Search This Blog

Monday, April 14, 2014

Sinking Fund dan Capital Budgeting

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1           Latar Belakang
1.1.1 Sinking Fund
Secara umum metode pembayaran hutang yang dikenal saat ini adalah metode sinking fund, yaitu pembayaran hutang yang dilakukan secara berkala dengan jumlah tertentu ke dalam suatu dana yang disebut dana pelunasan sinking fund.
Metode sinking fund pada dasarnya sama saja dengan metode amortisasi, bedanya adalah pembayarang oleh debitur kepada kreditur dilakukan satu kali, pada ujung periode berlakunya hutang. Dengan metode ini, kreditur tidak membuatkan angsurang cicilan kepada debitur melainkan menerima dana pengembalian sesuai dengan suku bunga yang disepakati, sehingga dalam banyak kasus, dbitur akan membuat suatu alokasi dana pribadi yang dapat dicicilnya setiap interval waktu tertentu dengan harapan pada ujung periode hutangnya, dana pelunasan telah tersedia.

1.1.2 Capital Budgeting
Perusahaan mengadakan investasi dalam aktiva tetap dengan harapan memperoleh kembali dana yang diinvestasikan tersebut seperti halnya pada aktiva lancer. Perbedaannya adalah pada jangka waktu. Cara kembalinya dana yang diinvestasikan dalam kedua golongan aktiva tersebut.
Keseluruhan proses perencanaan dan pengambilan keputusan mengenai dana dimana jangka waktu kembalinya dana tersebut melebihi waku satu tahun disebut penganggaran modal atau Capital Budgeting.
Contoh capital budgeting adalah pengeluaran dana untuk aktiva tetap yaitu tanah, bangunan, mesin-mesin dan peralatan. Penganggaran modal menjelaskan tentang perencanaan jangka panjang untuk merencanakan dan mendanai proyek besar jangka panjang.Dalam konteks sebuah Negara atau pemerintahan, penganggaran modal memiliki implikasi dua hal yaitu sebagai instrument kebijakan fiscal dan untuk meningkatkan kekayaan bersih dari pemerintah.Dan untuk hal-hal tertentu merupakan alat pembangunan daerah. Fungsi dari melakukan Capital Budgeting antara lain untuk mengidentifikasi investasi yang potensial. Apabila telah ditemukan, teknik ini dapat pula digunakan untuk memilih alternative investasi.Setelah dipilih, kemudian dapat dilakukan audit daam pelaksanaannya.
Secara tradisional, proyek menggunakan penganggaran modal sebagai dasar untuk pengambilan keputusan investasinya antara lain untuk membangun sebuah hotel yang baru, untuk menghitung kelayakan pembuatan sebuah kantin di sebuah sekolah atau untuk mengganti sistem pembakaran di sebuah pabrik baja.
Keputusan penganggaran modal memiliki efek yang sangat jelas terhadap tingkat kesehatan keuangan perusahaan untuk jangka panjang. Sebuah proyek yang didasarkan pada keputusan penganggaran modal yang berhasil, akan mendorong mengalirnya pemasukan (cashflow) perusahaan untuk jangka panjang. Sebaliknya, penganggaran modal yang tidak baik akan menyebabkan tingkat pengembalian investasi yang tidak mencukupi. Akibatnya dapat saja sebuah proyek atau sebuah perusahaan mengalami kebangkrutan. Keputusan penganggaran modal dapat pula digunakan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan, barang atau jasa apa yang akan dibuat, bagaimana barang atau jasa itu dijual pada pelanggan? Dan bagaimana cara menjualnya?

1.2            Tujuan
Tujuan penulis, dalam pembuatan makalah ini adalah :
1.      Untuk memenuhi tugas Matematika Keuangan.
2.      Untuk memberi pengetahuan kepada pembaca tentang Sinking Fund dan Capital Budgeting.

1.3            Manfaat
1.      Memberi informasi kepada pembaca mengenai Sinking Fund dan Capital Budgeting.
2.      Makalah ini diharapkan menjadi sumbangan pemikiran bagi para pembaca untuk mengembangkan Matematika Keuangan di masa sekarang dan yang akan datang.








BAB 2
PEMBAHASAN
2.1           Sinking Fund
Sinking fund digunakan untuk menentukan jumlah uang yang harus ditabung setiap periode untuk mencapai sejumlah uang yang diinginkan pada nilai periode yang akan datang. Jumlah uang pada nilai periode ini merupakan akumulasi pembayaran tetap setiap periode selama waktu yang diinginkan, misalnya 5 tahun atau 10 tahun.Dengan demikian kita dpat mengetahui jumlah uang yang ditabung di bank setiap tahunnya dengan tingkat bunga tertentu untuk mencapai jumlah yang diinginkan pada akhit tahun ke-5.
Perhitungan sinking fund dapat dilakukan dengan menggunakan rumus :
Interpretas dari rumus tersebut adalah jumlah uang yang harus dicadangkan / ditanam / ditabung (A) pada akhir setiap tahun sehingga jumlah cadangan / tabungan seluruhnya terpenuhi (F), karena selalu diberi bunga akan bertambah menjadi sebesar (i) dan pada waktu yang akan datang (n).
Contoh :
Si A ingin mengumpulkan uang untuk membeli rumah jika ia bekerja nanti. Direncanakan ia akan membeli rumah 10 tahun yang akan datang dan harga rumah diperkirakan Rp 141.668.255,00. Berapa uang yang harus ia tabung setiap tahunnya untuk mencapai jumlah tersebut pada 10 tahun yang akan datang bila tingkat bunga diperhitungkan 10% ?
F = Rp 141.668.255
n = 10 tahun
i = 10% = 0,1
Jadi untuk mencapai jumlah Rp 141.668.255,00 selama 10 tahun agar dapat membeli rumah maka nasabah harus menabung setiap tahunnya sebesar Rp 8.909.953,00.

2.2           Capital Budgeting (Penganggaran Modal)
Capital budgeting adalah merupakan proses evaluasi dan pemilihan investasi jangka panjang yang konsisten terhadap maksimalisasi tujuan perusahaan. Investasi juga berarti pengeluaran pada saat ini dan hasil yang diharapkan dari pengeluaran tersebut baru akan diterima lebih dari satu tahun mendatang.
Secara umum, capital budgeting memiliki arti penting berupa :
1.      Jangka waktu tertanamnya asset yang lama membuat perusahaan perlu memikirkan sumber dana lain bagi kebutuhan yang lain
2.      Investasi dalam aktiva tetap menyangkut dua hal :
a.       Bila investasi yang terlampau kecil akibatnya adalah banyak peralatan yang tidak beroperasi.
b.      Bila investasi yang terlampau besar sehingga kekurangan peralatan akibatnya adalah perusahaan bekerja dengan harga pokok yang terlalu tinggi sehingga mengurangi daya saing.
3.      Pengeluaran dana untuk keperluan tersebut biasanya meliputi jumlah yang besar yang tidak bisa diperoleh dalam jangka waktu yang pendek atau sekaligus, sehingga perlu adanya ketelitian dalam melakukan perhitungan.
4.      Kesalahan dalam melakukan perhitungan berarti berakibat panjang sehingga kerugian besar pasti terjadi.

Sebagai konsekuensinya, perusahaan membutuhkan prosedur tertentu untuk menganalisa dan menyeleksi beberapa alternative investasi yang ada. Keputusan mengenai investasi tersebut sulit dilakukan karena memerlukan penilaian mengenai situasi di masa yang akan datang, sehingga dibutuhkan asumsi-asumsi yang mendasari estimasi terhadap situasi yang paling mendekati yang mungkin terjadi, baik situasi internal maupun eksternal perusahaan. Investasi tersebut harus dihitung sesuai dengan cash flow perusahaan dan harus merupakan keputusan yang paling tepat untuk menghindari resiko kerugian atas investasi tersebut. Perusahaan biasanya membuat berbagai alternative atau variasi untuk berinvestasi dalam jangka panjang, yakni berupa penambahan asset tetap seperti tanah, mesin dan peralatan.Aset tersebut merupakan asset yang berpotensi, yang merupakan sumber pendapatan yang potensial dan mencerminkan nilai dari sebuah perusahaan. Capital budgeting dan keputusan keuangan diperlakukan secara terpisah. Bila investasi yang diajukan telah ditentukan untuk diterima, manager keuangan kemudian memilih metode pembiayaan yang paling baik.

·         Anggaran (budget) adalah sebuah rencana rinci yang memproyeksikan aliran kas masuk dan aliran kas keluar selama beberapa periode pada saat yang akan datang.
·         Capital budget adalah garis besar rencana pengeluaran aktiva tetap.
·         Penganggaran modal (capital budgeting) adalah proses menyeluruh menganalisa proyek-proyek dan menentukan mana saja yang dimasukkan ke dalam anggaran modal.
·         Proses mengumpulkan, mengevaluasi, menyeleksi, dan menentukan alternative penanaman modal yang akan memberikan penghasilan bagi perusahaan untuk jangka waktu lebih dari 1 tahun.

2.2.1    Jenis-jenis Keputusan Penganggaran Modal
·         Penambahan dan perluasan fasilitas
·         Produk baru
·         Inovasi dan perluasan produk
·         Penggantian (replacements) (a) penggantian pabrik atau peralatan usang (b) penggantian pabrik atau peralatan lama dengan pabrik atau peralatan yang lebih efisien.
·         Menyewa/membuat atau membeli
·         Penyesuaian fasilitas dan peralatan dengan peaturan pemeritah, lingkungan, dan keamanan.
·         Lain-lain keputusan seperti kampanye iklan, program pelatihan dan proyek-proyek yang memerlukan analisis arus kas keluar dan arus kas masuk

2.2.2    Prinsip Dasar Proses Penganggaran Modal
·         Penganggaran modal pada dasarnya adalah aplikasi prinsip yang mengatakan bahwa perusahaan harus menghasilkan keluaran atau menyelenggarakan kegiatan bisnis sedemikian rupa sehingga hasil imbuh (marginal revenue) produk sama dengan biaya imbuhnya (marginal cost).
         Prinsip ini dalam kerangka penganggaran modal berarti bahwa perusahaan harus melakukan tambahan investasi sedemikian rupa sehingga perolehan imbuh (marginal returns) investasi itu sama dengan biaya imbuhnya. Daftar berbagai proyek investasi dari hasil yang tertinggi hingga yang terendah mencerminkan kebutuhan perusahaan akan modal untuk investasi.
         Biaya imbuh dari berbagai daftar investasi itu memberi petunjuk tentang upaya perusahaan untuk memperoleh tambahan modal guna membiayai investasi. Biaya imbuh modal berarti sejumlah biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan untuk memperoleh dana dari luar (misalnya meminjam atau menjual saham dan biaya tumbal/opportunity cost dari dana sendiri yang dapat diperoleh).

2.2.3 Jenis Proyek
·         Independent project: proyek atau investasi yang berdiri sendiri (tidak akan mempengaruhi usulan proyek lainnya).
·         Mutually exclusive project: proyek yang memiliki fungsi yang sama (dengan memilih suatu proyek akan menghilangkan kesempayan proyek yang lainnya).

*. Ketersediaan Dana
1.   Jika dana TIDAK TERBATAS, maka perusahaan dapat memilih semua independen project yang sesuai dengan expected return yang diharapkan.
2. Jika dana TERBATAS, maka perusahaan perlu melakukan capital rationing dengan mengalokasikan dana hanya pada proyek yang memberikan return maksimal

2.2.4 Proses Capital Budgeting
Proses Capital Budgeting terdiri dari 5 langkah yang saling berkaitan, yakni:
(1)      Pembuatan Proposal
Proposal penganggaran barang modal dibuat di semua tingkat dalam sebuah organisasi bisnis. Untuk menstimulasi aliran berbagai ide, banyak perusahaan menawarkan penghargaan berupa uang tunai untuk beberapa proposal yang diadopsi.
(2)      Kajian dan Analisa
Proposal penganggaran barang modal secara formal direview dalam rangka (a) mencapai tujuan dan rencana utama perusahaan dan yang paling penting (b) untuk mengevaluasi kemampuan ekonominya. Biaya yang diajukan dan benefit yang diestimasikan dikonversikan menjadi sebuah cash flow yang sesuai. Bermacam-macam teknik capital budgeting dapat diaplikasikan untuk cash flow tersebut untuk menghitung tingkat keuntungan dari investasi.
Berbagai macam aspek resiko diasosiasikan dengan proposal yang akan dievaluasi. Setelah analisis ekonomi telah dibuat lengkap, diiringi dengan data tambahan dan rekomendasi yang ditujukan untuk para pengambil keputusan.
(3)      Pengambilan Keputusan
Besarnya sejumlah dana yang dikeluarkan dan pentingnya penganggaran barang modal menggambarkan tingkat organisasi tertentu yang membuat keputusan penganggaran. Perusahaan biasanya mendelegasikan kewenangan penganggaran barang modal sesuai dengan jumlah uang yang dikeluarkan. Secara umum jajaran direksi memberikan keputusan akhir untuk sejumlah tertentu penganggaran barang modal yang dikeluarkan.
(4)      Implementasi
Ketika sebuah proposal telah disetujui dan dananya telah siap, tahap implementasi segera dimulai. Untuk pengeluaran yang kecil, penganggaran dibuat dan pembayaran langsung dilaksanakan. Namun untuk penganggaran dalam jumlah besar, dibutuhkan pengawasan yang ketat.
(5)      Follow Up (tindak lanjut)
Setelah diimplementasikan maka perlu dilakukan monitoring selama tahap kegiatan operasi berjalan dari proyek tersebut. Perbandingan dari biaya yang ada dan keuntungan yang diekspektasikan dari berbagai proyek sebelumnya adalah sangat vital. Ketika biaya yang dikeluarkan melebihi anggaran biaya yang ditetapkan, harus segera dilakukan tindakan untuk menghentikannya, apakah dengan meningkatkan benefit atau mungkin menghentikan proyek tersebut.
Setiap langkah dalam proses tersebut penting dilakukan terutama pada langkah kajian dan analisa, maupun pengambilan keputusan (langkah 2 dan 3) yang membutuhkan waktu dan tenaga yang paling besar. Langkah terakhir yakni follow up juga penting namun sering diabaikan. Langkah tersebut dilakukan untuk menjaga perusahaan untuk dapat meningkatkan akurasi cash flow yang diestimasi.

2.2.5 Metode Evaluasi Kelayakan Rencana Investasi
Metode yang dapat digunakan untuk dapat mengevaluasi berbagai alternatif investasi barang modal untuk dapat dipilih dikenal dua macam metode yakni metode konvensional dan metode discounted cash flow. Di dalam metode convensional dipergunakan dua macam tolak ukur untuk menilai profitabilitas rencana investasi yakni payback period (PB) dan average rate of return (ARR), sedangkan dalam metode discounted cash flow dikenal dua macam tolak ukur profitabilitas yakni Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR) dan profitability Index. Perbedaan utama antara metode konvensional dengan metode discounted cash flow terletak pada penilaian terhadap nilai waktu uang (time value of money). Metode evaluasi konvensional tidak mempertimbangkan time value of money.
a.      Payback Period
Metode payback period pada umumnya digunakan untuk mengevaluasi investasi yang diajukan. Payback period adalah target waktu yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk mengembalikan investasi awal yang diperhitungkan dari cash inflow.
Payback period diperhitungkan dengan membagi investasi dengan cash inflow tahunan. Kriteria terhadap penerimaan keputusan investasi dengan menggunakan metode payback ini adalah diterima apabila payback period yang diterima yang diperoleh lebih singkat/pendek waktunya dibandingkan dengan target waktu payback period yang sebelumnya telah ditentukan.
Contoh
Perusahaan ABC akan melakukan investasi terhadap proyek A dan proyek B. Kedua proyek tersebut merupakan proyek independen dan mutually exclusive. Investasi dikeluarkan pada awal tahun pertama. Adapun aliran kas bersih dari masing-masing proyek sebagai berikut:
Tahun
Proyek A
Proyek B
0
-100.000
-100.000
1
50.000
10.000
2
40.000
30.000
3
30.000
40.000
4
20.000
50.000
5
10.000
20.000
            Perhitungannya
Proyek A =
Proyek B =
Keputusan pemilihan proyek :
Proyek A, karena memiliki waktu pengembalian yang lebih pendek

b.      Net Present Value
Secara eksplisit NPV memberikan pertimbangan dari nilai waktu uang, dan merupakan teknik capital budgeting yang banyak digunakan. NPV adalah jumlah present value semua cash inflow yang dikumpulkan proyek (dengan menggunakan discount rate suku bunga kredit yang dibayar investor) dikurangi jumlah investasi (initial cash outflow).
Sebagai pedoman umum, rencana investasi akan menguntungkan apabila NPV positif dan apabila NPV nol maka investasi tersebut berarti break even. Apabila NPV suatu proyek negatif, berarti proyek tersebut tidak layak untuk dilaksanakan.
Dimana:
CFt       = Net Cash Flow pada tahun ke – t
k          = Tingkat Diskonto
t           = Lama waktu atau periode berlangsungnya investasi
I0          = Initial Outlays (Nilai investasi awal)

Kelebihan metode NPV sebagai sarana penilaian terhadap kelayakan suatu rencana investasi barang modal adalah penggunaan nilai waktu uang untuk menghitung nilai sebenarnya cash flow yang diperoleh pada masa yang akan datang. Dengan demikian, dapat diperoleh gambaran profitabilitas proyek yang lebih mendekati realitas. Kelebihan lainnya adalah digunakannya discount faktor, biasanya merupakan salah suku bunga kredit yang dipinjam investor untuk membiayai proyek. Dengan demikian, penggunaan metode ini menjadi lebih fleksibel karena dapat disesuaikan dengan discount factor yang berubah-ubah dari waktu ke waktu. Kriteria penerimaan atas investasi dengan metode ini adalah diterima apabila NPV yang dihasilkan adalah positif, dan ditolak apabila nilai NPV negatif. Kelemahan dari metode ini adalah perhitungan yang cukup rumit, tidak semudah perhitungan payback period. Untuk perhitungannya diperlukan keahlian seorang financial analis sehingga penggunaannya terbatas.
Contoh :
Perusahaan ABC akan melakukan investasi terhadap proyek A dan proyek B. Kedua proyek tersebut merupakan proyek independen dan mutually exclusive. Investasi dikeluarkan pada awal tahun pertama.
Diketahui discount rate 10%
Adapun aliran  kas bersih dari masing-masing proyek sebagai berikut:


Tahun
Proyek A
Proyek B
0
-100.000
-100.000
1
50.000
10.000
2
40.000
30.000
3
30.000
40.000
4
20.000
50.000
5
10.000
20.000
Jawaban :
·         Proyek A Tahun 1 = 50.000 / (1+0,1)1 = 45.455
·         Proyek A Tahun 2 = 40.000 / (1+0,1)2 = 33.058
·         Proyek A Tahun 3 = 30.000 / (1+0,1)3 = 22.539
·         Proyek A Tahun 4 = 20.000 / (1+0,1)4 = 13.660
·         Proyek A Tahun 5 = 10.000 / (1+0,1)5 = 6.209
NPV Proyek A = (45.455 + 33.058 + 22.539 + 13.660 + 6.209) – 100.000   = 20.921

·         Proyek B Tahun 1 = 10.000 / (1+0,1)1 = 9.091
·         Proyek B Tahun 2 = 30.000 / (1+0,1)2 = 24.793
·         Proyek B Tahun 3 = 40.000 / (1+0,1)3 = 30.053
·         Proyek B Tahun 4 = 50.000 / (1+0,1)4 = 34.151
·         Proyek B Tahun 5 = 20.000 / (1+0,1)5 = 12.419
NPV Proyek B = (9.091 + 24.793 + 30.053 + 34.151 + 12.419) – 100.000  = 10.507
Tahun
PV Proyek A
PV Proyek B
0
-100.000
-100.000
1
45.455
9.091
2
33.058
24.793
3
22.539
30.053
4
13.660
34.151
5
6.209
12.419
NPV
20.921
10.507
Keputusan :
Proyek A, karena memiliki nilai lebih besar dibandingkan proyek B, walaupun keduanya memiliki nilai NPV > 0
c.    Internal Rate of Return (IRR)
Metode ini mungkin merupakan metode yang paling banyak digunakan sebagai salah satu teknik dalam mengevaluasi alternatif – alternatif investasi.
Dijelaskan bahwa IRR merupakan rate discount dimana nilai present value dari cash inflow sama dengan nilai investasi awal suatu proyek. Dengan kata lain IRR adalah rate discount dimana NPV dari proyek tersebut = Rp0. IRR juga menggambarkan persentase keuntungan yang sebenarnya akan diperoleh dari investasi barang modal atau proyek yang direncanakan.
Kriteria penerimaan proyek investasi dengan menggunakan metode Internal Rate of Returnadalah apabila IRR yang dihasilkan lebih besar dibandingkan cost of capital, sebaliknya apabila lebih kecil dibandingkan cost of capital proyek tersebut ditolak.
Pada dasarnya IRR dapat dicari dengan cara coba-coba (trial and error). Pertama-tama kita menghitung PV dari proceeds suatu investasi dengan menggunakan tingkat bunga yang kita pilih menurut kehendak kita. Kemudian hasil perhitungan itu dibandingkan dengan jumlah PV dari outlaysnya. Kalau PV dari proceeds lebih besar daripada PV dicari investasi atau outlaysnya, maka kita harus menggunakan tingkat bunga yang lebih rendah. Cara demikian terus dilakukan sampai kita menemukan tingkat bunga yang dapat menjadikan PV dari proceeds sama besarnya dengan PV dari outlaysnya. Pada tingkat bunga inilah NPV dari usul tersebut adalah nol atau mendekati nol.
Contoh
Perusahaan ABC akan melakukan investasi terhadap proyek A dan proyek B. Kedua proyek tersebut merupakan proyek independen dan mutually exclusive. Investasi dikeluarkan pada awal tahun pertama.
Adapun aliran kas bersih dari masing-masing proyek sebagai berikut:
Tahun
Proyek A
Proyek B
0
-100.000
-100.000
1
50.000
10.000
2
40.000
30.000
3
30.000
40.000
4
20.000
50.000
5
10.000
20.000

Jawaban : (Untuk Proyek A, apabila : menggunakan discout rate 20% dan 21%)
·         Menggunakan discount rate sebesar 20%
PV Cashflow A = (50.000/1.2) + (40.000/1.44) + (30.000/1.728) +                  (20.000/2.0736) + (10000/2.4883)    = 100.470
·         Menggunakan discount rate sebesar 21%
PV Cashflow A = (50.000/1.21) + (40.000/1.4641) + (30.000/1.7716) + (20.000/2.1436) + (10000/2.5937)  = 98.763
Jawaban : (Untuk Proyek A, apabila : menggunakan discout rate 18% dan 23%)
·         Menggunakan discount rate sebesar 18%
PV Cashflow A = (50.000/1.18) + (40.000/1.3924) + (30.000/1.6430) +   (20.000/1.9387) + (10000/2.2877) = 104.047
·         Menggunakan discount rate sebesar 23%
PV Cashflow A = (50.000/1.23) + (40.000/1.5129) + (30.000/1.8608) + (20.000/2.2888) + (10000/2.8153)   = 95.502
·         Menggunakan Interpolasi untuk mencari present value aliran kas sebesar 100.000 (diantara 95.502 dengan 104.047)
IRR proyek A = 18% + {(104.047 - 100.000)/(104.047 - 95.502)} {5%}
IRR proyek A = 18% + 2,368%
IRR proyek A = 20.368%
Contoh IRR Proyek A
Tahun
PVIF(20%)
PV Proyek A
PVIF(21%)
PV Proyek A
1
1,2
41.667
1.21
41.322
2
1,44
27.778
1,4641
27.321
3
1,728
17.361
1,7716
16.934
4
2,0736
9.645
2,1435
9.330
5
2,4883
4.019
2,5937
3.855
PV

100.470

98.762

Jawaban : (Untuk Proyek B, apabila menggunakan discout rate 14% dan 13%)
lMenggunakan discount rate sebesar 14%

      PV Cashflow B = (10.000/1.14) + (30.000/1.2996) + (40.000/1.4815) + (50.000/1.6889) + (20.000/1.9254)  = 98.848

lMenggunakan discount rate sebesar 13%
      PV Cashflow B = (10.000/1.13) + (30.000/1.2769) + (40.000/1.4429) + (50.000/1.6305) + (20000/1.8424) = 101.587
lMenggunakan Interpolasi untuk mencari present value aliran kas sebesar 100.000 (diantara 98.848 dengan 101.587)

IRR proyek B = 13% + {(101.587 - 100.000)/(101.587 - 98.848)} {1%}
IRR proyek B = 13% + 0.579%
IRR proyek B = 13.579%
Contoh (IRR à Proyek B)
Tahun
PVIF(14%)
PV Proyek B
PVIF(13%)
PV Proyek B
1
1,14
8.772
1,13
8.850
2
1,2996
23.084
1,2769
23.494
3
1,4815
27.000
1,4429
27.722
4
1,6889
29.605
1,6305
30.665
5
1,9254
10.387
1,8424
10.856
Proyek Yang dipilih :
 Proyek A, karena memiliki tingkat rate of return lebih tinggi dibandingkan dengan proyek B

Perbandingan Metode Capital Budgeting

Metode
Proyek A
Proyek B
Payback Period
2 tahun 4 bulan
3 tahun 4 bulan
NPV
20.921
10.507
IRR
20,275%
13,579%


No comments:

Post a Comment