dengan sendok. Daunnya dibuang, airnya 3-5 tetes diteteskan kemata, didiamkan sejenak, kotoran mata dibuang kemudian mata dicuci dengan air rebusan daun sirih.
6.      INFEKSI TELINGA : Telinga yang terinfeksi diteteskan dengan ramuan kitolod sekitar 2-3 tetes.