I.
PENDAHULUAN
I.I Tinjauan
Teoritis
Dalam biologi, tumbuhan
merujuk pada organisme yang termasuk ke dalam RegnumPlantae. Di dalamnya masuk semua organisme yang sangat biasa
dikenal orang seperti pepohonan, semak, terna, rerumputan, paku-pakuan, lumut, serta sejumlah alga
hijau. Tercatat sekitar 350.000 spesies organisme termasuk di dalamnya, tidak termasuk alga
hijau. Dari jumlah itu, 258.650 jenis merupakan tumbuhan
berbunga dan 18.000 jenis tumbuhan
lumut. Hampir semua anggota tumbuhan bersifat autotrof, dan mendapatkan energi langsung dari cahayamatahari melalui proses fotosintesis. Karena warna hijau amat dominan pada anggota kerajaan
ini, nama lain yang dipakai adalah Viridiplantae
("tetumbuhan hijau"). Nama lainnya adalah Metaphyta.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Tumbuhan)
Tumbuhan tingkat tinggi, memiliki ciri-ciri :
- Berkormus
sehingga disebut CORMOPHYTA
- Organ sudah
dapat dibedakan dengan nyata/kjelas antara akar, daun dan batang.
- Mempunyai
jaringan pengangkutan/vasikuler.
- Ex :
Angiospermae (Dikotil dan Monokotil) dan Gymnospermae.
Dikotil merupakan tumbuhan berbiji keping satu, sedangkan
tumbuhan monokotil merupakan tumbuhan berbiji keping dua. ( Anonim A, 2009 )
Tumbuhan berkeping biji tunggal (atau
monokotil) adalah salah satu
dari dua kelompok besar tumbuhan berbunga yang secara klasik diajarkan;
kelompok yang lain adalah tumbuhan berkeping biji dua atau dikotil. Ciri
yang paling khas adalah bijinya tidak membelah karena hanya memiliki satu daun lembaga.
Kelompok ini diakui sebagai takson
(sebagai kelas
maupun subkelas) dalam berbagai sistem klasifikasi
tumbuhan
dan mendapat berbagai nama, seperti Monocotyledoneae,
Liliopsida, dan Liliidae. (
Anonim B, 2009 )
Dari segi anatomi warga Monocotyledoneae mempunyai
ciri-ciri; akar mempunyai struktur yang terdiri atas jaringan-jaringan primer
saja dengan silinder pusat tergolong aktinostele dan endodermis yang pada
penampang lintang jelas dapat dibedakan sel-sel yang menebal dan tidak dapat
dilalui air serta zat-zat makanan yang terlarut didalamnya dengan sel-sel yang
biasanya berhadapan dengan suatu berkas pembuluh kayu yang dindingnya tidak
menebal dan merupakan pintu masuknya air dari bagian luar akar ke dalam berkas-berkas
pembuluh pengangkutan (Tjirosoepomo, 2007)
Dapat
di ketahui bahwa perbedaan yang mencolok antara tumbuhan dikotil terletak pada
berkas pembuluh, berkas pembuluh pada tumbuhan dikotil terlihat lebih teratur,
sedangkan berkas pembuluh pada tumbuhan monokotil terlihat berkas pembuluh yang
tidak teratur. Berkas pembuluh terdiri dari xylem atau suatu alat transportasi
yang digunakan untuk mengangkut sari makanan dan unsur hara dari tanah
keseluruh tubuh tumbuhan dan floem yaitu berkas yang berfungsi sebagai
pengangkut hasil fotosintesis dari daun keseluruh tubuh tumbuhan (Aryuliana, 2004).
Pada
akar tumbuhan dikotil, di antara xylem dan floem terdapat kambium, sedangkan
pada akar tumbuhan monokotil di antara xylem dan floem tidak di jumpai kambium.
Kambium merupakan titik pertumbuhan sekunder kearah dalam membentuk xylem dan
kearah luar membentuk floem. Sedangkan pada batang monokotil memiliki ikatan
pembuluh angkut dan anatomi batang muda dan batang tua sama. Dan untuk batang
dikotil memiliki ikatan pembuluh angkut dan anatomi batang muda dan batang muda
berbeda yaitu di temukannya empelur pada batang muda dan sebaliknya pada batang
tua (Atinirmala, 2006).
Tumbuhan
dikotil memiliki ciri berupa akar tunggang, bentuk tulang daun menjari, tidak
di temukannya tudung akar, bunga kelipatan 5 dan biji berkeping 2, sedangkan
pada tumbuhan monokotil memiliki ciri berupa akar serabut, bentuk tulang daun
sejajar, di temukannya tudung akar, bunga kelipatan 3 dan biji berkeping
1. (Anonim C,
2009)
Di
Indonesia, pemanfaatan tanaman sebagai obat-obatan telah berlangsung ribuan
tahun yang lalu. Pada pertengahan abad ke XVII seorang botanikus
bernama Jacobus
Rontius (1592 – 1631) mengumumkan khasiat tumbuh-tumbuhan dalam bukunya De Indiae
Untriusquere Naturali et Medica.[3] Meskipun
hanya 60 jenis tumbuh-tumbuhan yang diteliti, tetapi buku ini merupakan dasar
dari penelitian tumbuh-tumbuhan obat oleh N.A. van
Rheede tot Draakestein (1637 – 1691) dalam bukunya Hortus Indicus Malabaricus.[3] Pada tahun 1888 didirikan Chemis
Pharmacologisch Laboratorium sebagai bagian dari Kebun Raya
Bogor
dengan tujuan menyelidiki bahan-bahan atau zat-zat yang terdapat dalam
tumbuh-tumbuhan yang dapat digunakan untuk obat-obatan. Selanjutnya penelitian
dan publikasi mengenai khasiat tanaman obat-obatan semakin berkembang.
Penggunaan
bahan alam, baik sebagai obat maupun tujuan lain cenderung meningkat, terlebih
dengan adanya isu back to nature serta krisis berkepanjangan yang
mengakibatkan turunnya daya beli masyarakat. Obat tradisional dan tanaman obat
banyak digunakan masyarakat menengah kebawah terutama dalam upaya preventif,
promotif dan rehabilitatif. Sementara ini banyak orang beranggapan bahwa
penggunaan tanaman obat atau obat tradisional relatif lebih aman dibandingkan
obat sintesis. Walaupun demikian bukan berarti tanaman obat atau obat
tardsional tidak memiliki efek samping yang merugikan, bila penggunaannya
kurang tepat. Agar penggunaannya optimal, perlu diketahui informasi yang
memadai tentang kelebihan dan kelemahan serta kemungkinan penyalahgunaan obat
tradisional dan tanaman obat. Dengan informasi yang cukup diharapkan masyarakat
lebih cermat untuk memilih dan menggunakan suatu produk obat tradisional atau
tumbuhan obat dalam upaya kesehatan.
(http://obtra29.wordpress.com/)
Efek
samping obat tradisional relatif kecil jika digunakan secara tepat, yang
meliputi :
- Kebenaran
bahan Tanaman obat di Indonesia terdiri dari beragam
spesies yang kadang kala sulit untuk dibedakan
satu dengan yang lain. Kebenaran bahan menentukan tercapai atau
tidaknya efek terapi yang diinginkan.
- Ketepatan
dosis Tanaman obat, seperti halnya obat buatan pabrik memang
tak bisa dikonsumsi sembarangan. Tetap ada dosis yang harus dipatuhi,
seperti halnya resep dokter. Buah mahkota dewa, misalnya, hanya boleh
dikonsumsi dengan perbandingan 1 buah dalam 3 gelas air. Sedangkan daun
mindi baru berkhasiat jika direbus sebanyak 7 lembar dalam takaran air
tertentu
- Ketepatan
waktu penggunaan Kunyit diketahui bermanfaat untuk
mengurangi nyeri haid dan sudah turun-temurun dikonsumsi dalam ramuan jamu
kunir asam yang sangat baik dikonsumsi saat datang bulan, Akan tetapi jika
diminum pada awal masa kehamilan beresiko menyebabkan keguguran. Hal ini
menunjukkan bahwa ketepatan waktu penggunaan obat tradisional menentukan
tercapai atau tidaknya efek yang diharapkan.
- Ketepatan
cara penggunaan Satu tanaman obat dapat memiliki banyak zat aktif yang
berkhasiat di dalamnya. Masing-masing zat berkhasiat kemungkinan
membutuhkan perlakuan yang berbeda dalam penggunaannya. Sebagai contoh
adalah daun Kecubung jika dihisap seperti rokok bersifat bronkodilator dan
digunakan sebagai obat asma. Tetapi jika diseduh dan diminum dapat
menyebabkan keracunan / mabuk
- Ketepatan
telaah informasi Perkembangan teknologi informasi
saat ini mendorong derasnya arus informasi yang mudah untuk diakses.
Informasi yang tidak didukung oleh pengetahuan dasar yang memadai dan
telaah atau kajian yang cukup seringkali mendatangkan hal yang
menyesatkan. Ketidaktahuan bisa menyebabkan obat tradisional berbalik
menjadi bahan membahayakan.
(LusiaOktara Kumala Sari dalam jurnal
pemanfaat obat tardisional dengan pertimbangan keamanannya)
1. Tidak
Menimbulkan Efek Samping
Obat herbal
benar-benar merupakan produk alami yang telah tersedia di alam. Pengolahan obat
ini pun dilakukan secara alami, bahkan tradisional, tanpa pencampuran bahan
kimia atau sintetis. Oleh sebab itulah, dapat dipastikan bahwa obat-obatan
herbal sama sekali tidak memiliki efek samping sehingga sangat aman digunakan.
2. Mudah
Diproduksi
Obat herbal
merupakan obat yang dihasilkan dari pengolahan sederhana beberapa bagian
tumbuhan, seperti akar, umbi, buah, bunga, kulit kayu, serta bagian tumbuhan
lain. Prosesnya yang terbilang sederhana membuat pengolahan obat herbal tidak
membutuhkan teknologi canggih maupun modal penelitian yang besar.
2. Bebas
Racun
Obat-obatan
kimia atau obat farmasi merupakan racun sehingga tidak boleh dikonsumsi secara
sembarang. Namun, ada yang berbeda dari obat herbal. Yaitu, bebas racun. Dengan
demikian, obat herbal sangat aman dikonsumsi oleh siapa pun. Bahkan, obat
herbal dapat dijadikan sebagai peluruh racun di dalam tubuh atau detoksifikasi.
(http://www.hasbihtc.com/mengenal-aneka-tumbuhan-herbal-dan-khasiatnya.html)
I.II Rumusan Masalah
ü Bagaimana
peranan tanaman sebagai obat herbal?
ü
Apakah
khasiat dari setiap tanaman yang diamati?
ü
Apakah
kandungan tanaman sehingga dapat menjadi obat herbal?
ü
Bagaimana
cara penggunaan tanaman untuk dijadikan obat herbal?
ü Apakah
ada efek samping dari penggunaan obat herbal?
I.III Tujuan Percobaan
ü Untuk
mengetahui peranan tanaman sebagai obat herbal
ü
Untuk
mengetahui khasiat dari setiap tanaman yang diamati
ü
Untuk
mengetahui kandungan tanaman sehingga dapat digunakan sebagai obat herbal
ü
Untuk
mengetahui cara penggunaan tanaman yang akan dijadikan obat herbal
ü
Untuk
mengretahui apakh ada efek samping dari penggunaan obat herbal dalm
menyembuhkan penyakit
I. HASIL PENGAMATAN
1.
BUNGA
MATAHARI (Helianthus annuus L.)
v Klasifikasi
·
Kingdom :
Plantae
·
Superdivisi :
Spermatophyta
·
Divisi : Magnoliophyta
·
Kelas : Mangoliopsida
·
Ordo : Asteridales
·
Famili : Asteraceae
·
Genus : Helianthus
·
Spesies
: Helianthus annuus L.
v Ciri-ciri
Umum :
Ciri
ciri bunga matahari diantaranya yaitu adanya daun yang lebar dan tumbuh
mengembang berwarna hijau tua, dengan batang kehijauan dan tidak terlalu
keras.Tangkai bunga berbentuk bulat atau oval dengan daun-daun kecil ditepinya.
v Ciri-ciri
Khusus :
setiap
berbunga selalu mengikuti arah cahaya matahari.Bunga matahari ini berbatang
kecil dan umurnya tidak dapat bertahun-tahun,biasanya hanya berumur 6-8 bulan
saja,setelah bunga dan biji tua bunga matahari sudah tidak menghasilkan bunga
lagi,maka dari itu pohonnya lama kelamaan akan mati karena bunga matahari ini
hanya berbunga
v Nama
Indonesia :
Bunga Matahari
v Nama
Lokal :Bunga
Matahari
v Kandungan
Kimia :
Pada
bunganya, bunga matahari mempunyai kandungan kuersimeritin (flavon glikosida),
sianidinmono glukosida (antosian glikosida), xantofil, dan kholina, Selain itu,
bunga matahari juga mengandung betaina dan sapogenin.Khasiat dari bagian bunga
matahari ini adalah Sebagai analgesic, antipiretik, dan hipotensif.
Pada
bijinya, bunga matahari mengandung protein, globulin, albumin, glutolin, dan
asam amino esensial.Biji bunga matahari mempunyai khasiat Sebagai inflamasi,
analgesic, antitusif, dan diuretic.
Tidak
hanya bunga dan bijinya, buah pada bunga matahari juga mempunyai kandungan yang
baik.Ini mengandung minyak lemak dengan kholina, lesitin, betaina, dan zat
samak yang mengandung khasiat Sebagai inflamasi, analgesic, dan antipiretik.
v Khasiat
dan Cara Pemakaiannya:
a.
Khasiat
- Bunga : antipiretik, hipotensif, menurunkan tekanan darah,
mengurangi rasa nyeri (analgetik), nyeri haid (dysmenorrhoe), nyeri
lambung (gastric pain), sakit kepala, sakit gigi, sakit perut, tekanan
darah tinggi, radang payudara (obat luar), radang persendian (obat luar),
kosmetik (mencegah penuaan dini), dan sulit melahirkan.
- Akar : Anti
inflamasi, analgesik, antitusif, diuretic, batuk, batu ginjal, bronkhitis,
keputihan (leucorrhoe), anti radang, peluruh air seni, pereda batuk, dan
menghilangkan nyeri.
- Daun : Anti
inflamasi, analgesik, antipiretik, anti radang, mengurangi rasa nyeri, dan
anti malaria.
- Biji : Anti dysentery, membangkitkan nafsu makan, lesu, sakit
kepala, , disenteri berdarah, merangsang pengeluaran cairan tubuh (hormon,
enzym, dll.), merangsang pengeluaran campak (measles).
- Sumsum dari batang dan dasar bunga
(reseptaculum) : Merangsang energi vital, menenangkan liver, merangsang
pengeluaran air kemih, menghilangkan rasa nyeri pada waktu buang air
kemih, nyeri lambung, air kemih bedarah (hematuria), ari kemih berlemak
(chyluria), kanker lambung, kanker esophagus dan malignant mole.
b.
Cara Pemakaian
1.
Sakit kepala:
25 -
30 gr bunga + 1 butir telur ayam (Tidak dipecahkan) + 3 gelas air, direbus
menjadi 1/2 gelas. Diminum sesudah makan, 2 x sehari.
2.
Radang payudara (Mastitis):
Kepala
bunga (tanpa biji), dipotong halus-halus, kemudian dijemur.Setelah kering
digongseng/sangrai sampai hangus, kemudian digiling menjadi
serbuk/tepung.Setiap kali minum 10-15 gr, dicampur arak putih + gula + air
hangat.3 kali sehari, minum pertama kali harus keluar keringat.(Tidur pakai
selimut).
3.
Rheumatik:
Kepala
bunga digodok sampai menjadi kanji, ditempelkan ke tempat yang sakit.
4.
Disentri:
30 gr
biji diseduh, kemudian ditim selama 1 jam.Setelah diangkat, ditambahkan gula
batu secukupnya, minum.
b).
Akar
1.
Kesulitan buang air besar dan kecil:
15 -
30 gr akan segar direbus, minum.
2.
Infeksi saluran kencing:
30 gr
akar segar direbus. (jangan lama-lama, sewaktu baru mendidih, diangkat), minum.
1.
Bunga Pagoda (Clerodendron
squamatum Vahl)
v Klasifikasi :
Kelas :
Dicotyledonae
Bangsa : Solonales
Suku : Verbenaceae
Marga : Clerodendron
Jenis : Clerodendron squamatum Vahl.
Bangsa : Solonales
Suku : Verbenaceae
Marga : Clerodendron
Jenis : Clerodendron squamatum Vahl.
v Ciri-ciri Umum:
Merupakan
famili Verbenaceae, berbentuk semak tahunan dengan tinggi 1- 2 meter.Batangnya
tegak,bulat,sedikit bercabang,berwarna putih kehitaman. Daun
tunggal,berseling,bentuk jantung,tepi neringitujung runcing,pangkal
bertoreh,panjang 15-30 cm, lebar 10-25 cm, pertulangan melengkung, permukaan
kasar.Bunga majemuk,bentuk payung,terletak di ujung batang atau cabang,tangkai
silendris.Kelopak berbentuk corong,bercangap.Mahkota bentuk tabung ujung
bercangap lima dan berwarna oranye.
v Ciri-ciri Khusus:
o
Akar, rasanya pahit, sifatnya dingin.
o Daun, rasanya manis, asam, agak kelat,
sifatnya netral
o
Bunga, rasanya manis, sifatnya hangat
v Nama
Indonesia : Bunga Pagoda
v Nama
Lokal : Bunga panggil, Bunga pluin ( Melayu ), Bunga
pagoda ( Jawa )
tumbak rajak (bali)
v Kandungan
Kimia :
- Alkoloid
- Garam Kalium
- Zat Samak
- Garam Kalium
- Zat Samak
Daun,bunga dan batang mengandung saponindan
polifenol. Di samping itu daun dan batangnya mengandung alkaloid dan
flavonoida.
v Khasiat
dan cara pemakaian:
a. Khasiat


b. Cara
Pemakaian

Masak 60 g akar atau bunga pagoda
dengan usus sapi.Setelah dingin, kuahnya diminum dan usus sapinya dapat
dimakan.

Keringkan bunga atau akar pagoda secukupnya,
lalu giling untuk dijadikan serbuk. Ambil satu sendok teh serbuk tadi,
lalu masukkan ke dalam satu seloki arak manis. Aduk rata, lalu minum
sekaligus pada malam hari menjelang tidur.

Cuci daun bunga pagoda segar secukupnya,
lalu giling sampai halus. Tambahkan sedikit madu sambil diaduk merata.Bubuhkan
ramuan tersebut pada tempat yang sakit, lalu balut.Ganti ramuan ini tiga kali
sehari.
1.
Buncis
(Phaseolus
vulgaris L.)
v Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotiledonae
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Phaseolus
Species : Phaseolus vulgaris L.
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotiledonae
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Phaseolus
Species : Phaseolus vulgaris L.
v Ciri-ciri Umum:
Kacang buncis termasuk tanaman semusim (annual)
yang dibedakan atas dua tipe pertumbuhan, yaitu tipe merambat dan tipe
tegak. Batang tanaman buncis umumnya berbuku-buku, merupakan tempat untuk
melekat tangkai daun. Buncis mempunyai daun majemuk beranak daun tiga (trifoliolatus)
dan helai daunnya berbentuk jorong segitiga. Tanaman buncis memiliki akar
tunggang yang dapat menembus tanah sampai pada kedalaman + 1 m. Akar-akar
yang tumbuh mendatar dari pangkal batang, umumnya menyebar pada kedalaman
sekitar 60-90 cm. Sebagian akar-akarnya membentuk bintil-bintil (nodula)
yang merupakan sumber unsur Nitrogen dan sebagian lagi tanpa nodula yang
fungsinya antara lain menyerap air dan unsur hara.
Bunga buncis tersusun dalam karangan berbentuk
tandan. Kuntum bunga berwarna putih atau putih kekuning-kuningan, bahkan
ada juga yang merah atau violet. Pada buncis tipe merambat, keluarnya
karangan bunga tidak serempak. Sedangkan pada buncis
tipe tegak pertumbuhan karangan bunga hampir pada waktu yang bersamaan
(serempak). Kacang buncis termasuk tanaman yang bersifat menyerbuk sendiri (self
polination), tetapi persilangan alami sering terjadi meskipun dalam jumlah
atau persentase sangat sedikit. Bunga buncis mekar pada pagi hari sekitar
jam 07.00-08.00. Dari proses penyerbukan bunga akan dihasilkan buah yang
disebut ”polong”.
Polong tanaman buncis berbentuk panjang-bulat atau
panjang-pipih. Sewaktu polong masih muda berwarna hijau muda, hijau tua
atau kuning, tetapi setelah tua berubah warna menjadi kuning atau coklat,
bahkan ada pula yang berwarna kuning berbintik-bintik merah. Panjang polong
berkisar anatara 12-13 cm atau lebih dan tiap polong mengandung biji antara 2-6
butir, tatapi kadang-kadang dapat mencapai 12 butir. Biji buncis berbentuk
bulat tegak agak panjang atau pipih, berwarna putih, hitam, ungu, coklat atau
merah berbintik-bintik putih. Biji ini digunakan untuk benih dalam
perbanyakan secara generatif
v Ciri-ciri Khusus:
Kacang buncis yang sudah umum dibudidayakan, pada
dasarnya digolongkan kedalam dua jenis, yaitu :
1. Buncis tipe merambat (Pole bean)
atau sering disebut French beans atau Snap beans.
a. Tipe
buncis ini umumnya dipanen sebagai polong muda dan berbatang memanjang setinggi
2-3 meter, sehingga masyarakat Indonesia menyebutnya buncis saja.
b. Sewaktu
di pertanaman (kebun), tanaman buncis ini memerlukan turus (lanjaran) untuk
tempat merambat.
2.
Buncis tipe tegak atau tidak merambat (Bush bean) yang sering disebut Kidney
beans.
a. Buncis tipe ini dibedakan atas dua
macam, yaitu :
1) Kacang
jogo (kacang merah) atau disebut Rode boon.
Ciri-cirinya
: tinggi tanaman + 30 cm, bijinya berwarna merah atau merah berbintik-bintik
putih dan umumnya dipanen polong tua atau biji-bijinya saja.
2)
Kacang coklat atau Bruine boon.
Ciri-cirinya
: tinggi tanaman + 40 cm, bijinya berwarna ungu coklat atau warna lain dan buahnya
dapat dipanen polong muda maupun polong tua (biji)
v Nama
Indonesia : kacang buncis
v Nama
Lokal : kacang buncis
v Kandungan
Kimia :
Banyaknya Buah Kacang Buncis yang diteliti (Food Weight) = 100 gr
Bagian Buah Kacang Buncis yang dapat dikonsumsi (Bdd / Food Edible) = 90 %
Jumlah Kandungan Energi Buah Kacang Buncis = 35 kkal
Jumlah Kandungan Protein Buah Kacang Buncis = 2,4 gr
Jumlah Kandungan Lemak Buah Kacang Buncis = 0,2 gr
Jumlah Kandungan Karbohidrat Buah Kacang Buncis = 7,7 gr
Jumlah Kandungan Kalsium Buah Kacang Buncis = 65 mg
Jumlah Kandungan Fosfor Buah Kacang Buncis = 44 mg
Jumlah Kandungan Zat Besi Buah Kacang Buncis = 1 mg
Jumlah Kandungan Vitamin A Buah Kacang Buncis = 630 IU
Jumlah Kandungan Vitamin B1 Buah Kacang Buncis = 0,08 mg
Jumlah Kandungan Vitamin C Buah Kacang Buncis = 19 mg
Khasiat / Manfaat Buah Kacang Buncis : - (Belum Tersedia)
Huruf Awal Nama Bahan Makanan : B
Bagian Buah Kacang Buncis yang dapat dikonsumsi (Bdd / Food Edible) = 90 %
Jumlah Kandungan Energi Buah Kacang Buncis = 35 kkal
Jumlah Kandungan Protein Buah Kacang Buncis = 2,4 gr
Jumlah Kandungan Lemak Buah Kacang Buncis = 0,2 gr
Jumlah Kandungan Karbohidrat Buah Kacang Buncis = 7,7 gr
Jumlah Kandungan Kalsium Buah Kacang Buncis = 65 mg
Jumlah Kandungan Fosfor Buah Kacang Buncis = 44 mg
Jumlah Kandungan Zat Besi Buah Kacang Buncis = 1 mg
Jumlah Kandungan Vitamin A Buah Kacang Buncis = 630 IU
Jumlah Kandungan Vitamin B1 Buah Kacang Buncis = 0,08 mg
Jumlah Kandungan Vitamin C Buah Kacang Buncis = 19 mg
Khasiat / Manfaat Buah Kacang Buncis : - (Belum Tersedia)
Huruf Awal Nama Bahan Makanan : B
v Khasiat
dan cara pemakaian:


Sifatnya manis dan netral, khasiatnya sebagai
peluruh kencing (diuretik) dan penurun kadar gula darah (hipoglikemik)

Untuk terapi penyakit kanker, busung air,
beri2 dan tekanan darah tinggi

Biji buncis
sebanyak 120gr direbus dalam 3gelas air, sampai tersisa 1 gelas, setelah agak
dingin air rebusan disaring lalu diminum , cukup 1 gelas / harinya

Phytohemaglutininnya Dapat meningkatkan
proses sintesis unsur DNA dan RNA, menghambat reaksi imune, menghambat
pergeseran sel darah putih dan merangsang sel limfosit menghasilkan
lymphocytotoxin yang dapat memusnahkan sel tumor. Buah muda mengandung bermacam
zat nutrisi dan glucoside yang dapat meningkatkan fungsi limpa, berkhasiat
diuretic dan mempunyai sifat anti kanker.
1.
Buah
alpukad (Persea americana P.
Mill.)
v Klasifikasi
Plantae
(Tumbuhan)
Sub
Regnum : Tracheobionta (Tumbuhan
berpembuluh)
Super
Divisi : Angiospermae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Sub
Kelas : Dialypetalae
Ordo : Laurales
Famili : Lauraceae
Genus : Persea
Spesies : Persea americana P.
Mill.
v Ciri-ciri
Umum :
1.Akar
: Tunggang atau dikotil
2.
Batang : Berkayu, bulat
3.
Keping biji putih kemerahan
4.
Ranting berambut halus.
5.
Berbentuk : Pohon kecil yang tingginya
5-10 m.
6.
Daun tunggal simetris, bertangkai yang panjangnya 1-1,5 cm
7.
Bunga : Majemuk berbentuk
bintang
8.
Pangkal daun dan ujung daun : Meruncing (acuminatus)
9.
Permukaan daun : gundul (glaber)
10.
Pertulangan menyirip
11.
Berat buahnya antara 0,3-0,4 kg
12.
Panjang daun 10-20 cm, lebar 3-10 cm
13.
Biji bulat seperti bola, diameter 2,5-5 cm
14.
Daun muda warnanya kemerahan, daun tua warnanya hijau.
15.
Kulit buah tebalnya 1 mm berwarna hijau tua saat matang.
16.
Buahnya buah buni, bentuk bola atau bulat telur, panjang 10-20 cm, warnanya
hijau atau hijau kekuningan, berbintik-bintik ungu atau ungu sama sekali
v Ciri-ciri
Khusus :
Pohon, dengan
batang mencapai tinggi 20 m dengan daun sepanjang 12 hingga 25 cm. Bunganya
tersembunyi dengan warna hijau kekuningan dan ukuran 5 hingga 10 milimeter.
Ukurannya bervariasi dari 7 hingga 20 sentimeter, dengan massa 100 hingga 1000
gram; biji yang besar, 5 hingga 6,4 sentimeter.Buahnya bertipe buni, memiliki
kulit lembut tak rata berwarna hijau tua hingga ungu kecoklatan, tergantung
pada varietasnya. Daging buah apokat berwarna hijau muda dekat kulit dan kuning
muda dekat biji, dengan tekstur lembut.
v Nama
Indonesia : Alpukat, alpuket, apokat
v Nama
Lokal : Alpukat
v Kandungan
Kimia :
Kandungan Gizi
|
Jumlah
|
Protein
|
0,90 g
|
Kalori
|
85,00 kal
|
Kalsium ( Ca)
|
10,00 mg
|
Lemak
|
6,50 g
|
Karbohidrat
|
7,70 g
|
Zat besi (Fe)
|
0,90 mg
|
Fosfor (P)
|
20,00 mg
|
Vitamin A
|
180,00 S.I
|
Vitamin B1
|
0,05 mg
|
Vitamin C
|
13,00 mg
|
Serat
|
1,40 g
|
Buah alpukat juga mengandung zat saponin, zat
alkaloida dan flavonoida, daging buah alpukat juga mengandung tanin, sedangkan
daun tumbuhan alpukat mengandung polifenol, quersetin, gula alkohot persiit.
v Khasiat
dan Cara Pemakaiannya:
1. Buah Alpukat Untuk Obat Kencing batu:
Bahan yang diperlukan : ambil 4 lembar daun alpokat,
kemudian 3 buah rimpang teki, siapkan juga 5 tangkai daun randu, lalu setengah
biji pinang, 1 buah pala dan 3 jari gula enau.
Cara membuat ramuan : semua bahan dicuci hingga lalu
direbus dengan menggunakan 3 gelas air bersih sampai mendidih dan tersisa kira
kira 2 1/4 gelas. Setelah ramuan dingin kemudian disaring lalu diminum 3 x 3/4
gelas.
2.Buah Alpukat Untuk Darah tinggi :
Bahan yang dibutuhkan adalah : 3 lembar daun alpokat
Cara pembuatannya adalah daun dicuci hingga bersih
kemudian diseduh dengan menggunakan 1 gelas air panas. Biarkan hingga dingin
lalu diminum sekaligus.
3. Alpukat Untuk Kulit muka kering:
Bahan yang diperlukan : Buah alpukat yang sudah masak
Cara membuat : diambil daging buahnya kemudian
dilumatkan hingga menyerupaii bubur. Pakailah untuk masker, yait dengan cara
memoles bagian muka yang kering. Selanjutnya muka yang sudah dimasker tadi
dibasuh dengan menggunakan air setelah lapisan masker alpokat tersebut mengering.
4. Alpukat Untuk Sakit gigi berlubang:
Caranya adalah pada bagian gigi yang berlubang
dimasukkan dengan menggunakan bubuk biji alpokat.
5. Buah Alpukat Untuk Kencing manis:
Caranya adalah Biji alpukat dipanggang di atas api
kemudian dipotong menjadi kecil-kecil, setelah itu biji yang telah di
potong-potong tadi digodok dengan menggunakan air bersih sampai airnya menjadi
coklat. kemudian disaring, lalu diminum setelah dingin.
1. Sirsak (Annona muricata)
v Klasifikasi :
Kerajaan : Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Ordo
: Laurales
Famili :
Lauraceae
Genus :
Persea
Spesies
: P. americana
Nama binomial : Persea Americana
v Ciri-ciri
Umum :
Secara umum, pohon sirsak memiliki
tinggi 3-10 m, bercabang rendah dan ranting batangnya sedikit rapuh
Bentuk daun sirsak memanjang, seperti
lanset atau bulat telur sungsang, ujung meruncing pendek, permukaan atas daun
berwarna hijau tua, dan permukaan bawah berwarna hiju muda
Kulit buahnya berduri lunak. Jika masih
muda berwarna hijau dan jaraknya rapat. Buah sirsak yang sudah tua berubah agak
kehitaman dan duri lunaknya merenggang
Daging buahnya berwarna putih gading
dan berbiji banyak
v Ciri-ciri
Khusus :
Buah sirsak
menawarkan berbagai kandungan positif bagi kesehatan manusia mulai dari daun,
buah, bahkan pohonnya juga. Beberapa kandungan gizi yang ada dalam sirsak
adalah karbohidrat, terutama frukosa, vitamin C, vitamin B1, vitamin B2 yang
cukup banyak, kandungan mineral, fosfor, kalsium, dan serat. Sudah sejak lama
buah sirsak dikenal mempunyai banyak manfaat bagi kesehatan kita. Buah ini juga
bisa dijadikan minuman dan makanan dengan aneka ragam, seperti dodol, manisan,
dll.
Daun sirsak
ternyata mengandung banyak manfaat untuk bahan pengobatan herbal dan untuk
menjaga kondisi tubuh karena daun sirsak mengandung senyawa-senyawa yang banyak
sekali manfaatnya bagi tubuh. Di antara senyawa-senyawa tersebut yang paling
terkenal adalah acetogenins, annocatacin, annocatalin,
anomurine, anonol, callourine, gentisic acid, gigantetronin, linoleic acid
dan muricapentocik. Selain itu daun
sirsak banyak mempunyai kandungan zat yang bisa mengatasi kanker, sejenis
penyakit yang saat ini masih dianggap menakutkan dan mematikan.
v Nama
Indonesia : Sirsak
v Nama
Lokal : nangka sebrang, nangka landa (Jawa), nangka walanda, sirsak
(Sunda), nangka buris,
nangkelan (Madura), srikaya
jawa (Bali), boh
lôna (Aceh), durio
ulondro (Nias), durian
betawi (Minangkabau),
serta jambu landa (di Lampung)
v Kandungan
Kimia :
Setelah
air, kandungan zat gizi yang terbanyak dalam sirsak adalah karbohidrat. Salah
satu jenis karbohidrat pada buah sirsak adalah gula pereduksi (glukosa dan
fruktosa) dengan kadar 81,9 – 93,6 persen dari kandungan gula total. Buah
sirsak mengandung sangat sedikit lemak (0,3 g/100 g), sehingga sangat baik
untuk kesehatan. Rasa asam pada sirsak berasal dari asam organik non volatil,
terutama asam malat, asam sitrat, dan asam isositrat.
Vitamin
yang paling dominan pada buah sirsak adalah vitamin C, yaitu sekitar 20 mg per
100 gram daging buah. Kebutuhan vitamin C per orang per hari (yaitu 60 mg),
telah dapat dipenuhi hanya dengan mengkonsumsi 300 gram daging buah sirsak.
Kandungan vitamin C yang cukup tinggi pada sirsak merupakan antioksidan yang
sangat baik untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan memperlambat proses penuaan
(tetap awet muda).
Mineral
yang cukup dominan adalah fosfor dan kalsium, masing-masing sebesar 27 dan 14
mg/100 g. Kedua mineral tersebut penting untuk pembentukan massa tulang,
sehingga berguna untuk membentuk tulang yang kuat serta menghambat
osteoporosis.
Selain
komponen gizi, buah sirsak juga sangat kaya akan komponen non gizi. Salah satu
diantaranya adalah mengandung banyak serat pangan (dietary fiber), yaitu
mencapai 3,3 g/ 100 g daging buah.
v Khasiat
dan Cara Pemakaiannya:
1.
Pengobatan Kanker.
10
lembar daun sirsak yg tua direbus dengan 3 gelas air hingga tersisa 1 gelas,
minum 2 kali per hari selama 2 minggu. Daun sirsak ini katanya sifatnya sepertI
kemoterapi, bahkan lebih hebat lagi karena daun sirsak hanya membunuh sel sel
yang tumbuh abnormal dan membiarkan sel sel yang tumbuh normal.
2
Sakit Pinggang.
20 lembar daun sirsak, direbus dengan 5 gelas air sampai mendidih hingga tinggal3 gelas, diminum 1 kali sehari 3/4 gelas.
20 lembar daun sirsak, direbus dengan 5 gelas air sampai mendidih hingga tinggal3 gelas, diminum 1 kali sehari 3/4 gelas.
3.
Bayi Mencret.
Buah-sirsak yang sudah masak. Buah sirsak diperas dan disaring untuk diambil airnya, diminumkan pada bayi yang mencret sebanyak 2-3 sendok makan.
Buah-sirsak yang sudah masak. Buah sirsak diperas dan disaring untuk diambil airnya, diminumkan pada bayi yang mencret sebanyak 2-3 sendok makan.
4.
Ambeien.
Buah sirsak yang sudah masak. Peras untuk diambil airnya sebanyak 1 gelas, diminum 2 kali sehari, pagi dan sore.
Buah sirsak yang sudah masak. Peras untuk diambil airnya sebanyak 1 gelas, diminum 2 kali sehari, pagi dan sore.
5.
Bisul.
Daun sirsak yang masih muda secukupnya, tempelkan di tempat yang terkena bisul.
Daun sirsak yang masih muda secukupnya, tempelkan di tempat yang terkena bisul.
6.
Anyang-anyangen.
Sirsak setengah masak dan gula pasir secukupnya. Sirsak dikupas dan direbus dengan gula bersama-sama dengan air sebanyak 2 gelas, disaring dan diminum.
Sirsak setengah masak dan gula pasir secukupnya. Sirsak dikupas dan direbus dengan gula bersama-sama dengan air sebanyak 2 gelas, disaring dan diminum.
7.
Sakit Kandung Air Seni.
Buah sirsak setengah masak, gula dan garam secukupnya. Semua bahan tersebut dimasak dibuat kolak. Dimakan biasa, dan dilakukan secara rutin setiap hari selama 1 minggu berturut-turut.
Buah sirsak setengah masak, gula dan garam secukupnya. Semua bahan tersebut dimasak dibuat kolak. Dimakan biasa, dan dilakukan secara rutin setiap hari selama 1 minggu berturut-turut.
8.
Penyakit Liver. Puasa makanan lain, hanya minum juice sirsak selama 1
minggu
9.
Eksim dan Rematik. Tumbuk daun sirsak sampai halus dan tempelkan di
bagian yang sakit
KESIMPULAN
ü Tanaman dapat menjadi obat herbal tanpa efek
samping seperti bunga pagoda, bunga matahari, buncis, alpukat dan sirsak
ü Cara
penggunaan tanaman sebagai obat herbal dapat berupa perebusan, ditumbuk maupun
dikonsumsi
ü Obat herbal
yang berasal dari tanaman bila digunakan dengan takaran yang tepat tidak akan
menimbulkan efek samping
ü Tanaman yang
dapat digunakan sebagai obat herbal mengandung bahan yang dapat menyebuhkan
penyakit
ü Contoh
penyakit yang dapat disembuhakn oleh obat herbal yaitu: pusing atau sakit
kepala, diare, sakit perut, kanker, ambeien dll
artiklenya sangat bagus dan bermanfaat...
ReplyDeleteuntuk lebih detail tentang tumuhan obat di indonesia kunjungi https://atlastumbuhanobat.blogspot.com/