BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
1.1.1
Sinking Fund
Secara
umum metode pembayaran hutang yang dikenal saat ini adalah metode sinking fund,
yaitu pembayaran hutang yang dilakukan secara berkala dengan jumlah tertentu ke
dalam suatu dana yang disebut dana pelunasan sinking fund.
Metode
sinking fund pada dasarnya sama saja dengan metode amortisasi, bedanya adalah
pembayarang oleh debitur kepada kreditur dilakukan satu kali, pada ujung
periode berlakunya hutang. Dengan metode ini, kreditur tidak membuatkan
angsurang cicilan kepada debitur melainkan menerima dana pengembalian sesuai
dengan suku bunga yang disepakati, sehingga dalam banyak kasus, dbitur akan
membuat suatu alokasi dana pribadi yang dapat dicicilnya setiap interval waktu
tertentu dengan harapan pada ujung periode hutangnya, dana pelunasan telah
tersedia.
1.1.2
Capital Budgeting
Perusahaan
mengadakan investasi dalam aktiva tetap dengan harapan memperoleh kembali dana
yang diinvestasikan tersebut seperti halnya pada aktiva lancer. Perbedaannya
adalah pada jangka waktu. Cara kembalinya dana yang diinvestasikan dalam kedua
golongan aktiva tersebut.
Keseluruhan
proses perencanaan dan pengambilan keputusan mengenai dana dimana jangka waktu
kembalinya dana tersebut melebihi waku satu tahun disebut penganggaran modal
atau Capital Budgeting.
Contoh
capital budgeting adalah pengeluaran dana untuk aktiva tetap yaitu tanah,
bangunan, mesin-mesin dan peralatan. Penganggaran modal menjelaskan tentang
perencanaan jangka panjang untuk merencanakan dan mendanai proyek besar jangka
panjang.Dalam konteks sebuah Negara atau pemerintahan, penganggaran modal
memiliki implikasi dua hal yaitu sebagai instrument kebijakan fiscal dan untuk
meningkatkan kekayaan bersih dari pemerintah.Dan untuk hal-hal tertentu
merupakan alat pembangunan daerah. Fungsi dari melakukan Capital Budgeting
antara lain untuk mengidentifikasi investasi yang potensial. Apabila telah
ditemukan, teknik ini dapat pula digunakan untuk memilih alternative
investasi.Setelah dipilih, kemudian dapat dilakukan audit daam pelaksanaannya.
Secara
tradisional, proyek menggunakan penganggaran modal sebagai dasar untuk
pengambilan keputusan investasinya antara lain untuk membangun sebuah hotel
yang baru, untuk menghitung kelayakan pembuatan sebuah kantin di sebuah sekolah
atau untuk mengganti sistem pembakaran di sebuah pabrik baja.
Keputusan
penganggaran modal memiliki efek yang sangat jelas terhadap tingkat kesehatan
keuangan perusahaan untuk jangka panjang. Sebuah proyek yang didasarkan pada
keputusan penganggaran modal yang berhasil, akan mendorong mengalirnya
pemasukan (cashflow) perusahaan untuk jangka panjang. Sebaliknya, penganggaran
modal yang tidak baik akan menyebabkan tingkat pengembalian investasi yang
tidak mencukupi. Akibatnya dapat saja sebuah proyek atau sebuah perusahaan
mengalami kebangkrutan. Keputusan penganggaran modal dapat pula digunakan
sebagai dasar untuk pengambilan keputusan, barang atau jasa apa yang akan
dibuat, bagaimana barang atau jasa itu dijual pada pelanggan? Dan bagaimana
cara menjualnya?
1.2
Tujuan
Tujuan penulis, dalam
pembuatan makalah ini adalah :
1. Untuk memenuhi
tugas Matematika Keuangan.
2. Untuk memberi
pengetahuan kepada pembaca tentang Sinking Fund dan Capital Budgeting.
1.3
Manfaat
1. Memberi
informasi kepada pembaca mengenai Sinking Fund dan Capital Budgeting.
2. Makalah ini
diharapkan menjadi sumbangan pemikiran bagi para pembaca untuk mengembangkan
Matematika Keuangan di masa sekarang dan yang akan datang.
BAB
2
PEMBAHASAN
2.1
Sinking
Fund
Sinking fund digunakan untuk
menentukan jumlah uang yang harus ditabung setiap periode untuk mencapai
sejumlah uang yang diinginkan pada nilai periode yang akan datang. Jumlah uang
pada nilai periode ini merupakan akumulasi pembayaran tetap setiap periode selama
waktu yang diinginkan, misalnya 5 tahun atau 10 tahun.Dengan demikian kita dpat
mengetahui jumlah uang yang ditabung di bank setiap tahunnya dengan tingkat
bunga tertentu untuk mencapai jumlah yang diinginkan pada akhit tahun ke-5.
Perhitungan sinking fund dapat
dilakukan dengan menggunakan rumus :

Interpretas dari rumus tersebut
adalah jumlah uang yang harus dicadangkan / ditanam / ditabung (A) pada akhir
setiap tahun sehingga jumlah cadangan / tabungan seluruhnya terpenuhi (F), karena selalu
diberi bunga akan bertambah menjadi sebesar (i) dan pada waktu
yang akan datang (n).
Contoh :
Si A ingin mengumpulkan uang untuk
membeli rumah jika ia bekerja nanti. Direncanakan ia akan membeli rumah 10
tahun yang akan datang dan harga rumah diperkirakan Rp 141.668.255,00. Berapa
uang yang harus ia tabung setiap tahunnya untuk mencapai jumlah tersebut pada
10 tahun yang akan datang bila tingkat bunga diperhitungkan 10% ?
F = Rp 141.668.255
n = 10 tahun
i = 10% = 0,1



Jadi untuk mencapai jumlah Rp
141.668.255,00 selama 10 tahun agar dapat membeli rumah maka nasabah harus
menabung setiap tahunnya sebesar Rp 8.909.953,00.
2.2
Capital
Budgeting (Penganggaran Modal)
Capital budgeting adalah merupakan
proses evaluasi dan pemilihan investasi jangka panjang yang konsisten terhadap
maksimalisasi tujuan perusahaan. Investasi juga berarti pengeluaran pada saat
ini dan hasil yang diharapkan dari pengeluaran tersebut baru akan diterima lebih
dari satu tahun mendatang.
Secara umum, capital budgeting
memiliki arti penting berupa :
1. Jangka waktu
tertanamnya asset yang lama membuat perusahaan perlu memikirkan sumber dana
lain bagi kebutuhan yang lain
2. Investasi dalam
aktiva tetap menyangkut dua hal :
a. Bila investasi
yang terlampau kecil akibatnya adalah banyak peralatan yang tidak beroperasi.
b. Bila investasi
yang terlampau besar sehingga kekurangan peralatan akibatnya adalah perusahaan
bekerja dengan harga pokok yang terlalu tinggi sehingga mengurangi daya saing.
3. Pengeluaran dana
untuk keperluan tersebut biasanya meliputi jumlah yang besar yang tidak bisa
diperoleh dalam jangka waktu yang pendek atau sekaligus, sehingga perlu adanya
ketelitian dalam melakukan perhitungan.
4. Kesalahan dalam
melakukan perhitungan berarti berakibat panjang sehingga kerugian besar pasti
terjadi.
Sebagai
konsekuensinya, perusahaan membutuhkan prosedur tertentu untuk menganalisa dan
menyeleksi beberapa alternative investasi yang ada. Keputusan mengenai
investasi tersebut sulit dilakukan karena memerlukan penilaian mengenai situasi
di masa yang akan datang, sehingga dibutuhkan asumsi-asumsi yang mendasari
estimasi terhadap situasi yang paling mendekati yang mungkin terjadi, baik
situasi internal maupun eksternal perusahaan. Investasi tersebut harus dihitung
sesuai dengan cash flow perusahaan dan harus merupakan keputusan yang paling
tepat untuk menghindari resiko kerugian atas investasi tersebut. Perusahaan
biasanya membuat berbagai alternative atau variasi untuk berinvestasi dalam
jangka panjang, yakni berupa penambahan asset tetap seperti tanah, mesin dan
peralatan.Aset tersebut merupakan asset yang berpotensi, yang merupakan sumber
pendapatan yang potensial dan mencerminkan nilai dari sebuah perusahaan.
Capital budgeting dan keputusan keuangan diperlakukan secara terpisah. Bila
investasi yang diajukan telah ditentukan untuk diterima, manager keuangan
kemudian memilih metode pembiayaan yang paling baik.
·
Anggaran
(budget) adalah sebuah rencana rinci yang memproyeksikan aliran kas masuk dan
aliran kas keluar selama beberapa periode pada saat yang akan datang.
·
Capital
budget adalah garis besar rencana pengeluaran aktiva tetap.
·
Penganggaran
modal (capital budgeting) adalah proses menyeluruh menganalisa proyek-proyek
dan menentukan mana saja yang dimasukkan ke dalam anggaran modal.
·
Proses
mengumpulkan, mengevaluasi, menyeleksi, dan menentukan alternative penanaman
modal yang akan memberikan penghasilan bagi perusahaan untuk jangka waktu lebih
dari 1 tahun.
2.2.1
Jenis-jenis
Keputusan Penganggaran Modal
·
Penambahan
dan perluasan fasilitas
·
Produk
baru
·
Inovasi
dan perluasan produk
·
Penggantian
(replacements) (a) penggantian pabrik atau peralatan usang (b) penggantian
pabrik atau peralatan lama dengan pabrik atau peralatan yang lebih efisien.
·
Menyewa/membuat
atau membeli
·
Penyesuaian
fasilitas dan peralatan dengan peaturan pemeritah, lingkungan, dan keamanan.
·
Lain-lain
keputusan seperti kampanye iklan, program pelatihan dan proyek-proyek yang
memerlukan analisis arus kas keluar dan arus kas masuk
2.2.2
Prinsip
Dasar Proses Penganggaran Modal
·
Penganggaran modal
pada dasarnya adalah aplikasi prinsip yang mengatakan bahwa perusahaan harus
menghasilkan keluaran atau menyelenggarakan kegiatan bisnis sedemikian rupa
sehingga hasil imbuh (marginal revenue) produk sama dengan biaya imbuhnya
(marginal cost).
• Prinsip ini dalam kerangka penganggaran modal berarti
bahwa perusahaan harus melakukan tambahan investasi sedemikian rupa sehingga
perolehan imbuh (marginal returns) investasi itu sama dengan biaya imbuhnya.
Daftar berbagai proyek investasi dari hasil yang tertinggi hingga yang terendah
mencerminkan kebutuhan perusahaan akan modal untuk investasi.
• Biaya imbuh dari berbagai daftar investasi itu memberi
petunjuk tentang upaya perusahaan untuk memperoleh tambahan modal guna
membiayai investasi. Biaya imbuh modal berarti sejumlah biaya yang harus
ditanggung oleh perusahaan untuk memperoleh dana dari luar (misalnya meminjam
atau menjual saham dan biaya tumbal/opportunity cost dari dana sendiri yang dapat
diperoleh).
2.2.3 Jenis Proyek
·
Independent
project: proyek atau investasi yang berdiri sendiri (tidak akan mempengaruhi
usulan proyek lainnya).
·
Mutually exclusive
project: proyek yang memiliki fungsi yang sama (dengan memilih suatu proyek
akan menghilangkan kesempayan proyek yang lainnya).
*. Ketersediaan Dana
1. Jika dana TIDAK
TERBATAS, maka perusahaan dapat memilih semua independen project yang sesuai dengan expected return yang
diharapkan.
2. Jika dana TERBATAS, maka perusahaan perlu melakukan capital
rationing dengan mengalokasikan dana hanya pada proyek yang memberikan
return maksimal
2.2.4 Proses Capital
Budgeting
Proses
Capital Budgeting terdiri dari 5 langkah yang saling berkaitan, yakni:
(1) Pembuatan Proposal
Proposal penganggaran barang modal dibuat di semua tingkat dalam sebuah
organisasi bisnis. Untuk menstimulasi aliran berbagai ide, banyak perusahaan
menawarkan penghargaan berupa uang tunai untuk beberapa proposal yang diadopsi.
(2) Kajian dan Analisa
Proposal penganggaran barang modal secara formal direview dalam
rangka (a) mencapai tujuan dan rencana utama perusahaan dan yang paling penting
(b) untuk mengevaluasi kemampuan ekonominya. Biaya yang diajukan dan benefit
yang diestimasikan dikonversikan menjadi sebuah cash flow yang sesuai.
Bermacam-macam teknik capital budgeting dapat diaplikasikan untuk cash
flow tersebut untuk menghitung tingkat keuntungan dari investasi.
Berbagai macam aspek resiko diasosiasikan dengan proposal yang akan
dievaluasi. Setelah analisis ekonomi telah dibuat lengkap, diiringi dengan data
tambahan dan rekomendasi yang ditujukan untuk para pengambil keputusan.
(3) Pengambilan Keputusan
Besarnya sejumlah dana yang dikeluarkan dan pentingnya penganggaran barang
modal menggambarkan tingkat organisasi tertentu yang membuat keputusan
penganggaran. Perusahaan biasanya mendelegasikan kewenangan penganggaran barang
modal sesuai dengan jumlah uang yang dikeluarkan. Secara umum jajaran direksi
memberikan keputusan akhir untuk sejumlah tertentu penganggaran barang modal
yang dikeluarkan.
(4) Implementasi
Ketika sebuah proposal telah disetujui dan dananya telah siap, tahap
implementasi segera dimulai. Untuk pengeluaran yang kecil, penganggaran dibuat dan
pembayaran langsung dilaksanakan. Namun untuk penganggaran dalam jumlah besar,
dibutuhkan pengawasan yang ketat.
(5) Follow Up (tindak lanjut)
Setelah diimplementasikan maka perlu dilakukan monitoring selama tahap
kegiatan operasi berjalan dari proyek tersebut. Perbandingan dari biaya yang
ada dan keuntungan yang diekspektasikan dari berbagai proyek sebelumnya adalah
sangat vital. Ketika biaya yang dikeluarkan melebihi anggaran biaya yang
ditetapkan, harus segera dilakukan tindakan untuk menghentikannya, apakah
dengan meningkatkan benefit atau mungkin menghentikan proyek tersebut.
Setiap langkah dalam proses tersebut penting dilakukan terutama pada
langkah kajian dan analisa, maupun pengambilan keputusan (langkah 2 dan 3) yang
membutuhkan waktu dan tenaga yang paling besar. Langkah terakhir yakni follow
up juga penting namun sering diabaikan. Langkah tersebut dilakukan untuk
menjaga perusahaan untuk dapat meningkatkan akurasi cash flow yang
diestimasi.
2.2.5 Metode Evaluasi
Kelayakan Rencana Investasi
Metode
yang dapat digunakan untuk dapat mengevaluasi berbagai alternatif investasi
barang modal untuk dapat dipilih dikenal dua macam metode yakni metode
konvensional dan metode discounted cash flow. Di dalam metode convensional dipergunakan dua
macam tolak ukur untuk menilai profitabilitas rencana investasi yakni payback
period (PB) dan average rate of return (ARR), sedangkan dalam metode
discounted cash flow dikenal dua macam tolak ukur profitabilitas
yakni Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR) dan profitability
Index. Perbedaan utama antara metode konvensional dengan metode discounted
cash flow terletak pada penilaian terhadap nilai waktu uang (time value
of money). Metode evaluasi konvensional tidak mempertimbangkan time
value of money.
a.
Payback Period
Metode payback period pada umumnya digunakan
untuk mengevaluasi investasi yang diajukan. Payback period adalah target
waktu yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk mengembalikan investasi awal yang
diperhitungkan dari cash inflow.
Payback
period
diperhitungkan dengan membagi investasi dengan cash inflow tahunan.
Kriteria terhadap penerimaan keputusan investasi dengan menggunakan metode
payback ini adalah diterima apabila payback period yang diterima yang
diperoleh lebih singkat/pendek waktunya dibandingkan dengan target waktu
payback period yang sebelumnya telah ditentukan.
Contoh
Perusahaan ABC akan melakukan
investasi terhadap proyek A dan proyek B. Kedua proyek tersebut merupakan
proyek independen dan mutually exclusive. Investasi dikeluarkan pada awal tahun
pertama. Adapun aliran kas bersih dari masing-masing
proyek sebagai berikut:
Tahun
|
Proyek A
|
Proyek B
|
0
|
-100.000
|
-100.000
|
1
|
50.000
|
10.000
|
2
|
40.000
|
30.000
|
3
|
30.000
|
40.000
|
4
|
20.000
|
50.000
|
5
|
10.000
|
20.000
|
Perhitungannya
Proyek A =

Proyek B =

Keputusan
pemilihan proyek :
Proyek A, karena
memiliki waktu pengembalian yang lebih pendek
b.
Net Present Value
Secara eksplisit NPV memberikan pertimbangan dari
nilai waktu uang, dan merupakan teknik capital budgeting yang banyak
digunakan. NPV adalah jumlah present value semua cash inflow yang
dikumpulkan proyek (dengan menggunakan discount rate suku bunga kredit yang
dibayar investor) dikurangi jumlah investasi (initial cash outflow).
Sebagai pedoman umum, rencana investasi akan
menguntungkan apabila NPV positif dan apabila NPV nol maka investasi tersebut
berarti break even. Apabila NPV suatu proyek negatif, berarti proyek
tersebut tidak layak untuk dilaksanakan.

Dimana:
CFt
= Net Cash Flow pada tahun ke – t
k
= Tingkat Diskonto
t
= Lama waktu atau periode berlangsungnya investasi
I0
= Initial Outlays (Nilai
investasi awal)
Kelebihan
metode NPV sebagai sarana penilaian terhadap kelayakan suatu rencana investasi
barang modal adalah penggunaan nilai waktu uang untuk menghitung nilai
sebenarnya cash flow yang diperoleh pada masa yang akan datang. Dengan demikian, dapat
diperoleh gambaran profitabilitas proyek yang lebih mendekati realitas.
Kelebihan lainnya adalah digunakannya discount faktor, biasanya
merupakan salah suku bunga kredit yang dipinjam investor untuk membiayai
proyek. Dengan demikian, penggunaan metode ini menjadi lebih fleksibel karena
dapat disesuaikan dengan discount factor yang berubah-ubah dari waktu ke
waktu. Kriteria penerimaan atas investasi dengan metode ini adalah diterima
apabila NPV yang dihasilkan adalah positif, dan ditolak apabila nilai NPV
negatif. Kelemahan dari metode ini adalah perhitungan yang cukup rumit, tidak
semudah perhitungan payback period. Untuk perhitungannya diperlukan
keahlian seorang financial analis sehingga penggunaannya terbatas.
Contoh
:
Perusahaan ABC akan melakukan investasi terhadap proyek A
dan proyek B. Kedua proyek tersebut merupakan proyek independen dan mutually
exclusive. Investasi dikeluarkan pada awal tahun pertama.
Diketahui discount rate 10%
Adapun aliran kas bersih dari masing-masing proyek
sebagai berikut:
Tahun
|
Proyek A
|
Proyek B
|
0
|
-100.000
|
-100.000
|
1
|
50.000
|
10.000
|
2
|
40.000
|
30.000
|
3
|
30.000
|
40.000
|
4
|
20.000
|
50.000
|
5
|
10.000
|
20.000
|
Jawaban
:
·
Proyek
A Tahun 1 = 50.000 / (1+0,1)1 = 45.455
·
Proyek
A Tahun 2 = 40.000 / (1+0,1)2 = 33.058
·
Proyek
A Tahun 3 = 30.000 / (1+0,1)3 = 22.539
·
Proyek
A Tahun 4 = 20.000 / (1+0,1)4 = 13.660
·
Proyek
A Tahun 5 = 10.000 / (1+0,1)5 = 6.209
NPV
Proyek A = (45.455 + 33.058 + 22.539 + 13.660 + 6.209) – 100.000 =
20.921
·
Proyek
B Tahun 1 = 10.000 / (1+0,1)1 = 9.091
·
Proyek
B Tahun 2 = 30.000 / (1+0,1)2 = 24.793
·
Proyek
B Tahun 3 = 40.000 / (1+0,1)3 = 30.053
·
Proyek
B Tahun 4 = 50.000 / (1+0,1)4 = 34.151
·
Proyek
B Tahun 5 = 20.000 / (1+0,1)5 = 12.419
NPV Proyek B = (9.091 + 24.793 +
30.053 + 34.151 + 12.419) – 100.000 = 10.507
Tahun
|
PV Proyek A
|
PV Proyek B
|
0
|
-100.000
|
-100.000
|
1
|
45.455
|
9.091
|
2
|
33.058
|
24.793
|
3
|
22.539
|
30.053
|
4
|
13.660
|
34.151
|
5
|
6.209
|
12.419
|
NPV
|
20.921
|
10.507
|
Keputusan
:
Proyek
A, karena memiliki nilai lebih besar dibandingkan proyek B, walaupun keduanya
memiliki nilai NPV > 0
c. Internal Rate of Return (IRR)
Metode
ini mungkin merupakan metode yang paling banyak digunakan sebagai salah satu
teknik dalam mengevaluasi alternatif – alternatif investasi.
Dijelaskan
bahwa IRR merupakan rate discount dimana nilai present value dari
cash inflow sama dengan nilai investasi awal suatu proyek. Dengan kata
lain IRR adalah rate discount dimana NPV dari proyek tersebut = Rp0. IRR
juga menggambarkan persentase keuntungan yang sebenarnya akan diperoleh dari
investasi barang modal atau proyek yang direncanakan.
Kriteria
penerimaan proyek investasi dengan menggunakan metode Internal Rate of
Returnadalah apabila IRR yang dihasilkan lebih besar dibandingkan cost
of capital, sebaliknya apabila lebih kecil dibandingkan cost of capital
proyek tersebut ditolak.
Pada
dasarnya IRR dapat dicari dengan cara coba-coba (trial and error).
Pertama-tama kita menghitung PV dari proceeds suatu investasi dengan
menggunakan tingkat bunga yang kita pilih menurut kehendak kita. Kemudian hasil
perhitungan itu dibandingkan dengan jumlah PV dari outlaysnya. Kalau PV dari proceeds
lebih besar daripada PV dicari investasi atau outlaysnya, maka kita
harus menggunakan tingkat bunga yang lebih rendah. Cara demikian terus
dilakukan sampai kita menemukan tingkat bunga yang dapat menjadikan PV dari proceeds
sama besarnya dengan PV dari outlaysnya. Pada tingkat bunga inilah NPV
dari usul tersebut adalah nol atau mendekati nol.
Contoh
Perusahaan ABC akan melakukan investasi terhadap proyek A
dan proyek B. Kedua proyek tersebut merupakan proyek independen dan mutually
exclusive. Investasi dikeluarkan pada awal tahun pertama.
Adapun aliran kas bersih dari masing-masing proyek
sebagai berikut:
Tahun
|
Proyek A
|
Proyek B
|
0
|
-100.000
|
-100.000
|
1
|
50.000
|
10.000
|
2
|
40.000
|
30.000
|
3
|
30.000
|
40.000
|
4
|
20.000
|
50.000
|
5
|
10.000
|
20.000
|
Jawaban
: (Untuk Proyek A, apabila : menggunakan discout rate 20% dan 21%)
·
Menggunakan
discount rate sebesar 20%
PV
Cashflow A = (50.000/1.2) + (40.000/1.44) + (30.000/1.728) +
(20.000/2.0736)
+ (10000/2.4883) = 100.470
·
Menggunakan
discount rate sebesar 21%
PV
Cashflow A = (50.000/1.21) + (40.000/1.4641) + (30.000/1.7716) +
(20.000/2.1436) + (10000/2.5937) = 98.763
Jawaban
: (Untuk Proyek A, apabila : menggunakan discout rate 18% dan 23%)
·
Menggunakan
discount rate sebesar 18%
PV
Cashflow A = (50.000/1.18) + (40.000/1.3924) + (30.000/1.6430) +
(20.000/1.9387) + (10000/2.2877) = 104.047
·
Menggunakan
discount rate sebesar 23%
PV
Cashflow A = (50.000/1.23) + (40.000/1.5129) + (30.000/1.8608) +
(20.000/2.2888) + (10000/2.8153) = 95.502
·
Menggunakan
Interpolasi untuk mencari present value aliran kas sebesar 100.000 (diantara
95.502 dengan 104.047)
IRR
proyek A = 18% + {(104.047 - 100.000)/(104.047 - 95.502)} {5%}
IRR
proyek A = 18% + 2,368%
IRR
proyek A = 20.368%
Contoh
IRR Proyek A
Tahun
|
PVIF(20%)
|
PV Proyek A
|
PVIF(21%)
|
PV Proyek A
|
1
|
1,2
|
41.667
|
1.21
|
41.322
|
2
|
1,44
|
27.778
|
1,4641
|
27.321
|
3
|
1,728
|
17.361
|
1,7716
|
16.934
|
4
|
2,0736
|
9.645
|
2,1435
|
9.330
|
5
|
2,4883
|
4.019
|
2,5937
|
3.855
|
PV
|
|
100.470
|
|
98.762
|
Jawaban
: (Untuk Proyek B, apabila menggunakan discout rate 14% dan 13%)
lMenggunakan
discount rate sebesar 14%
PV Cashflow B = (10.000/1.14)
+ (30.000/1.2996) + (40.000/1.4815) + (50.000/1.6889) + (20.000/1.9254) =
98.848
lMenggunakan
discount rate sebesar 13%
PV Cashflow B = (10.000/1.13)
+ (30.000/1.2769) + (40.000/1.4429) + (50.000/1.6305) + (20000/1.8424) =
101.587
lMenggunakan
Interpolasi untuk mencari present value aliran kas sebesar 100.000 (diantara
98.848 dengan 101.587)
IRR proyek B = 13% + {(101.587 - 100.000)/(101.587 -
98.848)} {1%}
IRR proyek B = 13% + 0.579%
IRR proyek B = 13.579%
Contoh (IRR à Proyek B)
Tahun
|
PVIF(14%)
|
PV Proyek B
|
PVIF(13%)
|
PV Proyek B
|
1
|
1,14
|
8.772
|
1,13
|
8.850
|
2
|
1,2996
|
23.084
|
1,2769
|
23.494
|
3
|
1,4815
|
27.000
|
1,4429
|
27.722
|
4
|
1,6889
|
29.605
|
1,6305
|
30.665
|
5
|
1,9254
|
10.387
|
1,8424
|
10.856
|
Proyek
Yang dipilih :
Proyek
A, karena memiliki tingkat rate of return lebih tinggi dibandingkan dengan
proyek B
Perbandingan
Metode Capital Budgeting
Metode
|
Proyek A
|
Proyek B
|
Payback Period
|
2 tahun 4 bulan
|
3 tahun 4 bulan
|
NPV
|
20.921
|
10.507
|
IRR
|
20,275%
|
13,579%
|
No comments:
Post a Comment