Pendahuluan
Tumbuhan adalah makhluk hidup yang paling
penting untuk kelangsungan hidup makhluk hidup lainnya. Tumbuhan yang mampu
membuat makanannya sendiri menjadikannya produsen bagi makhluk hidup lain.
Selain sebagai sumber makanan, tumbuhan juga menjadi salah satu bahan dasar
obat-obatan. Baik obat-obatan tradisional maupun modern. Mengetahui itu, para
peneliti berlomba membuat penelitian tentang manfaat dan khasiat suatu tumbuhan
untuk kesehatan manusia dan hewan. Sehingga, sekarang ini banyak dijumpai
tumbuhan yang berkhasiat luar biasa dan lebih aman untuk dikomsumsi bagi
pengidap suatu penyakit. Selain menyembuhkan, tumbuhan juga tidak memiliki efek
samping yang berbahaya.
Penemuan
ini sangat memnguntungkan bagi manusia terutama. Karena mereka tidak perlu
membeli obat buatan pabrik yang lebih mahal dengan efek samping yang berbahaya.
Hanya cukup menanam tumbuhan obat tersebut disekitar tempat tinggal lalu
membuat ramuannya.
Masing-masing
tumbuhan memiliki kandungan kimia yang berbeda yang membuatnya memiliki khasiat
yang berbeda pula. Disini akan dijelaskan khasiat dari beberapa suku tumbuhan.
Hal ini bertujuan untuk menambah sedikit informasi tentang tanaman obat yang
ada di Indonesia khususnya di sekitar tempat tinggal kita.
Hasil dan
Pembahasan
1.
Bunga pukul
Delapan ( Turnera ulmifolia )
Gambar
tanaman Turnera ulmifolia
MORFOLOGI :
1. Kuncup
Turnera ulmifolia
Kuncup bunga pada Turnera
umlifolia atau bunga pukul delapan tumbuh pada ketiak daun
, dan memiliki 2 buah daun pelindung yang berbentuk lancet.
1. Bunga Turneria ulmifolia
Bunga dari Turnera
umlifolia atau lidah kucing merupakan bunga tunggal berkelamin ganda ;
memiliki 5 helai mahkota bunga yang lepas , berbentuk bulat telur
terbalik ; berwarna kuning cerah.
1. Benang sari dan putik Turnera umlifolia
Benang sari
berjumlah 5 buah sedangkan tangkai putik sebanyak 3 buah yang berbentuk seperti
sikat
1. Daun Turnera umlifolia
Daun dari Turnera ulifolia merupakan daun tunggal ; berbentuk
lancet ; tepi daun bergerigi kasar ; pertulangan daun menyirip ; daun
tumbuh di bagian ujung tumbuhan ; pangkal daun meninggalkan bekas yang disebut
“Knoplike”
1. Batang Turnera umlifolia
Bunga pukul delapan atau Turnera
ulmifolia memiliki
akar pena, yang perakarannya sangat kuat dan panjang. Batang yang sudah tua
berwarna coklat, keras, dan berkayu.
1. Buah
Turneria ulmifolia
Buah dari Turnera
ulmifolia berupa buah buni ; berbentuk bulat, berkatup 3
dengan kulit buah yang tebal. Buah terlindung oleh dua buah daun pelindung.
Buah tumbuh pada pangkal daun.
1. Kulit buah
Buah Turneria ulmifolia yang
mulai pecah
Buah yang
sudah tua, kulitnya akan pecah terbelah menjadi 3 helaian sehingga biji akan
tersebar keluar.
1. Biji Turneria ulmifolia
Biji
berwarna putih tulang, berukuran kecil , berbentuk panjang , dan pipih.
CIRI-CIRI
KHUSUS :
Turnera ulmifolia atau Bunga
pukul delapan, yang memiliki nama daerah lidah kucing adalah
family Turneraceae yang berasal dari Meksiko dan Hindia barat . Sekarang
bunga ini sudah menyebar keseluruh dunia, di Indonesia Bunga pukul
delapan banyak dijumpai di daerah Jawa, Sumatra, Madura dan Kalimantan. Bunga
pukul delapan atau Turnera ulmifolia merupakan tanaman
yang umumnya tumbuh liar di tanah yang terlantar, di ladang, di tanah
pemakaman, dan di daerah berpasir yang kering dan banyak mendapatkan
cahaya matahari.
Bunga pukul delapan atau Turnera
ulmifolia merupakan herbal tegak berkayu yang tingginya ± 30 –
150 cm, umumnya bunga mekar pada ± pukul 05.00 pagi
hingga pukul 12.00 siang . Turnera ulmifolia memiliki nama umum
Indian holly, Sage rose, Holly rose.
TAKSONOMI :
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Kelas
: Angiospermae
Ordo
:
Malphigiales
Famili
:
Turneraceae
Genus
: Turnera
Spesies
: Turnera
ulmifolia
Synonim
: Turnera angustifolia
Mill. ; Turnera subulata J.E.Smith.
KANDUNGAN KIMIA :
Zat yang terkandung didalam Turnera
ulmifolia yaitu Saponin, Polifenol, dan Flavonoid
Senyawa flavonoid adalah suatu kelompok fenol
yang terbesar yang ditemukan di alam. Senyawa-senyawa ini merupakan zat
warna merah, ungu dan biru dan sebagai zat warna kuning yang ditemukan dalam
tumbuh-tumbuhan.Flavonoid merupakan pigmen tumbuhan dengan warna kuning, kuning
jeruk, dan merah dapat ditemukan pada buah, sayuran, kacang, biji, batang,
bunga, herba, rempah-rempah, serta produk pangan dan obat dari tumbuhan seperti
minyak zaitun, teh, cokelat, anggur merah, dan obat herbal.Senyawa ini berperan
penting dalam menentukan warna, rasa, bau, serta kualitas nutrisi
makanan.Tumbuhan umumnya hanya menghasilkan senyawa flavonoid tertentu.
Keberadaan flavonoid pada tingkat spesies, genus atau familia menunjukkan
proses evolusi yang terjadi sepanjang sejarah hidupnya.Bagi tumbuhan, senyawa
flavonoid berperan dalam pertahanan diri terhadap hama, penyakit, herbivori,
kompetisi, interaksi dengan mikrobia, dormansi biji, pelindung terhadap radiasi
sinar UV, molekul sinyal pada berbagai jalur transduksi, serta molekul sinyal
pada polinasi dan fertilitas jantan.
Flavonoid
banyak terdapat dalam tumbuhan hijau (kecuali alga), khususnya tumbuhan
berpembuluh. Flavonoid sebenarnya terdapat pada semua bagian tumbuhan termasuk
daun, akar, kayu, kulit, tepung sari, nectar, bunga, buah buni dan biji.
Kira-kira 2% dari seluruh karbon yang difotosintesis oleh tumbuh-tumbuhan
diubah menjadi flavonoid. Flavonoid merupakan turunan fenol yang memiliki
struktur dasar fenilbenzopiron (tokoferol), dicirikan oleh kerangka 15 karbon
(C6-C3-C6) yang terdiri dari satu cincin teroksigenasi dan dua cincin aromatis.
Substitusi gugus kimia pada flavonoid umum- nya berupa hidroksilasi,
metoksilasi, metilasi dan glikosilasi. Klasifikasi flavonoid sangat beragam, di
antaranya ada yang mengklasifikasikan flavonoid menjadi flavon, flavonon,
isoflavon, flavanol, flavanon, antosianin, dan kalkon. Lebih dari 6467 senyawa
flavonoid telah diidentifikasi dan jumlahnya terus meningkat. Kebanyakan
flavonoid berbentuk monomer, tetapi terdapat pula bentuk dimer (biflavonoid),
trimer, tetramer, dan polimer.
Flavonoid
mampu bertindak sebagai antioksidan dan berfungsi menetralisir radikal bebas
dan dengan demikian meminimalkan efek kerusakan pada sel dan jaringan tubuh. Flavonoid sebagai
antioksidan membantu menetralisir dan menstabilkan radikal bebas sehingga tidak
lagi merusak sel-sel dan jaringan sehat. Pada gilirannya, flavonoid memberikan
perlindungan terhadap sejumlah penyakit termasuk kanker, penyakit jantung,
diabetes, tumor, dll. Flavonoid juga membantu mencegah aterosklerosis atau
penyakit yang ditandai dengan pengendapan lemak dalam dinding arteri. Deposisi
tersebut mempersempit arteri dan dengan demikian menghambat aliran darah ke
organ-organ vital tubuh seperti jantung dan otak. Flavonoid juga dikenal
memiliki efek anti-inflamasi, sifat anti-alergi, dan anti-virus.Antioksidan ini
dapat menurunkan risiko arthritis, osteoporosis, alergi dan penyakit virus yang
disebabkan oleh virus herpes simpleks, virus parainfluenza, dan adenovirus.
Flavonoid mampu menekan penggumpalan trombosit yang berhubungan dengan penyakit
seperti aterosklerosis dan pembentukan trombosit akut thrombus. Beberapa penelitian juga mengungkapkan bahwa flavonoid seperti
quercetin dan epicatechin memiliki efek antidiare. Flavonoid
diyakini pula mampu meningkatkan respon kekebalan alami tubuh untuk melawan
penyebab alergi dan juga karsinogen. Flavonoid, juga dikenal sebagai
bioflavonoid adalah kelas phytochemical yang hanya bisa disintesis oleh
tanaman.
Antioksidan
alami terdapat dalam bagian daun, buah, akar, batang dan biji dari
tumbuh-tumbuhan obat. Bagian tersebut umumnya mengandung senyawa fenol dan
polifenol. Polifenol dan turunannya telah lama dikenal memiliki aktivitas
antibakteri, antimelanogenesis, antioksidan dan antimutagen. Sebagai
antioksidan polifenol berperan sebagai penangkap radikal bebas penyebab
peroksidasi lipid yang dapat menimbulkan kerusakan pada bahan makanan, selain
itu senyawa antioksidan berfungsi mencegah kerusakan sel dan DNA akibat adanya
senyawa radikal bebas.
Senyawa flavonoid yang merupakan salah satu golongan dari polifenol sampai saat ini belum dimanfaatkan secara optimal dan masih digunakan secara terbatas. Hal ini dikarenakan senyawa flavonoid tidak stabil terhadap perubahan pengaruh oksidasi, cahaya, dan perubahan kimia, sehingga apabila teroksidasi strukturnya akan berubah dan fungsinya sebagai bahan aktif akan menurun bahkan hilang dan kelarutannya rendah. Kestabilan dan kelarutan dapat ditingkatkan dengan cara mengubah senyawa flavonoid menjadi bentuk glikosida melalui reaksi kimia maupun enzimatik dengan bantuan enzim transferase. Senyawa-senyawa flavanoid yang umumnya bersifat antioksidan dan banyak yang telah digunakan sebagai salah satu komponen bahan baku obat-obatan. Bahkan, berdasarkan penelitian di Jepang, ditemukan molekul isoflavon di dalam tempe. Oleh karena molekul isoflavon bersifat antioksidan maka tempe merupakan sumber pangan yang baik untuk menjaga kesehatan, selain kandungan gizinya tinggi.
Senyawa flavonoid yang merupakan salah satu golongan dari polifenol sampai saat ini belum dimanfaatkan secara optimal dan masih digunakan secara terbatas. Hal ini dikarenakan senyawa flavonoid tidak stabil terhadap perubahan pengaruh oksidasi, cahaya, dan perubahan kimia, sehingga apabila teroksidasi strukturnya akan berubah dan fungsinya sebagai bahan aktif akan menurun bahkan hilang dan kelarutannya rendah. Kestabilan dan kelarutan dapat ditingkatkan dengan cara mengubah senyawa flavonoid menjadi bentuk glikosida melalui reaksi kimia maupun enzimatik dengan bantuan enzim transferase. Senyawa-senyawa flavanoid yang umumnya bersifat antioksidan dan banyak yang telah digunakan sebagai salah satu komponen bahan baku obat-obatan. Bahkan, berdasarkan penelitian di Jepang, ditemukan molekul isoflavon di dalam tempe. Oleh karena molekul isoflavon bersifat antioksidan maka tempe merupakan sumber pangan yang baik untuk menjaga kesehatan, selain kandungan gizinya tinggi.
KHASIAT :
Di Brazil,
tumbuhan ini dikenal dengan nama Chanana, dimana teh Chanana seringkali
dimanfaatkan sebagai obat Ulcus duodenum maupun ulkus lambung karena kandungan
flavonoidnya. Akarnya bisa dimanfaatkan sebagai obat rematik dan bengkak pada
sendi. Turnera umlifolia juga berpotensi sebagai antibiotika,
terutama terhadap bakteri Staphylococcus aureus.
CARA PENGGUNAAN :
Penggunaan sebagai
obat adalah dengan cara merebus daun atau akarnya ±15gram , kemudian air
rebusannya diminum. Sedangkan untuk obat luar, akar atau daun dipipis terlebih
dahulu, lalu pipisan tersebut dibalurkan pada bagian yang sakit / bengkak.
1.
Bunga Tasbih
(Canna indica Linn)
Gambar Canna indica Linn
MORFOLOGI :
Perdu seperti palem
dioecious batang subterranean, berantena, pachicaul, batang berbentuk silinder,
dengan daun yang sedikit sampai banyak dan dasar daun persistent.
Daun
Seperti burung tersusun secara spiral diselingi dengan cataphylls. Daun
muda bawah seringkali mengurangi duri. Daun muda sederhana atau dikotom,
dilengkapi dengan garis-garis halus yang sejajar dan midrib tidak nyata, daun
muda tersisip dekat dengan tepi, rhachis terhadap sisi adaxial, mempunyai
perbedaan warna utama kelenjar, stomata hanya terdapat pada bagian bawah
permukaan atau terdapat pada semua permukaan, sel epidermis melintang sepanjang
axes daun muda. Daun dewasa, ketika mudanya bercabang atau rambut berwarna
transparan.
Bunga
Termasuk
bunga majemuk dalam karangan bunga berbentuk tandan (racemus), bung
muncul pada ujungbatang. Termasuk bunga bisexualis, kelamin bunga
terdiri dari benang sari 4 steril 1 fertil, berbentuk lembaran
mahkota bungadisebut stamenidium. Putik berbentuk pipih, letak ovarium
inferum, yang terdiri dari 3 carpellum, 3 loculus, 3 ovulum.
Letak ovarium axilaris. Terdapat perhiasan bunga berupa corolla 3
petal lepas, calyx 3 sepal lepas.
Akar
Sistem perakarnnya serabut (adix adventicia),
dengan akar rimpang (rhizoma)
Batang
Memiliki percabangan monopodial. Batang
berbentuk bulat (teres), permukaan batang rata (laevis), batang
berdaging, muncul dari rimpang. Batang mempunyai nodus, internodus, batang
berwarna hijau.
Microsphorophylls
Bentuk spiral, buah jantan
bertangkai dan terdiri dari sterile apex sederhana, seringkali menghasilkan
duri. Setiap microsporophyll membawa banyak sporangia (kantung tepungsari) pada
permukaan abaxial. Tepung sari cymbiform, monosulcate.
Megasporophylls
Berbentuk spiral, buah
betina bertangkai, sporophylls sederhana, muncul peltate dengan dilated apex
sederhana atau lamina yang seringkali menghasilkan duri. Terdiri dari dua atau
tiga sel telur, tidak bertangkai, orthotropous, tersisip pada bagian dalam
permukaan (axis-facing) dari ketebalan lamina dan mengarah kedalam
(terbalik).
Biji
Subglobular sampai berbentuk panjang atau ellipsoidal, dengan selaput
berwarna merah atau ada beberapa yang berwarna kuning, orange atau coklat
diluar sarcotesta. Endosperm haploid, berasal dari gametofit betina Embryo
dengan dua cotyledons biasanya menyatu pada bagian ujung dan sangat panjang,
memebelit seperti spiral. Biji radiospermic, bertunas cryptocotular.
Buah
Buah berupa buah kotak, berbentuk bulat telur
dan pada bagian luar terdapat duri duri lunak. Bijinya 3-5 buah dan berbentuk
bulat.
CIRI-CIRI
KHUSUS :
Bunga tasbih
(canna indica linn) yang biasa
dikenal di Jawa Barat sebagai Ganyol Leuweung serta dalam Bahasa Melayunya Gany
Hutan dapat tumbuh 1000 dpl ini memiliki rimpang layaknya umbi, daun besar,
warna bunga cerah (merah, kuning), bijinya bulat layaknya buah tasbih.
Bunga Tasbih
adalah sejenis tanaman berperdu, tingginya lebih kurang 2 meter. Bunga Tasbih
mempunyai pelbagai jenis, antaranya ialah Canna Indica, Canna Generalis dan
Canna Endulis. Untuk tujuan perubatan biasanya dari jenis Canna Indica Linn
dicari. Bunga Tasbih besar dan keluar di hujung
pucuk. Bunganya ada bermacam-macam jenis warna. Ada yang berwarna merah, kuning
dan jingga.
Tumbuhan ini
merupakan terna besar, tahunan dengan tinggi mencapai 2 m. Tumbuhan ini
memiliki rimpang yang tebal seperti umbi. Memiliki daun besar dan lebar,
menyirip jelas warna hijau (ada juga yang berwarna tengguli). Bunganya besar dengan warna-warna cerah
(merah dan kuning). Buahnya berupa buah kendaga, berbiji banyak dan berbentuk
bulat. Hampir selalu ditanam sebagai tanaman hias, dan juga dapat tumbuh liar
di hutan dan daerah pegunungan samapi ketinggian ±1.000 m dari permukaan laut.
TAKSONOMI :
Kingdom :
Plantae
Subkingdom :
Tracheobionta
Superdivisi :
Spermatophyta
Divisi :
Magnoliophyta
Kelas :
Liliopsida
Subkelas :
Commelinidae
Ordo :
Zingiberales
Famili :
Cannaceae
Genus :
Canna
Spesies : Canna indica L.
NAMA LAIN :
1.
hosbe (Batak)
2.
ganyong hutan
(Melayu)
3.
ganyong wana,
g. alas, sebe, sebeh, tasbeh, ganyol leuweung (Sunda)
4.
kembang gedang,
puspa midra, p. nyidra (Jawa)
5.
tasbhi (Madura)
6.
milu-milu
(Bali)
7.
kela, kontas,
tuis im tasic, totombe, wuro (Minahasa)
8.
bunga tasebe
(Makasar & Bugis)
9.
tasupe
(Ternate)
KANDUNGAN
KIMIA :
Kandungan
kimia yang terdapat di bunga tasbih antara lain enam substansi phenol, dua
terpene, empat coumarin, pati, glukose, lema alkaloid dan getah. Bagian yang dapat dimafaatkan adalah
rimpang, daun, bunga dalan keadaan segar maupun kering.
Phenol
merupakan salah satu komponen kimia tumbuhan yang memiliki manfaat sangat besar
baik bagi tumbuhan itu sendiri maupun bagi manusia. Senyawa phenol memiliki
ciri cincin aromatic dan adanya satu atau dua penyulih hidroksil. Senyawa
phenol lebih cenderung larut dalam air, karena senyawa ini biasanya berikatan
dengan gula. Senyawa phenol mencakup beberapa golongan senyawa bahan alam.
Mulai dari flavanoid, phenil propanoid, kuinon phenolik, lignin, melanin, dan
tannin merupakan golongan senyawa phenol
KHASIAT :
- Penurun panas, menurunkan
tekanan darah tinggi, chronic dysentery, haid terlalu banyak,
keputihan, sakit kuning dan batuk darah.
- Pemakaian luar : luka berdarah,
radang kulit bernanah, jerawat (acne vulgaris)
CARA PEMAKAIAN
Diperlukan
akar/rimpang : 15-30 gr yang kering atau 30-60 gr yang basah dan 10-15 gr
bunganya untuk pengobatan seperti :
- Sakit
kuning : Rebus akar tasbih 60-120 gr dengan (dosis maks. 250 gr) dengan
air secukupnya, rebus hingga masak dan diminum sehari 2 kali selama 20
hari dan maks. 47 hari.
- Menghentikan
pendarahan : 10-15 gr bunga tasbih direbus dengan air secukupnya dan
minum.
- Keputihan
: 15-30 gr akar tasbih + ketan + daging ayam. Masak dengan cara di tim
dan dimakan.
1.
Daun
Bangun-bangun ( Coleus amboinicus Lour
)
Gambar
Coleus amboinicus Lour
MORFOLOGI
:
CIRI-CIRI
KHUSUS :
Bangun-bangun
(COLEUS AMBOINICUS) merupakan suatu tumbuhan jenis rumpu-rumputan, mempunyai
batang dan tangkai berkayu. Daun bangun-bangun memiliki ciri-ciri bertulang
lunak, beruas-ruas, melingkar, dengan diameter sekitar 15 mm, bagian tengah dan
ujungnya sekitar 10 mm ± 5 mm, dapat berkembang biak dengan mudah. Daun yang
masih segar bentuknya tebal, berwarna hijau tua, kedua permukaan daun licin. Bangun-bangun
biasanya ditanam di kebun-kebun di daerah dataran rendah sampai ketingginan 1000
meter di atas permukaan laut. Batangnya lunak dan berair, bentuk daunnya mirip
bed pingpong dan tepinya bergerigi. Daun Bangun-bangun memiliki bau yang khas
dan bermanfaat untuk pengobatan. Pengembangbiakan tanaman ini dapat dilakukan
dengan cara stek dan dapat ditanam dalam pot maupun ditanam langsung di tanah.
Bangun-bangun tumbuh di tempat-tempat yang tidak terlalu banyak kena sinar
matahari dan airnya cukup (tidakterlalu kering). Rasa pahit, agak dingin,
penurun panas (antipiretik), anti radang (anti inflamasi), menghentikan
perdarahan, melancarkan peredaran darah, astringen.
TAKSONOMI
:
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
SuperDivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Lamiales
Famili : Lamiaceae
Genus : Coleus
Spesies : Coleus amboinicus Lour
NAMA LAIN :
1. Daun
Bangun-bangun ( Batak )
2. Daun Cumin (
Jawa Tengah )
3. Daun Ajeran
( Sunda )
4. Daun Kambing
( Madura )
5. Daun Iwak (
Bali )
6. Daun Jinten
( Jawa )
KANDUNGAN
KIMIA :
Tanaman ini mengandung
berbagai jenis flavonoid yaitu quercetin, apigenin, luteolin, salvigenin,
genkwanin. Daun tanaman ini juga telah dibuktikan sebagai antiinflamasi karena
bekerja menghambat respon inflamasi yang diinduksi oleh siklooksigenase, juga
terbukti sebagai anti kanker dan anti tumor . Kadar FeSO4 pada daun
bangun-bangun (Coleus amboinicus) dapat diandalkan sebagai sumber besi non heme
bagi ibu menyusui. Komposisi
kandungan kimia daun Bangun-bangun secara ilmiah belum banyak diketahui.
Beberapa yang sudah pernah diteliti oleh Dr Boorsma juga menurut Mardisiswojo
dan Rajakmangunsudarso (1985) ditemukan bahwa dalam daun ini mengandung minyak
atsiri (0,043% pada daun segar atau 0,2% pada daun kering). Minyak atsiri dari
daun Bangun-bangun selain berdaya antiseptika ternyata juga mempunyai aktivitas
tinggi melawan infeksi cacing (Vasquez et al., 2000). Phytochemical database (Duke, 2000)
melaporkan bahwa dalam daun ini terdapat juga kandungan vitamin C, vitamin B1,
vitamin B12, beta karotin, niasin, karvakrol, kalsium, asam-asam lemak, asam
oksalat, dan serat. Senyawa-senyawa tersebut berpotensi terhadap bermacam-macam
aktivitas biologik, misalnya antioksidan, diuretik, analgesik, mencegah kanker,
antitumor, antivertigo, immunostimulan, antiradang, antiinfertilitas,
hipokolesterolemik, hipotensif, dan lain-lain khasiat yang perlu diteliti lebih
lanjut.
KHASIAT :
Di kepulauan China, jus daun ini diberikan untuk obat batuk anak-anak
ditambah gula. Manfaat lain adalah sebagai obat asthma dan bronkitis (Jain dan
Lata, 1996). Disamping itu, komponen daun ini sudah pernah dimasukkan sebagai
komponen obat jamu ibu hamil yang ternyata menurut penelitian mempunyai sifat
oksitosik dan analgesik. Infus ekstrak daun tersebut dapat meningkatkan volume
air susu induk tikus dan berat badan anaknya. Penelitian selanjutnya pada
ibu-ibu masa laktasi menunjukkan bahwa sayur daun Bangunbangun yang dikonsumsi
terbukti dapat meningkatkan total volume Air Susu Ibu (ASI), berat badan bayi,
dan komposisi zat besi, seng dan kalium dalam ASI.
CARA
PEMAKAIAN :
Cara mengkonsumsi daun bangun-bangun adalah
dengan memasukkan rajangan daun kedalam masakan sup lalu makan sup dengan daun
tersebut. Bisa juga dengan merebus daun bangun-bangun lalu meminum air
rebusannya.
1.
Sambiloto (Andrographis Paniculata Ness )
Gambar Andrographis
Paniculata Ness
MORFOLOGI :
Sambiloto termasuk
dalam familia atau suku acanthaceae. Tanaman
yang daun dan batangnya pahit ini dapat tumbuh pada ketinggian 700 m Diatas
permukaan laut. Tanaman ini sering kali dijumpai orang di pekarangan rumah.
Bahkan tanaman ini juga tumbuh liar di tempat-tempat terbuka seperti ladang,
sisi-sisi jalanan atau di tanah kosong yang terbengkalai.
Sambiloto
merupakan suatu tanaman yang tumbuh tegak, dengan tinggi mencapai 90 cm.
Batangnya berbentuk segi empat dan bercabang banyak. Tanaman ini mempunyai daun
tunggal yang saling berhadap-hadapan, panjangnya 2-8 cm dan lebar 1-3 cm.
Tanaman ini juga berbunga sepanjang tahun. Berwarna putih atau ungu, tersusun
dalam rangkaian berupa tandan yang tumbuh pada ujung-ujung tangkai.
Sambiloto
juga mempunyai buah yang bentuknya memanjang sampai jorong. Panjang
buahnya itu sekitar 1,5 cm, lebar 0,5 cm serta pangkal dan ujungnya runcing.
Bila sudah matang buahnya itu akan berwarna hitam dan akan pecah membujur
menjadi empat keping. Biji tumbuhan ini gepeng, kecil, warnanya coklat muda.
Daun
tunggal, bertangkai pendek, letak berhadapan bersilang, bentuk lanset, pangkal
runcing, ujung meruncing, tepi rata, permukaan atas hijau tua, bagian bawah
hijau muda, panjang 2 – 8 cm, lebar 1 – 3 cm.Perbungaan rasemosa yang bercabang
membentuk malai, keluar dari. ujung batang atau ketiak daun. Bunga berbibir
berbentuk tabung;kecil- kecil, warnanya putih bernoda ungu. Buah kapsul
berbentuk jorong, panj ang sekitar 1,5 cm, lebar 0,5 cm, pangkal dan ujung
tajam, bila masak akan pecah mernbujur menjadi 4 keping-Biji gepeng,
kecil-kecil, warnanya cokelat muda. Perbanyakan dengan biji atau setek batang.
CIRI-CIRI
KHUSUS
Sambiloto (Andrographis paniculata), adalah
sejenis tanaman herba dari famili Acanthaceae, yang berasal dari India dan Sri
Lanka. Sambiloto juga dapat dijumpai di daerah lainnya, seperti Indonesia,
Malaysia, Thailand, serta beberapa tempat di benua Amerika. Genus Andrographis
memiliki 28 spesies herba, namun hanya sedikit yang berkhasiat medis, salah
satunya adalah Andrographis paniculata (sambiloto). Daun
Sambiloto banyak di temukan di daratan Asia. Selain Indonesia,
sambiloto juga terdapat di India, Filipina, Vietnam dan Malaysia. Tanaman yang
bernama latin Andrographis Paniculata Ness ini dapat hidup subur di daerah
tropis dengan ketinggian antara 1- 700 meter diatas permukaan laut.
Sambiloto merupakan tanaman semak yang mempunyai banyak cabang
yang berdaun dan tingginya bisa mencapai kurang lebih 90 cm. Daun sambiloto kecil-kecil berwarna
hijau tua dan bunganya berwarna putih. Sambiloto juga dapat berkembang biak sepanjang
tahun, dengan biji maupun dengan cara stek batang. Perbanyakan dengan stek
batang juga relatif mudah dilakukan. Caranya, pilihlah batang yang agak tua
yang memiliki daun sekitar 10 helai. Batang tersebut dipotong sepanjang kurang
lebih 20 cm lalu ditancapkan ke tanah di tempat teduh. Hanya dalam waktu
sekitar satu bulan, tanaman sambiloto sudah mulai di penuhi daun muda. Bagian
yang biasa digunakan untuk obat tradisional adalah daunnya yang rasanya sangat pahit. Sebenarnya
selain daunnya, batang, bunga dan bagian akar juga bermanfaat obat.
TAKSONOMI :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
SubKelas :Asteridae
Ordo : Scrophulariales
Spesies
: Andrographis
paniculata Nees
KANDUNGAN KIMIA :
Sambiloto mengandung senyawa flavonoid yang
bersifat mencegah sekaligus menghancurkan penggumpalan darah.Sambiloto memiliki
kadar kalium yang tinggi dan rendah kandungan natrium. Kalium diperlukan untuk
mengeluarkan air dalam tubuh sehingga bisa menurunkan tekanan darah. Sementara
natrium harus dihindari karena bisa meningkatkan tekanan darah.Tanaman ini juga
mengandung andrografin, androgafolid (zat pahit) dan panikulin dimana sifat
antibiotiknya mampu meningkatkan fungsi pertahanan tubuh dan membantu
menyembuhkan luka akibat kanker.
Daun dan
percabangannya mengandung laktone yang terdiri dari deoksiandrografolid,
andrografolid (zat pahit), neoandrografolid,
14-deoksi-11-12-didehidroandrografolid, dan homoandrografolid. Juga terdapat
flavonoid, alkane, keton, aldehid, mineral (kalium, kalsium, natrium), asam
kersik, dan damar. Flavotioid diisolasi terbanyak dari akar, yaitu
polimetoksiflavon, andrografin, pan.ikulin, mono-0- metilwithin, dan
apigenin-7,4- dimetileter. Zat aktif andrografolid terbukti berkhasiat sebagai
hepatoprotektbr (melindungi sel hati dari zat toksik.
KHASIAT :
Sambiloto
merupakan tumbuhan khas tropis, dan bisa tumbuh dipekarangan rumah, namun
sekarang sudah banyak pula orang yang menyediakan lahan khusus untuk menanam
tumbuhan ini untuk kemudian diolah.
Banyak
sekali manfaat dari daun sambiloto ini, diantaranya adalah seduhan sambiloto
mempunyai rasa yang pahit sehingga dapat mengobati penyakit
diabetes atau kencing manis , tifus, dan ada juga yang mengatakan daun
sambiloto juga bisa untuk penyakit gatal-gatal dan mencegah kanker, mungkin
karena rasa pahit yang khas dari daun ini. Namun yang sudah banyak digunakan
dan diakui khasiat dari daun ini adalah untuk mencegah malaria karena itu daun
ini disebut juga obat anti malaria.Selain itu ternyata daun ini juga bermanfaat
untuk menjaga daya tahan tubuh atau stamina. Mungkin karena itulah daun ini
banyak digunakan untuk bahan jamu godokan.
Untuk tifus
biasanya daun sambiloto ditambah dengan kunyit dan temulawak kemudian digodok
dan air rebususannya diminumkan 3x sehari sampai yang menderita tifus sembuh.
Sedangkan untuk diabetes lebih baik daun sambiloto itu dimakan atau dikunyah
langsung dalam keadaan masih segar.Itulah beberapa dari banyaknya manfaat dari
daun sambiloto, kegunaan dari daun khas tropis ini juga sudah mulai digunakan
di luar negeri selain di Indonesia seperti beberapa Negara Eropa dan Amerika,
namun untuk luar negeri, Negara yang paling banyak menggunakan daun sambiloto
untuk pengobatan adalah India. Namun siapa atau negera mana pemegang hak paten
daun sambiloto ini belum diketahui, akan tetapi Indonesia sudah sejak dahulu
menggunakan daun ini untuk bahan pembuatan jamu kesehatan yang racikan dan
resepnya asli dari nenek moyang kita diwariskan secara turun temurun.
CARA
PEMAKAIAN :
1.Kencing manis /Diabetes Mellitus
Daun
sambiloto segar sebanyak 1/2 genggam dicuci lalu direbus
dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 2 1/4 gelas. Setelah dingin
disaring, lalu diminum sehabis makan, 3 kali sehari 3/4 gelas.
dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 2 1/4 gelas. Setelah dingin
disaring, lalu diminum sehabis makan, 3 kali sehari 3/4 gelas.
2. Kapsul sambiloto
1)Daun
sambiloto yang segar di cuci
2)Lalu di
jemur setelah di jemur dimasukkan kedalam oven
3)Kemudian
dihaluskan dan disaring
4)Bubuk
sambiloto siap dimasukkan kedalam kapsul
3.Cerutu Sambiloto
Cara :
1)
Semua bahan di cuci bersih
2)
Semua bahan di potong halus dan dikeringkan
3)
Setelah semua bahan kering dicampur menjadi Satu
4)
Lalu ambil sedikit demi sedikit lalu di bungkus kedalam daun pisang
yang kering
4.Teh
Sambiloto
1)
Sambiloto dan bunga melati dicuci bersih
2)
Setelah itu dijemur
3)
Selesai dijemur lalu diOven
4)
Dihaluskan lalu dimasukkan kedalam kantung teh
5.
Bedak dingin Sambiloto
1)
Beras direndam selama 3 jam kemudian dihaluskan
2)
Semua bahan dihaluskan diberi air secukupnya
3)
Adonan dibentuk bulat lalu dikeringkan
4)
Tiap pemakaian 3 butir lalu diberi air
6.
Cookies Diabetes Millitus
1) mentega
dan gula di mixer
2) masukkan
telur satu persatu sambil di aduk
3) lalu
masukkan susu bbubuk, bubuk sambiloto, dan vanili
4) kemudian
masukkan tepung terigu aduk sampai rata
5) siap
untuk di cetak dan dioven dengan suhu 180 C selama 15 menit
1. Lidah Buaya ( Aloe vera)
MORFOLOGI :
a.
Batang
Batang tanaman lidah buaya berserat atau berkayu. Pada
umumnya sanagt
pendek dan hampir tidak terlihat karena tertutup oleh daun
yang rapat dan sebagian terbenam dalam tanah. Namun, ada juga beberapa species
yang berbentuk pohon dengan ketinggian 3-5m. Species ini dapat dijumpai di
gurun Afrika Utara dan Amerika. Melalui batang iniakan tumbuh tunas yang akan
menjadi anakan.
b.
Daun
Seperti halnya tanaman berkeping satu lainya, daun lidah
buaya berbentuk tombak dengan helaian memanjang. Daunnya berdaging tebal tidak
bertulang, berwarna hijau keabu-abuan dan mempunyai lapisan lilin dipermukaan;
serta
bersifat sukulen, yakni mengandung air, getah, atau lendir
yang mendominasi daun.
Bagian atas daun rata dan bagian bawahnya membulat (cembung).
Di daun lidah buaya muda dan anak (sucker) terdapat bercak berwarna hijau pucat
sampai putih. Bercak ini akan hilang saat lidah buaya dewasa. Namun tidak demikian
halnya dengan tanaman lidah buaya jenis kecil atau lokal. Hal ini kemungkinan
disebabkan faktor genetiknya. Sepanjang tepi daun berjajar gerigi atau duri
yang tumpul dan tidak berwarna.
c.
Bunga
Bunga lidah buaya berbentuk terompet atau tabung kecil
sepanjang 2-3cm, berwarna kuning sampai orange, tersusun sedikit berjungkai
melingkari ujung tangkai yang menjulang keatas sepanjang sekitar 50-100cm.
d.
Akar
Lidah buaya mempunyai sistem perakaran yang sangat pendek
dengan akar serabut yang panjangnya bisa mencapai 30-40cm.
CIRI-CIRI
KHUSUS :
Lidah buaya termasuk suku Liliaceae. Liliaceae diperkirakan
meliputi 4000 jenis tumbuhan, terbagi dalam 240 marga, dan dikelompokan lagi
menjadi lebih kurang 12 anak suku. Daerah distribusinya meliputi keseluruh
dunia. Lidah buaya sendiri mempunyai lebih dari 350 jenis tanaman. Tanaman
lidah buaya dapat tumbuh di daerah kering, seperti Afrika, Amerika dan Asia.
Hal ini di karenakan lidah buaya dapat menutup stomatamya sampai rapat pada
musim kemarau untuk melindungi kehilangan air dari daunya. Lidah buaya juga
dapat tumbuh di daerah yang beriklim dingin. Karena tanaman lidah buaya juga
termasuk tanaman yang efesien dalam penggunaan air, karena dari segi fisiologis
tumbuhan Tanaman ini termasuk jenis tanaman CAM (crassulance acid metabolism)
dengan sifat tahan kekeringan. Dalam kondisi gelap, terutama malam hari,stomata
atau mulut daun membuka, sehingga uap air dapat masuk. Disebabkan pada malam
hari udaranya dingin, uap air tersebut berbentuk embun. Stomata yang membuka
pada malam hari memberi keuntungan, yakni tidak akan terjadi penguapan air dari
tubuh tanaman, sehingga air yang berada di dalam tubuh daunya dapat
dipertahankan. Karenanya dia mampu bertahan hidup dalam kondisi bagaimanapun
keringnya.
Kelemahan lidah buaya
adalah jika ditanam di daerah basah dengan curah hujan tinggi, mudah terserang
cendawan; terutama fusarium sp. Yang menyerang pangkal batangnya,
sementara itu dari segi budidayanya tanaman lidah buaya relatif mudah dan
relatif tidak memerlukan investasi yang cukup besar. Hal ini di sebabkan
tanaman ini merupakan tanaman tahan yang dapat dipanen berulang-ulang dengan
masa produksi 7-8 tahun. Tanaman lidah buaya termasuk semak rendah, tergolong
tanaman yang bersifat sukulen dan menyukai hidup di tempat kering. Batang
tanaman pendek, mempunyai daun yang bersap-sap melingkar (roset). Panjang daun
40-90cm, lebar 6-13cm, dengan ketebalan lebih kurang 2,5cm dipangkal daun,
serta bunga berbentuk lonceng.
TAKSONOMI :
Kingdom :
Plantae
Subkingdom :
Tracheobionta ( tumbuhan berpembuluh )
Super Divisi :
Spermatophyta
Divisi :
Magnoliophyta
Kelas :
Liliopsida
Ordo :
Asparagales
Famili :
Asphodelaceae
Genus :
Aloe
Spesies :
Aloe vera L.
NAMA LAIN :
Nama Indonesia : Lidah Buaya
Nama Inggris :
Aloe, Medicinal aloe
Nama Philipina : Sabina
Cina :
Lu Hui
KANDUNGAN
KIMIA :
Aloin, barbaloin, isobarbaloin, aloe-emodin,
aloenin, aloesin.
KHASIAT :
1. Obat Sakit kepala atau pusing.
2. Obat Sembelit (Constipation).
3. Meredakan Kejang pada anak, kurang gizi (Malnutrition).
4. Meredakan Batuk rejan (Pertussis) dan muntah darah.
5. Obat Kencing manis (DM) dan wasir.
6. Peluruh haid
7. Penyubur
rambut.
CARA
PEMAKAIAN :
PEMAKAIAN
LUAR :
Daun dipakai
untuk koreng, eczema, bisul, terbakar, tersiram air panas, sakit kepala
(sebagai pilis), caries dentis (gigi berlubang), penyubur rambut.
a. Penyubur rambut :
Daun lidah
buaya segar secukupnya dibelah, diambil bagian dalam yang rupanya seperti agar-agar, digosokkan ke
kulit kepala sesudah mandi sore, kemudian dibungkus
dengan kain, keesokan harinya rambut dicuci. Dipakai setiap
hari selama 3 bulan untuk mencapai hasil yang memuaskan.
b. Luka terbakar dan tersiram air panas
(yang ringan):
Daun dicuci
bersih, ambil bagian dalamnya, tempelkan pada bagiantubuh yang terkena api/air
panas.
c. Bisul :
Daun
dilumatkan ditambah sedikit garam, tempelkan pada bisulnya.
PEMAKAIAN DALAM :
1. Kencing manis (DM): 1 batang lidah buaya dicuci
bersih, dibuat durinya, dipotong-potong seperlunya direbus dengan 3 galas
air sampai menjadi 1 1/2 galas Diminum sehari 3 x 1/2 gelas,
sehabis makan.
2. Batuk rejan : Daun sekitar 15 – 18 cm, direbus kemudian
ditambah gula, minum.
3. Syphilis : Bunga ditambah
daging: Direbus, minum.
4. Cacingan, susah buang air kecil
: 15 – 30 gram akar kering lidah buaya direbus,
minum.
5. Luka
terpukul, luka dalam (muntah darah) : 10 – 15 gram bunga kering lidah buaya
direbus, minum atau bunga
ditim dengan
arak putih, untuk pemakaian luar.
6. Kencing darah : 15 gram daun lidah buaya diperas, ditambah 30
gram gula, ditambah air beras secukupnya, minum.
7. Wasir : 1/2 batang daun lidah buaya dihilangkan
duri-durinya, cuci bersih lalu diparut. Tambahkan 1/2
cangkir air matang dan 2 sendok makan madu, aduk, saring. Minum
sehari 3 kali.
8. Sembelit : 1/2 batang daun lidah buaya dicuci dan
dibuang kulit dan durinya, isinya dicincang, lalu diseduh dengan
1/2 cangkir air panas dan tambahkan 1 sendok makan madu,
hangat-hangat dimakan, sehari 2 kali.
Kesimpulan
Indonesia memiliki banyak sekali tanaman tradisional yang hanya tumbuh
disini. Tanaman tersebut bahkan memiliki khasiat yang luar biasa. Bahkan
tumbuhan liar sekali pun. Dengan hal ini, peneliti membuat banyak penelitian
untuk mengetahui khasiat tanaman liar yang tumbuh di Indonesia. Sehingga
sekarang banyak diketahui khasiat dari suatu tanaman liar. Seperti contohnya
bunga pukul delapan untuk nyeri sendi, bunga tasbih untuk menurunkan panas,
bunga tasbih untuk menambah volume ASI, sambiloto untuk tifus, sampai lidah
buaya sebagai penyubur rambut. Dengan cara pemakaian yang cukup mudah dan
efisien .
Penggunaan tanaman obat tersebut sangat menguntungkan. Selain menghemat
biaya, kita juga bisa mengurangi resiko efek samping yang biasanya ditimbulkan
oleh obat-obatan modern. Sehingga sekarang ini banyak pembudidayaan tanaman
herbal yang berujung dengan naiknya permintaan tenaga kerja. Ini juga sangat
membantu untuk menurunkan tinggat pengangguran di Indonesia dan menambah
pemasukan negara.
No comments:
Post a Comment