Pendahuluan
Tumbuhan
adalah makhluk hidup yang paling penting untuk kelangsungan hidup makhluk hidup
lainnya. Tumbuhan yang mampu membuat makanannya sendiri menjadikannya produsen
bagi makhluk hidup lain. Selain sebagai sumber makanan, tumbuhan juga menjadi
salah satu bahan dasar obat-obatan. Baik obat-obatan tradisional maupun modern.
Mengetahui itu, para peneliti berlomba membuat penelitian tentang manfaat dan
khasiat suatu tumbuhan untuk kesehatan manusia dan hewan. Sehingga, sekarang
ini banyak dijumpai tumbuhan yang berkhasiat luar biasa dan lebih aman untuk
dikomsumsi bagi pengidap suatu penyakit. Selain menyembuhkan, tumbuhan juga
tidak memiliki efek samping yang berbahaya.
Masing-masing tumbuhan memiliki
kandungan kimia yang berbeda yang membuatnya memiliki khasiat yang berbeda
pula. Disini akan dijelaskan khasiat dari beberapa suku tumbuhan. Hal ini
bertujuan untuk menambah sedikit informasi tentang tanaman obat yang ada di
Indonesia khususnya di sekitar tempat tinggal kita.
Hasil dan
Pembahasan
1. Cabai Merah (Capsicum
annum L)
a. Gambar Cabai Merah
a. Ciri-Ciri Cabai Merah
Cabai merah memiliki
batang perdu tegak, tinggi 1-2,5m ,setahun / menahun. Batang berkayu,
berbuku-buku, percabangan lebar, penampang persegi batang muda berambut halus
berwarna hijau. Daun yang dimiliki oleh cabai merah ini adalah tunggal ,
bertangkai (panjangnya 0.5- 2.5cm), meruncing. Helaian daun bentuknya bulat
telur sampai elips, ujung runcing, pangkal meruncing, tepi rata, pertulangan
menyirip, panjang 1.5-12cm, lebar 1-5cm, berwarna hijau. Bunga cabai merah
tunggal, berbentuk bintang, berwarna putih, keluar dari ketiak daun. Buahnya
buah buni berbentuk kerucut memanjang, lurus/bengkok meruncing pada bagian
ujungnya, menggantung, permukaan licin
mengkilap, diameter 1-2cm, panjang 4-17cm, bertangkai pendek, rasanya pedas,
buah muda berwarna hiaju tua, setelah masak berwarna mearah cerah. Biji yang
masih muda berwarna kuning, setelah tua menjadi berwarna cokelat, berbentuk
pipih, berdiameter sekitar 4mm.
b.
Taksonomi
Cabai Merah
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae (suku terung-terungan)
Genus : Capsicum
Spesies : Capsicum annum L.
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae (suku terung-terungan)
Genus : Capsicum
Spesies : Capsicum annum L.
c. Nama Lain Cabai Merah
Indonesia : cabai, cabe
merah
Jawa : lombok gede
Sunda : cabe
Inggris : chili pepper
Pilipina : siling Haba
Cina : la jiao
d. Kandungan Kimia Cabai Merah
Cabai merah
mengandung vitamin C dalam jumlah besar, juga mengandung karoten (pro vitamin A). Kandungan kedua zat ini tidak terlampau
tinggi pada cabai yang berwarna kuning dan hijau.
e. Manfaat Cabai Merah
1. Membantu
Melegakan Pernapasan
Rasa
pedas dan panas pada cabai bisa merangsang sekresi (cairan dalam saluran
pernapasan) untuk membersihkan hidung yang tersumbat dan sinus. Konsumsi cabai
merah akan membersihkan lendir dari hidung dan paru-paru.
2.
Baik untuk kesehatan jantung
Cabai
merah terbukti mampu menurunkan trigliserida dan kadar kolesterol jahat dalam
darah. Selain itu, cabai akan meningkatkan kemampuan tubuh untuk melarutkan
fibrin, yaitu zat esensial untuk pembentukan pembekuan darah. Sehingga, sistem
peredaran darah dan jantung menjadi lebih sehat.
3. Menjaga berat
badan
Rasa
panas di tubuh saat kita makan cabai merah adalah satu bukti bahwa cabai merah
memiliki efek termogenik atau memproduksi panas di dalam tubuh, sebuah efek
yang sama dengan olahraga. Selain itu, cabai merah juga membantu mempercepat
proses pencernaan dan metabolisme tubuh.
4. Meningkatkan Kekebalan tubuh
Kandungan
vitamin C pada cabai berfungsi untuk meningkatkan kekebalan tubuh. Selain itu,
perpaduan vitamin A, vitamin B dan vitamin C pada cabai merah akan membantu
melindungi tubuh dari berbagai serangan penyakit. Misalnya saja flu, batuk dan
pilek. Vitamin A bisa menangkal infeksi misalnya saja pada saluran hidung,
paru-paru, sayuran kandung kemih, dan saluran pencernaan.
5.
Melawan
radang
Kandungan
zat kapsaisin pada cabai merah diketahui mampu menghambat neuropeptida yang
bertanggung jawab pada proses peradangan. Salep atau krim yang mengandung
kapsaisin juga banyak digunakan untuk mengobati nyeri rematik atau nyeri sendi.
6.
Mencegah kanker
Selain
ampuh melawan radang, kapsaisin pada cabai juga bisa mencegah penyebaran
sel-sel kanker prostat, demikian hasil dari penelitian yang dilakukan oleh
Cancer Research yang dilansir whfoods. Akan tetapi, satu hal yang harus Anda
waspadai adalah bahwa terlalu banyak mengonsumsi cabai justru bisa menaikkan
risiko kanker perut, jadi berhati-hatilah.
7. Cabai Rawit (Capsium
frustescens)
a.
Gambar Cabai Rawit
a.
Ciri-Ciri Umum Cabai
Rawit
1. Batang
Batang tanaman tegak lurus tingginya 50 – 90 cm
berbuku-buku dan bersudut, kadang-kadang tidak cukup kuat untuk menyangga buah
cabe yang banyak sehingga perlu diberi air sebagai penahan.
2. Daun
Daun cabe tidak berbulu dan bentuk daunnya agak
bulat sampai lonong dan bagian ujungnya meruncing, panjangnya 1 – 12 cm.
3. Bunga
Posisi bunga cabe biasanya menggantung keluar dari
ketiak daun memiliki 5 – 6 kelopak bunga. Tangkai bunga putik berwarna putih
panjangnya sekitar 0,5 cm, warna kelopak putih kuning kehijauan.
4. Buah
Bentuk buah cabe umumnya memanjang cabe rawit panjangnya
1 – 5 cm dan ada yang berbentuk bulat telur atau jorong berbentuk telur,
tangkai buah agak besar dan melengkung.
5. Warna
Buah
Buah cabe yang berwarna muda, berwarna hijau dan
setelah tua berwarna merah kecoklatan sampai warna merah menyala (jingga) biji
buah berwarna kuning kecoklatan, cabe yang banyak bijinya akan semakin pedas rasanya.
b.
Ciri-Ciri
Khusus Cabai Rawit
Tanaman budidaya, kadang-kadang ditanam di pekarangan
sebagai tanaman sayur atau tumbuh liar di tegalan dan tanah kosong yang terlantar.
Tumbuhan ini berasal dari Amerika tropik, menyukai daerah kering, dan ditemukan
pada ketinggian 0,5-1.250 m dpl. Perdu setahun, percabangan banyak, tinggi
50-100 cm. Batangnya berbuku-buku atau bagian atas bersudut. Daun tunggal,
bertangkai, letak berselingan. Helaian daun bulat telur, ujung meruncing,
pangkal menyempit, tepi rata, pertulangan menyirip, panjang 5-9,5 cm, lebar
1,5-5,5 cm, berwarna hijau. Bunga keluar dari ketiak daun, mahkota bentuk
bintang, bunga tunggal atau 2-3 bunga letaknya berdekatan, berwarna putih,
putih kehijauan, kadang-kadang ungu. Buahnya buah buni, tegak, kadang-kadang
merunduk, berbentuk bulat telur, lurus atau bengkok, ujung meruncing, panjang
1-3 cm, lebar 2,5-12 mm, bertangkai panjang, dan rasanya pedas. Buah muda
berwarna hijau tua, putih kehijauan, atau putih, buah yang masa.k berwarna
merah terang. Bijinya banyak, bulat pipih, berdiameter 2-2,5 mm, berwarna
kuning kotor. Cabai rawit terdiri dari tiga varietas, yaitu cengek leutik yang
buahnya kecil, berwarna hijau, dan berdiri tegak pada tangkainya; cengek domba
(cengek bodas) yang buahnya lebih besar dari cengek leutik, buah muda berwarna
putih, setelah tua menjadi jingga; dan ceplik yang buahnya besar, selagi muda
berwarna hijau dan setelah tua menjadi merah. Buahnya digunakan sebagai
sayuran, bumbu masak, acar, dan asinan. Daun muda dapat dikukus untuk
lalap.Cabal rawit dapat diperbanyak dengan biji.
c.
Taksonomi
Cabai Rawit
·
Kingdom : Plantae
(Tumbuhan)
·
Subkingdom:
Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
·
Super Divisi :
Spermatophyta (Menghasilkan biji)
·
Divisi: Magnoliophyta
(Tumbuhan berbunga)
·
Kelas: Magnoliopsida
(berkeping dua / dikotil)
·
Sub Kelas: Asteridae
·
Ordo: Solanales
·
Famili : Solanaceae
(suku terung-terungan)
·
Genus: Capsicum
·
Spesies: Capsicum frustescens L.
d.
Nama Lain Cabai Rawit
Sumatera : leudeuaarum
Simalungun : situdu langit,
lacina sipane
Nias : lada limi
Jawa : cabe rawit
Sulawesi : kaluya kapal
Gorontalo : malita diti
Manado : rica halus, r.
padi
Maluku : Abrisan kubur
e.
Kandungan Kimia Cabai
Rawit
Buahnya mengandung kapsaisin, kapsantin, karotenoid,
alkaloid asiri, resin, minyak menguap, vitamin (A dan C). Kapsaisin memberikan
rasa pedas pada cabai, berkhasiat untuk melancarkan aliran darah serta
pematirasa kulit. Biji mengandung solanine, solamidine, solamargine,
solasodine, solasomine, dan steroid saponin (kapsisidin). Kapsisidin berkhasiat
sebagai antibiotik.
f.
Manfaat Cabai Rawit
1.
Cabe dapat meredakan pilek dan hidung tersumbat
karena capsaicin dapat mengencerkan lendir. Sehingga lendir yang tersumbat
lagi. Ini berlaku pada sinasitis dan juga batuk berdahak.
2.
Cabe dapat memperkecil resiko terserang stroke,
penyumbatan pembulu darah, impotensi dan jantung koroner, karena dengan
mengkonsumsi capsaicin secara rutin darah akan tetap encer dan kerak lemak pada
pembuluh darah tidak akan terbentuk sehingga darah akan mengalir dengan lancar.
Jadi, cabe juga berkhasiat mengurangi terjadinya penggumpalan darah.
3.
Mengobati perut kembung
4.
Meredakan migraine
5.
Cabe menghasilkan vitamin C (lebih banyak dari pada
jeruk) dan provitamin A (lebih banyak daripada wortel) yang sangat diperlukan
bagi tubuh
6.
Kaya akan kalsium dan fosfor yang mengungguli ikan segar
7.
Memberikan kalsium dan fosfor bagi tubuh
8.
Ekstrak buah cabe rawit mempunyai daya hambat terhadap pertumbuhan jamur
candida albicans, yaitu jamur pada permukaan kulit.
9.
Cabe dapat meringankan keluhan sakit kepala dan nyeri sendi. Karena rasa
pedas dan panas yang ditimbulkan capsaicin akan menghadang pengiriman sinyal rasa
sakit dari pusat sistem saraf ke otak. Sehingga rasa sakit tersebut akan
berkurang bahkan hilang.
10. Cabe
dapat meningkatkan nafsu makan pengkonsumsinya, karena capsaicin dapat
merangsang produksi hormon endorphin, hormon yang mampu membangkitkan rasa nikmat
dan kebahagiaan, sehingga nafsu makan menjadi bertambah.
11. Kandungan anti oksidanya dapat digunakan untuk
mengatasi ketidaksuburan dan memperlambat panuan.
12. Menormalkan
kembali kaki dan tangan yang lemas
13. Daunnya
bisa digiling untuk disalurkan di daerah yang sakit guna mengatasi sakit perut
dan bisul
14. Untuk gangguan rematik dan frosrbite (jari nyeri
karena kedinginan)
15. Membantu
pembakaran kalori hingga 25%
16. Cabe dapat menghilangkan rasa dingin pada tubuh
dengan cara mengoleskan pada bagian yang terasa dingin.
Menurut Dr
Budi Sugiarto Widjaja, TCM, dari Klinik Beijing, Jakarta, cabe rawit merah
berkhasiat sebagai tonik dan stimulan kuat untuk jantung dan aliran darah, juga
obat rematik. Gilingan cabai rawit dapat menghancurkan bekuan darah (antikoagulan)
dan mengatasi gangguan rematik dan radang beku. Cabai rawit bisa meningkatkan
nafsu makan (stomakik), perangsang kulit, peluruh kentut (karminatif), serta
peluruh keringat (diaforetik), air liur, dan air kencing (diuretik).
Menurut Dr
Setiawan Dalimartha, anggota Sentra Pengembangan dan Penerapan Pengobatan
Tradisional (SP3T) DKI Jakarta, di dalam buah cabai rawit terkandung kapsaisin,
kapsantin, karotenoid, alkaloid atsiri, resin, minyak menguap, serta vitamin A
dan C. Kapsaisin memberikan rasa pedas pada cabai, berkhasiat melancarkan
aliran darah serta sebagai pemati rasa kulit.
Biji tanaman
bernama daerah lombok jempling (Madura), cabe rawit (Jawa), leudeu jarum
(Gayo), rica halus (Manado), metrek wakfoh (Papua) ini, kata Dr Setiawan,
mengandung solanine, solamidine, solamargine, solasodine, solasomine, dan
steroid saponin (kapsisidin). Kandungan terakhir ini berkhasiat sebagai
antibiotik.
Saat
disantap, rasa pedas di lidah dapat menimbulkan rangsangan ke otak untuk
mengeluarkan endorfin (opiate endogen). Hasilnya, rasa sakit hilang dan timbul
perasaan lebih sehat. Pada sistem reproduksi, sifatnya yang panas dapat
mengurangi rasa tegang dan sakit akibat sirkulasi darah yang buruk.
Salah satu
hasil penelitian, kata Dr Setiawan, cabai rawit diketahui memiliki khasiat
mengurangi terjadinya penggumpalan darah (trombosis) dan menurunkan kadar
kolestrol. Satu hal lagi, banyaknya kandungan zat antioksidan (seperti vitamin
C dan betakaroten), dapat digunakan untuk mengatasi ketidaksuburan
(infertilitas), afrodisiak, dan memperlambat proses penuaan.
Masalahnya,
tidak setiap orang boleh mengonsumsi cabai rawit secara berlebihan. Pengidap
sakit tenggorokan, sakit mata, dan penderita gangguan saluran pencernaan, kata
Dr Setiawan, tidak dianjurkan mengonsumsi cabai rawit.
Dr Setiawan
menambahkan, cabai rawit indikasinya digunakan untuk menambah nafsu makan,
menormalkan kembali kaki dan tangan yang lemas, melegakan rasa hidung tersumbat
pada sinusitis, mengurangi batuk berdahak, dan meredakan migrain.
Ada beberapa
cara yang bisa dilakukan untuk mendapatkan khasiat cabai rawit. Bisa dengan
cara merebusnya atau dibuat bubuk dan pil. Untuk pemakaian luar, cukup dengan
merebusnya, lalu uapnya dipakai memanaskan bagian tubuh yang sakit.
Cara lain,
kata Dr Setiawan, dengan menggiling cabai rawit hingga halus, kemudian
membalurkannya di bagian yang sakit. Cara terakhir ini bisa digunakan untuk
gangguan rematik dan frostbite (jari nyeri karena kedinginan). Daunnya bisa
digiling untuk dibalurkan di daerah yang sakit guna mengatasi sakit perut dan
bisul.
Berikut empat
resep yang ditawarkan Dr Setiawan:
1. Rematik
Bahan: 15
cabai rawit, 1/2 sendok teh kapur sirih, 1 jeruk nipis
Pemakaian:
Cabai rawit digiling hingga halus, jeruk nipis dibelah dua, ambil airnya.
Campur gilingan cabai, kapur sirih, dan perasan jeruk nipis, aduk hingga rata.
Balurkan ramuan tersebut pada bagian tubuh yang sakit. Lakukan hingga penyakit
sembuh.
2. Sakit
perut
Bahan: 15 gr
daun muda cabai rawit, 1/2 sendok teh kapur sirih
Pemakaian:
Cuci bersih daun cabai, giling hingga halus. Tambahkan kapur sirih, aduk hingga
rata. Balurkan ramuan pada bagian perut yang sakit. Lakukan pengobatan 1-2 kali
saja.
3. Kaki dan
tangan lemas (lumpuh)
Bahan: 2
bonggol akar cabai rawit, 15 pasang cakar ayam, 60 gr kacang tanah, 6 butir
hungcao
Pemakaian:
Bersihkan semua bahan, lalu potong-potong seperlunya. Tambahkan air dan arak
sama banyaknya hingga bahan-bahan terendam kira-kira 1 cm di atasnya. Ramuan
tersebut dimasak dengan cara ditim. Setelah dingin, saring airnya, minum sehari
dua kali, masing-masing setengah dari ramuan tersebut.
4. Frostbite
(jari nyeri karena kedinginan )
Bahan: 5
cabai rawit segar
Pemakaian:
Buang biji cabai rawit, giling hingga halus. Balurkan ke bagian yang sakit.
Meskipun
begitu, konsumsi cabe harus tetap di batasi karena berlebihan mengkosumsi cabe
juga kurang baik untuk kesehatan. Konsumsilah sewajarnya saja, adapun akibatnya
yaitu terhadap pencernaan.
3.
Cabai Jawa (Piper
retrofractum Vahl.)
a.
Gambar Cabai Jawa
a.
Ciri-Ciri Cabai Jawa
Bentuk tanamannya seperti sirih, merambat
, memanjat , membelit , dan melata. Daunnyaberbentuk bulat telur sampai
lonjong, pangkal dan berbentuk jantung atau membulat, ujung daun runcing dengan
bintik-bintik kelenjar. Buahnya majemuk bulir, bentuknya bulat panjang atau
silindris , dan ujungnya mengecil. Buah yang belum tua berwarna kelabu,
kemudian menjadi hijau, selanjutnya kuning, merah, serta lunak. Rasanya pedas
dan tajam aromatis.
b.
Taksonomi
Cabai Jawa
Kingdom :
Plantae
Divisi :
Magnoliophyta
Kelas :
Magnoliopsida
Ordo :
Piperales
Famili :
Piperaceae
Genus :
Piper
Spesies :
Piper retrofractum
c.
Nama Lain Cabai Jawa
Indonesia : Cabai Jawa
Jawa : Cabean, cabe
alas, cabe areuy, cabe jawa, c. Sula
Madura : Cabhi jhamo,
cabe ongghu, cabe solah
Sumatera : Lada panjang,
cabai jawa, cabai panjang
Makasar : Cabia
Inggris : Long
pepper
d.
Kandungan Kimia Cabai
Jawa
Buah cabe jawa mengandung zat pedas piperine,
chavicine, palmitic acids, tetrahydropiperic acids,
1-undecylenyl-3,4-methylenedioxy benzene, piperidin, minyak asiri,
isobutyideka-trans-2-trans-4-dienamide,dan sesamin. Piperine mempunyai daya
antipiretik, antipiretik, analgesik, antiinflamasi, dan menekan susunan saraf
pusat. Bagian akar mengandung piperine, piplartine, dan piperlonguniinine.
e.
Manfaat Cabai Jawa
Buah cabe jawa dapat digunakan untuk
mengatasi:
- kejang perut, muntah-muntah, perut
kembung, mulas,
- disentri, diare,
- sukar buang air besar pada penderita
penyakit hati,
- sakit kepala, sakit gigi,
- batuk, demam,
- hidung berlendir,
- lemah syahwat,
- sukar melahirkan,
- neurastenia, dan
- tekanan darah rendah.
Bagian akar dapat digunakan untuk:
- kembung, pencernaan terganggu,
- tidak dapat hamil karena rahim
dingin,
- membersihkan rahim setelah
melahirkan,
- badan terasa lemah,
- stroke,
- rematik, gout, dan nyeri pinggang.
Daun dapat digunakan untuk mengatasi:
- kejang perut dan
- sakit gigi.
CARA PEMAKAIAN :
Buah sebanyak 2,5 - 5 g dijadikan pil
atau direbus, lalu diminum. Untuk pemakaian luar, buah dijemur kering lalu
digiling menjadi bubuk. Bubuk ini dihirupkan melalui hidung atau dimasukkan ke
gigi yang berlubang (karies dentis). Juga digunakan untuk rematik dan parem
setelah melahirkan.
Akar sebanyak 2,5 g direbus, atau
dijadikan pil, bubuk. Pemakaian luar untuk obat luka dan sakit gigi. Daun untuk
obat kumur pada radang mulut.
CONTOH PEMAKAIAN :
1. Neurastenia :
Cabe jawa 6 butir, rimpang alang-alang 3 batang, rimpang lempuyang
3/4 jari, daun sambiloto segar 1 genggam, gula enau 3 jari, dicuci
dan dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan 4 gelas air bersih
sampai tersisa 2 1/4 gelas. Setelah dingin disaring lalu diminum.
Sehari 3 kali, masing-masing 3/4 gelas.
2. Masuk angin :
Cabe jawa 3 butir, daun poko (Mentha arvensis L.) dan daun
kesumba keling (Bixa orellana L.), masing-masing 3/4 genggam, gula
enau 3 jari. Bahan-bahan tersebut dicuci lalu dipotong-potong
seperlunya. Rebus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 2 1/4
gelas. Setelah dingin saring, lalu minum 3 kali sehari @ 3/4 gelas.
3. Membersihkan rahim setelah
melahirkan, obat kuat:
Akar kering cabe jawa sebanyak 3 g digiling halus. Seduh dengan
air panas, hangat-hangat diminum sekaligus.
4. Pencernaan terganggu, batuk, ayan,
demam sehabis melahirkan, menguatkan lambung, paru dan jantung : Buah cabe jawa
kering sebanyak 5 g ditumbuk halus. Tambahkan madu secukupnya sambil diaduk
merata, lalu diminum sekaligus.
5. Sakit gigi :
a. Daun cabe jawa yang segar sebanyak 3 lembar dicuci lalu
ditumbuk. Seduh dengan 1/2 gelas air panas. Selagi hangat
disaring, airnya dipakai untuk kumur-kumur.
b. Akar lekat dikunyah beberapa saat, lalu dibuang.
6. Kejang perut :
Daun cabe jawa segar sebanyak 3 lembar dicuci lalu ditumbuk.
Seduh dengan 1 gelas air panas. Selagi hangat disaring Ialu
diminum sekaligus
7. Urus-urus untuk penderita penyakit
hati :
Cabe Jawa 3 butir dan rimpang lempuyang seukuran ibu jari
ditumbuk. Tambahkan 1 sendok makan air matang sambil diaduk
rata, lalu peras dan saring. Airnya diminum sekaligus.
8. Demam :
Buah yang kering sebanyak 3 g digiling halus, lalu diseduh dengan
1/2 gelas air panas. Kemudian minumlah bersama ampasnya selagi
hangat.
CATATAN : Penderita panas dalam dan
perempuan hamil dilarang minum ramuan tumbuhan ini.
3.
Serai (Cymbopogon citratus)
a.
Gambar Serai
a.
Ciri-Ciri Serai
Berupa rumput-rumputan tegak, menahun,
perakarannya sangat dalam dan kuat. Batang tegak atau condong, membentuk
rumpun, pendek, masif, bulat (silindris), gundul seringkali di bawah bukunya
berlilin, penampang lintang batang berwarna merah. Daunnya tunggal, lengkap,
pelepah daun silindris, gundul, deringkali bagian permukaan
dalam berwarna merah, ujung berlidah (ligula), helaian lebih dari separuh menggantung, remasan berbau aromatik.
Bunganya susunan malai atau bulir majemuk, bertangkai atau duduk, berdaun: pelindung nyata, biasanya berwarna sama, umumnya putih.
Bunganya susunan malai atau bulir majemuk, bertangkai atau duduk, berdaun: pelindung nyata, biasanya berwarna sama, umumnya putih.
b.
Taksonomi
Serai
Kingdom :
Plantae
Divisi :
Magnoliophyta
Kelas :
Liliopsida
Ordo :
Poales
Famili :
Poaceae
Genus :
Cymbopogon
Spesies :
Cymbopogon citratus
c.
Nama Lain Serai
Indonesia :
Serai
Jawa : sereh, sere
Sumatera : serai, sorai, atau sange-sange
Kalimantan: belangkak,
senggalau, atau salai
NTT : see, nau sina, bu muke
Sulawesi : tonti atau sare
Maluku : hisa atau isa
d.
Kandungan Kimia Serai
Mengandung minyak atsiri yang terdiri dari sitrat, sitronelol, a-pinen, kamfen, sabinen,
mirsen, felandren beta, p-simen, limonen, cis-osimen, terpinol, sitronelal,
borneol, terpinen -4-ol, a-terpineol, geraniol, farnesol, metilheptenon,
n-desialdehida, dipenten, metil heptanenon, bornilasetat, geranilformat,
terpinil astet, sitronil asetat, geranil asetat, beta-elemen, beta-kariofilen,
beta-bergamoten, trans-metilsoeugenol, beta-kadinen, elemol, kariofilen oksida.
Senyawa lain adalah geranial, geranil butirat, lomonen, eugenol dan
metileugenol.
e.
Manfaat Cabai Serai
·
Serai dan manfaatnya
pada sistem saraf. Minyak
esensial yang mengandung Serai juga dapat bermanfaat untuk memperkuat dan
meningkatkan fungsi sistem saraf. Hal itu disebabkan minyak Serai tersebut akan
memberikan efek yang menghangatkan, melemaskan otot, dan meredakan
kejang-kejang.
·
Serai mencegah
penyakit kanker. Ada penelitian
yang menjelaskan bahwa setiap 100 gram Serai mengandung zat antioksidan yang
kita tahu bermanfaat untuk mencegah terjadinya penyakit kanker. Kemudian,
penelitian yang dilakukan oleh tim dari University Gurion di
Israel telah menemukan bahwa dalam Serai ada senyawa yang dapat mematikan sel
kanker tanpa merusak sel sehat.
·
Memperindah kulit. Penggunaan daun Serai juga sudah terjadi dalam bidang
kosmetik yang digunakan untuk memperindah kulit. Efek dari penggunaan kosmetik
yang mengandung daun Serai adalah dapat menghilangkan jerawat dan berfungsi
juga sebagai penyegar.
·
Serai untuk mengobati
gangguan pencernaan. Serai sangat
bermanfaat untuk mengatasi gangguan pencernaan, sakit perut, masuk angin,
mengurangi gas dari usus, diare.
·
Detoksifikasi
Serai juga sangat baik untuk detoksifikasi tubuh dengan cara meningkatkan jumlah buang air kecil. Hal tersebut tentunya sangat bermanfaat untuk membuat seluruh organ pencernaan seperti hati, pankreas, ginjal, dan juga kandung kemih bersih dan sehat karena beragam racun akan tersingkir.
Serai juga sangat baik untuk detoksifikasi tubuh dengan cara meningkatkan jumlah buang air kecil. Hal tersebut tentunya sangat bermanfaat untuk membuat seluruh organ pencernaan seperti hati, pankreas, ginjal, dan juga kandung kemih bersih dan sehat karena beragam racun akan tersingkir.
·
Serai Bisa Mengobati
infeksi kulit. Kadungan zat
anti-mikroba dan anti-bakteri Penelitian menunjukkan, serai memiliki
kandungan zat anti-mikroba dan anti-bakteri. Kandungan tersebut berguna
khususnya dalam mengobati infeksi pada lambung, usus, saluran kemih dan luka.
Belakangan, Serai juga banyak dipercaya dapat menyembuhkan berbagai macam
penyakit seperti infeksi kulit, tipus, keracunan makanan, dapat juga meredakan
bau badan.
3. Kitolod (Isotoma longiflora)
a.
Gambar Kitolod
a.
Ciri-Ciri Umum Kitolod
Kitolod
merupakan tanaman semak yang memiliki tangkai bunga yang panjang, sesuai dengan
nama latinnya (longiflora). Mahkotanya berbentuk bintang dan berwarna
putih bersih. Secara sekilas mirip dengan mahkota melati untuk teh (Ipteknet,
2005).
Tinggi tanaman ini sekitar 50cm, habitus semak, dan
merupakan tanaman semusim. Bergetah putih yang rasanya tajam dan mengandung
racun. batangnya berbentuk bulat, berkayu, dan berwarna hijau. Daun berbentuk
panjang, berwarna hijau, permukaan kasar, ujung runcing, pangkal menyempit,
tepi melekuk ke dalam, bergigi sampai melekuk menyirip. Daun merupakan daun
tunggal dengan ukuran 2-3cm dan panjangnya 5-15cm. Bunga berbentuk lonceng
dengan mahkota berbentuk bintang. Biji berbentuk bulat telur, berukuran kecil
dan berwarna putih. Akar tanaman ini berupa akar tunggang (Ali, 2003; Smith,
2001).
Memiliki daun yang bagian pinggirnya
tidak rata, seperti daun yang lainnya, namun dapat digambarkan seperti garis
gergaji.Warna daunya hijau tua, jika telah berbunga, bunganya berwarna putih.
Batangnya kurang lebih berdiameter 1 cm, menciut dari bawah ke atas menjadi
berdiameter kecil dan apabila batangnya kita pegang, terasa agak keras.Dan
batangnya berwarna hijau muda.
b.
Ciri-Ciri
Khusus Kitolod
Kitolod cocok untuk tumbuh di daerah dataran tinggi
yang dingin meskipun sebenarnya dapat tumbuh di dataran rendah. Kitolod yang
ditanam pada dataran rendah memberikan hasil yang kurang sempurna, yaitu daun
tidak setebal di dataran tinggi dan daunnya tumpul (Ali, 2003).
c.
Taksonomi
Kitolod
·
Kingdom : Plantae
·
Subkingdom :
Tracheobionta
·
Super Division :
Spermatophyta
·
Division :
Magnoliophyta (Angiospermae)
·
Class : Magnoliopsida
·
Subclass : Asteridae
·
Order : Campanulales
·
Family : Campanulaceae
·
Genus : Isotoma
·
Species : Isotoma
longiflora (Wild.) Presl
d.
Nama Lain Kitolod
Indonesia : Bunga
bintang, Kitolod
Malaysia : Lidah
payau
Inggris :
Star of Bethlehem
e.
Kandungan Kimia
Kitolod
Kandungan
kimia di dalamnya, semisal senyawa alkaloid yakni lobelin, lobelamin dan
isotomin. Daunnya mengandung alkaloid, saponin, flavonoid, dan polifenol. Getah
tanaman mengandung racun, tetapi bagian tanaman lain memiliki efek antiradang
(antiflamasi), antikanker (antineoplasmik), menghilangkan nyeri dan
menghentikan pendarahan.
f.
Manfaat Kitolod
Bagian tanaman
yang digunakan: Daun, dan seluruh bagian tanaman. Hati-hati dengan getah yang
beracun. Penggunaan daun tidak boleh lebih dari 3 lembar dalam 1 kali
penggunaan. Sebelum digunakan, usahakan selalu dicuci bersih bagian tanaman
yang akan digunakan (Ali, 2003).
Kitolod
digunakan sebagai obat tetes yang dapat untuk mengobati gangguan pada mata.
Terdapat 3 cara untuk membuatnya, yaitu (Ali, 2003):
1. Cara
pertama:
§
Ambil 3 lembar daun
kitolod yang segar lalu dicuci bersih
§
Dimasukkan dalam
mangkuk berisi air bersih sebanyak 5 sendok makan, lalu tulang daun
ditekan-tekan hingga keluar cairan. Daun kemudian dibuang
§
Dimasukkan air yang
bercampur dengan cairan dari tulang daun kitolod pada botol kaca
2. Cara kedua:
§
Ambil 3 lembar daun
kitolod yang segar lalu dicuci bersih
§
Daun tersebut dijemur
di bawah sinar matahari
§
Daun kering
dihancurkan lalu diseduh dengan air bersih
§
Seduhan tersebut
disaring dari ampas daun kitolod
§
Air seduhan kemudian
dimasukkan dalam botol kaca
3. Cara
ketiga:
§
Ambil 3 lembar daun
kitolod yang segar lalu dicuci bersih
§
Dimasukkan dalam
mangkuk yang berisi air lalu dilumatkan daun kitolod tersebut
§
Air tersebut disaring
dan hasil saringannya dimasukkan dalam botol kaca
Indikasi
penggunaan ramuan ini adalah diteteskan pada bagian mata 2-3 tetes dalam
sehari. Ramuan yang sudah dibuat dapat disimpan dalam lemari es hingga 1
minggu.
Penyakit lain
yang dapat disembuhkan (Ali, 2003; Ipteknet, 2005; Smith, 2001):
1. SAKIT GIGI : Dua lembar daun dicuci bersih lalu ditumbuk halus, taruh pada
lubang gigi yang sakit.
2. ASMA, BRONCHITIS, RADANG TENGGOROKAN : Tiga lembar daun dicuci bersih lalu
direbus dengan 2 gelas air bersih sampai tersisa satu gelas. Setelah dingin di
saring lalu di minum. Lakukan 2 kali sehari, pagi dan sore
3. LUKA : Daun secukupnya dicuci bersih lalu ditumbuk sampai halus, tempelkan
pada luka lalu di balut dengan kain bersih. Ganti 2 ‑ 3 kali sehari.
4. OBAT KANKER : Daun 3 lembar berikut batangnya, di rebus dengan 5 gelas air
hingga menjadi 1 – 2 gelas dengan api kecil. Air rebusan di minum beberapa kali
hingga habis dalam sehari
5. KATARAK : 1 lembar daun yang sudah bersih ditambah 5 sendok makan air
bersih kemudian tulang daun ditekan tekan dengan sendok. Daunnya dibuang,
airnya 3-5 tetes diteteskan kemata, didiamkan sejenak, kotoran mata dibuang
kemudian mata dicuci dengan air rebusan daun sirih.
6. INFEKSI TELINGA : Telinga yang terinfeksi diteteskan dengan ramuan kitolod
sekitar 2-3 tetes.
hmm
ReplyDelete